Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

BERTOBAT KEPADA TUHAN DAN TERBUKA KEPADA SESAMA

 Renungan Hari Sabtu, 01-10-2022 Pesta sta. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus, PrwPujG, PelMisi Yes. 66:10-14a atau 1Kor. 12:31-13:13; Mat. 18:1-5 Nabi Yesaya dalam bacaan pertama meyakinkan bangsa Israel untuk tidak ragu dalam mengikuti dan mengimani Tuhan, apa pun situasi yang dihadapi. Tuhan pasti menjamin hidup umat-Nya dengan memberikan rezeki berlimpah. Bagi yang tetap percaya dan setia pasti memperoleh jalan keselamatan dari Tuhan. Bagi orang beriman akan selalu mengusung sikap rendah hati dan sekaligus berjiwa besar. Dalsm kerendahan hati seorang beriman akan senantiasa membangun sikap tobat di dalam hidupnya. Juga ia memiliki jiwa besar ketika diaTuhan . terbuka terhadap sesama. Melalui sikap tobat dan terbuka kepada sesama itulah seorang beriman menemukan hakekat hidup sejati yang bahagia. Tuhan sumber penghiburan dan kekuatan bagi orang beriman. Sesama adalah teman seperjalanan menuju keselamatan abadi yang disediakan Tuhan. Dalam kebersamaan dan persaudaraan orang saling ...

TUHAN SUMBER KEBIJAKSANAAN

 Renungan Hari Jumat, 30-09-2022 PW St Hieronimus, ImPujG  Ayb. 38:1.12-21;39:36-38;  Luk. 10:13-16 Allah itu Mahabijaksana. Dia mengenal segala sesuatu di dunia dan menyelami segala tingkah laku manusia. Ayub mengakui kebijaksanaan ilahi yang tidak terbatas itu dan yang mengajarkan kekekalan hidup. Ayub sadar akan kerapuhan manusiawinya dan takluk di hadapan Allah.  Yesus di dalam injil mengecam orang-orang yang tegar hati (kota Khorazim, Betsaida, Kapernaum) yang sekalipun menyaksikan mukjizat yang dikerjakan-Nya namun mereka tidak percaya. Oleh sebab itu penghakiman sudah ada bagi mereka.  Santu Hieronimus yang diperingati pestanya oleh Gereja hari ini, mengajarkan kita untuk mengenal kehendak Tuhan melalui Kitab Suci. Setiap orang yang membaca dan merenungkan Sabda Tuhan di dalam Kitab Suci akan mengenal dan mencintai Dia yang telah bersabda dalam Kitab Suci itu. Secara khusus dalam Bulan Kitab Suci ini kita diajak untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan mel...

PARA MALAEKAT MELAYANI ANAK MANUSIA

 Renungan Hari Kamis, 29-09-2022 Pesta Para Malaekat Agung: Mikael, Gabriel dan Rafael  Dan. 7:9-10.13-14 atau Why. 12:7-12a; Yoh. 1:47-51 Gereja merayakan pesta para Malaekat Agung: Mikael, kepala pasukan surgawi yang memimpin perang melawan iblis. Setan dalam bentuk ular naga tua itu dicampakkan ke bumi bersama para malaekatnya. Dia yang menjadi pelindung umat beriman dalam melawan setiap godaan si jahat.  Gabriel adalah malaekat yang membawa kabar sukacita keselamatan akan kelahiran Yesus kepada Maria. Para beriman adalah pembawa kabar sukacita kepada sesama, bukan menjadi pembawa bencana, gosip dan fitnah.  Rafael adalah malaekat yang menemani Tobia dan memberikan penyembuhan bagi Tobia yang buat. Umat beriman harus menjadi teman perjalanan bagi sesama untuk mencapai keselamatan dan mampu melihat keagungan karya Tuhan dengan mata iman.  Filipus menjadi pembawa dan teman perjalanan bagi Natanael untuk berjumpa dengan Yesus, Anak Allah Sang Juruselamat dunia....

ALLAH ITU BIJAK DAN KUAT

 Renungan Hari Rabu, 28-09-2022 Hari Biasa Pekan XXVI - Tahun C/II Ayb. 9:1-12.14-16; Luk. 9:57-62 Ketika saya baru mulai bertugas sebagai Pastor Paroki, salah seorang Ketua Komunitas Basis datang pada suatu sore. Kami saling berkenalan dan beliau bercerita banyak tentang kegiatan pastoral yang hebat di dalam paroki ini. Saya turut bangga dan berbesar hati karena rasanya tidak sulit lagi untuk melanjutkan pola kerja pastoral ini. Namun pada menit berikut dia mengungkapkan kesulitannya untuk menghadiri pertemuan pertemuan di paroki lantaran beliau sangat sibuk. Tapi beliau berjanji, "Pater, apa saja yang diputuskan dalam setiap rapat, saya siap melaksanakan!" Optomis juga dengar pernyataan ini. Namun seiring berjalannya waktu, setiap pertemuan orang ini tidak hadir, setiap keputusan rapat yang disampaikan satupun tidak dijalankan. Bahkan situasi di Komunitas Basisnya sama sekali tidak jalan, tidak ada karekese, tidak ada doa rosario bergilir, iuran kemandirian gereja tidak ter...

TUHAN DATANG UNTUK MENYELAMATKAN MANUSIA

 Renungan Hari Selasa, 27-09-2022 PW St Vincentius a Paulo, Imam Ayb. 3:1-3.11-17.20-23; Luk. 9:51-56 Ketika manusia mengalami krisis, seringkali dia mengutuki hidupnya. Sering didengar seseorang yang sakit begitu lama, sekalipun sudah berobat ke mana-mana tapi tidak sembuh, jadinya putus asa. Merasa hidupnya jadi beban. Mengapa harus dilahirkan? Mengapa Tuhan tidak segera mengambilnya? Keluhan ini juga dirasakan oleh Ayub. Namun di dalam penderitaan hebat ini justru Tuhan sedang merangkulnya. Betapa Tuhan mengasihinya.  Hal serupa secara manusiawi, Yesus juga mengalami krisis yang serupa. Yesus menderita, sedih dan hampir putus asa karena menyaksikan kebobrokan hidup manusia Yerusalem. Namun Yesus sadar bahwa misi-Nya adalah untuk menyelamatkan manusia. Oleh sebab itu, Yesus melarang murid-murid-Nya mengutuki orang yang menolak Dia.  Kita belajar dari pengalaman Ayub dan Yesus agar berani menghadapi penderitaan sebagai ujian iman. Jiga kita diajak agar tidak mudah terbua...

HANYA AKU SENDIRI YANG LUPUT....

 Renungan Hari Senin, 26-09-2022 Hari Biasa Pekan XXVI - Tahun C/II Ayb. 1:6-22;  Luk. 9:46-50 Kecenderungan umum manusia adalah mencari zona nyaman untuk diri sendiri atau kelompok. Bila terjadi suatu peristiwa yang dianggap merugikan dirinya, orang itu cenderung "cuci tangan"  tidak terlibat. Namun di sisi lain, ada kecenderungan pula untuk memperoleh banyak harta kekayaan, kenyamanan dalam jabatan dan kuasa, bangga mendapat penghormatan dan ingin dilayani. Dengan demikian orang tersebut juga suka menghindar serta menjauhkan diri dari kesusahan, penderitaan dan cobaan. Bila hal itu terjadi, maka pihak lain yang dituduh sebagai penyebabnya.  Kisah Ayub dalam bacaan pertama hari ini ada beberapa orang yang merasa bersyukur bahwa hanya dirinya yang luput dari berbagai peristiwa naas yang terjadi, sehingga dirinya yang dapat membawa kabar duka itu kepada Ayub. Menghadapi situasi sulit itu, Ayub tidak berontak, tidak marah dan tidak mempersalahkan Tuhan juga. Dia bahkan...

MARI, KITA SALING MENYELAMATKAN!

  Renungan Minggu Biasa XXVI, 24 Sept. 2022 Am. 6:1ab.4-7; 1Tim. 6:11-16;   Luk. 16:19-31 MARI, KITA SALING MENYELAMATKAN! Kita Semua Sama Franky Sahilatua Kurebahkan tubuhku, memandang bintang-bintang Ingatanku kembali pada masa kecil Kami semua bersaudara duduk di beranda Mendengar cerita ayah tentang kehidupan Kalau nanti datang waktu, orang hanya memandang Pada harta, pada pangkat, dan kekayaan Anak-anakku, dekatkan hatimu pada-Nya Bahwa kita diciptakan semua sama adanya Kita semua adalah sama Tanpa harta, apakah ada keangkuhan? Kita semua adalah sama Tanpa jabatan, apakah ada wibawa? Itu hanya untuk sementara Setiap kehidupan adalah fana Kalau nanti datang waktu, orang hanya memandang Pada harta, pada pangkat, dan kekayaan Anak-anakku, dekatkan hatimu pada-Nya Bahwa kita diciptakan semua sama adanya Kita semua adalah sama Tanpa harta, apakah ada keangkuhan? Kita semua adalah sama Tanpa jabatan, apakah ada wibawa? Itu hanya untuk semen...

DERITA DAN SALIB BERUJUNG KEBAHAGIAAN

 Renungan Hari Sabtu, 24-09-2022 Hari Biasa Pekan XXV - Tahun C/II Pkh. 11:9-12:8;  Luk. 9:43b-45 Sabda Tuhan yang disampaikan hari ini sangat terang-benderang meminta manusia untuk membuat pemetaan terhadap kepentingan hidupnya. Kitab Pengkotbah seolah mengeritik sikap manusia yang hanya mendewakan hal-hal fana duniawi seperti pesta pora, bersenang-senang dulu, singkatnya, hidup ini harus dinikmati saja. Gaya hidup konsumeristik dan hedonistis ini sangat membahayakan sebab jika Tuhan pada waktunya menarik kembali semua ciptaan-Nya kepada Diri-Nya, maka itulah yang disebut kesia-siaan. Oleh sebab itu harus hidup dalam kewaspadaan sebagai orang beriman.  Keterlenaan manusia akan apa yang dicapai hari ini ibarat orang orang semasa Yesus yang hanya mengagumi mukjizat yang dikerjakan-Nya tanpa mendalami serta memahami maknanya. Jika demikian, mukjizat itu hanya sesuatu yang sia-sia.  Tuhan Yesus hendak memberikan penegasan bahwa semua yang dikerjakan Diri-Nya selalu berb...

SIAPAKAH AKU MENURUT.....?

 Renungan Hari Jumat, 23-09-2022 PW St Padre Pio, Imam  Pkh. 3:1-11; Luk. 9:18-22 Hidup ini bagi seorang beriman akan membawa makna jika ada relasi yang intim dengan Tuhan sebagai sumber dan asal kehidupan ini. Perputaran waktu yang dialami oleh manusia ciptaan istimewa-Nya akan terasa sia-sia jika berjalan sendiri, tetapi jika dilewati dalam iman setiap waktu akan memberi makna hidup.   Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem bersama para murid-Nya ingin menanamkan nilai iman yang radikal, pasti tanpa ragu dan tidak mudah digoyahkan. Siapakah Aku menurut kamu, adalah pertanyaan Yesus kepada para murid-Nya supaya mereka sungguh mengalami hidup baru di dalam Dia. Supaya para murid-Nya bisa membedakan orang-orang yang tepat. Petrus sudah memberikan jawaban yang tepat. Dia tidak ragu lagi tentang pribadi dan misi Yesus. Dia adalah Mesias, Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan manusia.  Padre Pio adalah orang yang telah mengikuti jawaban Petrus untuk percaya kepada...

JANGAN CEMAS

 Renungan Hari Kamis, 22-09-2022 Hari Biasa Pekan XXV - Tahun C/II Pktbh. 1:2-11; Luk. 9:7-9 Yesus disebut oleh Kitab Wahyu sebagai Awal dan Akhir,Alfa dan Omega. Artinya apa? Yesus  itu yang sudah ada sejak sebelum segala sesuatu ada, dan tetap ada sampai kekal. Oleh sebab itu kehadiran Yesus itu membuat  Herodes menjadi cemas dan kuatir. Hal itu disebabkan oleh kekuasaan yang didewakan oleh Herodes tidak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh Yesus.  Herodes bingung orang seperti apakah Yesus itu? Makanya dia kira Yesus itu Yohanes Pembaptis ataupun salah seorang dari nabi nabi.  Kecemasan Herodes justru bentuk blunder dari pendewaannya terhadap kuasa, kemewahan, dan gaya hidup hedonistis. Semua bentuk pendewaan inilah yang membuat dia kuatir, cemas dan merasa sia-sia. Merasa segala sesuatu itu sia-sia maka hidupnya tidak bermakna lagi.  Agar hidup kita bermakna dan membawa kebahagiaan mesti fokuskan jalinan relasi dengan Yesus.  Yesus sudah bersab...

PANGGILAN KESELAMATAN

 Renungan Hari Rabu, 21-09-2022 Pesta St. Mateus, RasPenInjil Ef. 4:1-7.11-13; Mat. 9:9-13 Gereja merayakan Pesta Santu Mateus, salah seorang rasul dan jiga penulis injil. Mateus dengan profesi sebagai seorang pemungut cukai tentu memiliki keahlian dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat dari injil yang ditulisnya dengan sebuah sistematika yang jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.  Namun yang menjadi pusat perhatian kita lebih kepada sisi negatif profesi Mateus, di mana sudah menjadi pandangan umum banyak orang, pekerjaan sebagai pemungut cukai identik dengan koruptor, seorang penjahat sosial dan pendosa. Inilah yang menjadi buah omelan orang-orang farisi ketika melihat Yesus memanggil Mateus untuk mengikuti-Nya. Kejengkelan orang farisi semakin menjadi jadi ketika melihat Yesus duduk makan bersama Mateus dan kawan-kawan seprofesinya serta orang-orang berdosa lainnya. Untuk cara pandang negatif orang farisi ini Yesus hanya berkata bahwa Ia dat...

PENDENGAR DAN PELAKSANA SABDA-NYA ADALAH IBU DAN SAUDARA-SAUDARA-NYA

Renungan Hari Selasa, 20-09-2022 PW. St. Andreas Kim Taegon, Imam; St. Paulus Chong Hasang, cs. MrtKor.  Ams. 21:1-6.10-13; Luk. 8:9-21 Untuk menjadi percaya, orang harus mendengarkan dulu. Lalu berusaha untuk menyelami, meresapi dan selanjutnya menghayati dalam hidupnya atau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bila orang setia mendengar Sabda Tuhan, setia juga melakukannya dalam hidup nyata, maka Yesus sangat menghargainya dan menyebutnya sebagai ibu-Nya dan saudara-saudari-Nya. Mendapat predikat sebagai ibu dan saudara Yesus bukan hanya karena relasi biologis atau hubungan darah, melainkan lebih dari itu karena menghayati Sabda-Nya dalam kehidupan sehari-hari.  Kitab Amsal dalam bacaan pertama dengan jelas mengalamatkan seruannya kepada para pemimpin atau raja yang diumpamakan dengan batang air di tangan Tuhan untuk dialirkan ke mana saja seturut kehendak Tuhan. Namun apabila seorang pemimpin menyeleweng san membuat orang lain menderita maka Tuhan akan menghukumnya. Deng...

TEMPAT KEDIAMAN ORANG BENAR DIBERKATI TUHAN

 Renungan Hari Senin, 19-09-2022 Hari Biasa Pekan XXV - Tahun C/II Ams 3:27-34; Luk. 8:16-18 Yesus berbicara dalam injil hari ini tentang Pelita, tentang terang dan cahaya. Hakekat dan fungsi pelita adalah dinyalakan untuk memberi terang dan cahaya bagi semua orang ketika dalam kegelapan atau malam hari. Simbol terang dan cahaya ini selalu diingatkan oleh umat beriman ketika sedang berdoa, misa, pertemuan sharing Kitab Suci, dan sebagainya. Hal ini hendak memberi makna lebih dalam kepada hidup setiap orang beriman. Orang beriman menjadi Pelita yang memberi terang bagi dunia di kala gelap dan malam kelam. Maka cahaya hidup orang beriman itu mesti terus dijaga dan dirawat agar tidak redup dan padam. Menjadi pelita (lilin) memberi cahaya menuntut pengorbanan dan penyerahan diri yang total. Lilin rela mencair agar cahaya bisa jernih untuk banyak orang. Demikian kita orang beriman perlu belajar untuk berkorban bagi sesama, terutama bagi orang-orang yang sungguh membutuhkan bantuan kita....

BELAJAR HANYA MENGABDI KEPADA ALLAH YANG ESA

  Renungan Minggu Biasa XXV, 18 Sept. 2022 Am. 8:4-7; 1Tim. 2:1-8;   Luk. 16:1-13 (singkat 16:10-13) BELAJAR HANYA MENGABDI KEPADA ALLAH YANG ESA Santo Antonius, Abas, berkata, “Kumpulkanlah bagimu harta di surga daripada harta di bumi yang dapat dimakan ngengat.” Bacaan Injil hari Minggu ini mengajak kita untuk belajar menjadi setia kepada Allah yang esa. Kesetiaan itu merupakan sikap moral yang tidak begitu saja terjadi dan dimiliki oleh seseorang. Tetapi ia harus melewati suatu proses internalisasi yang Panjang sehingga seseorang sungguh-sungguh memilikinya. Sikap moral ini akan menjadi suatu karakter kepribadian seseorang. Akan tetapi kesetiaan ini tidak mudah diperoleh apalagi dimiliki. Situasi jaman dengan segala perkembangan teknologi serta kemajuannya membuat harga sebuah kesetiaan itu semakin mahal dan langka di dalam pasaran kehidupan ini. Kesetiaan itu penting dan mendasar bagi hidup manusia. Mengapa? Sebab dari kesetiaan itulah kaan lahirlah segala bentu...

HIDUP BARU DALAM IMAN

 Renungan Hari Sabtu, 17-09-2022 Hari Biasa Pekan XXIV - Tahun C/II 1Kor. 15:35-37.42-49; Luk. 8:4-15 Sangat alamiah bahwa sesuatu bertumbuh baru harus nelewati proses kematian benihnya. Tanpa benih yang mati maka tidak mungkin ada yang bertumbuh baru. Hidup baru harus melewati sebuah proses pembaharuan, pembersihan, dan hidup secara baru. Itulah kehidupan iman kita.  Bacaan-bacaan suci hari ini berbicara jelas tentang hal itu. Perumpamaan benih yang mati dan kehidupan rohani yang baru menjadi simbol tentang kebangkitan jiwa. Tubuh jasmani boleh mati tetapi tubuh rohani (jiwa) memperoleh hidup baru. Itulah iman yang terus bertimbuh dan hidup di dalam hati setiap orang percaya.  Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik.  Salam dan berkat,  Pastor Paroki EKUKARDO,  P. Kris Sambu SVD 

DIPANGGIL UNTUK BERSATU DENGAN KRISTUS

 Renungan Hari Jumat, 16-09-2022 PW St Kornelius, PausMrt dan St Siprianus UskMrt 1Kor. 15:12-20; Luk. 8:1-3 Gereja merayakan peringatan Santu Kornelius, seorang Paus dan Martir dan santu Siprianus, seorang uskup dan martir. Keduanya memang bersahabat namun bermisi di tempat berbeda dengan situasi yang berbeda pula. Namun mereka saling mendukung untuk misi yang sama yakni agar kerajaan Allah berkembang di tengah dunia ini sehingga semakin banyak orang yang diselamatkan. Situasi yang sulit dalam jamannya, membuat mereka semakin gigih berjuang sekalipun mengorbankan nyawanya.  Injil hari ini memperlihatkan buah pertobatan dan keselamatan yang Allah berikan melalui Yesus terhadap para wanita yang menyertai dan melayani rombongan Yesus dalam perjalanan misi-Nya.  Inilah bentuk panggilan bagi kita para beriman untuk juga ambil bagian dalam karya pewartaan sesuai bidang kehidupan kita masing-masing dengan saling mendukung satu sama lain.  Marilah kita memohon rahmat pertob...

DUKACITA PEMBAWA JURUSELAMAT

 Renungan Hari Kamis, 15-09-2022 PW. SP Maria Berdukacita Ibr. 5:7-9; Yoh. 19:25-27 (Luk. 2:33-35) Ada orang yang melihat dan menafsir penderitaan sebagai kutukan dari Tuhan terhadap manusia. Dalam sudut pandang seperti ini biasanya orang menjadi cepat putus asa dan kehilangan harapan hidup, bahkan Tuhan dibencinya dan dipandang tidak adil.  Berbeda dengan perspektif orang beriman tulus akan memahami dan menerima fakta penderitaan itu sebagai bagian tak terpisah dalam kehidupan seorang manusia. Bagi orang beriman semacam ini akan lebih mudah untuk mengambil jalan kesetiaan dan ketaatan kepada rencana dan kehendak Tuhan. Bagi mereka, maut bukanlah hal yang mesti ditakuti. Seorang beriman akan berani menghadapi maut dan mengalahkannya.  Nubuat Simeon terhadap Santa Perawan Maria menjadi nyata dalam peristiwa penyaliban. Anak yang dikandung dan dilahirkan kini harus mati secara keji di salib. Maria memandangnya sebagai kurban penebusan atas dosa-dosa manusia.  Maria ada...

SALIB ADALAH HIKMAT DAN KEKUATAN ALLAH

 Renungan Hari Rabu, 14-09-2022 Pesta Salib Suci  Bil. 21:4-9; Fil. 2:6-11; Yoh. 3:13-17 Hidup orang beriman merupakan sebuah ziarah atau perjalanan bersama dengan Tuhan. Tuhan mendidik dan membentuk karakter hidup yang benar bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya, sehingga iman yang dihidupi sungguh-sungguh murni dan tulus. Sukacita dan kegembiraan selalu berbarengan dengan penderitaan dan pengorbanan supaya iman seseorang sungguh tahan uji sampai pada akhirnya.  Perjalanan bangsa Israel ditandai dengan sikap setia dan penyangkalan. Ular tembaga di atas tiang menjadi simbol keselamatan dan penyembuhan jiwa raga oleh Yesus yang digantung di atas kayu salib.  Penderitaan dan pengorbanan salib merupakan jalan pengosongan diri yang paling agung. Barangsiapa yang hendak mengikuti Yesus, harus berani memikul salib dan kehilangan nyawanya sendiri. Dalam pengosongan diri itulah kekuatan Tuhan akan mengisi dan memenuhi hati nurani orang beriman.  Pengosongan diri Yesu...

PENTINGNYA SEBUAH KOMUNITAS

 Renungan Hari Selasa, 13-09-2022 PW. St. Krisostomus, UskPujg.  1Kor. 12:12-14.27-31a; Luk. 7:11-17 Santu Paulus menggambarkan situasi komunitas itu seperti tubuh yang memiliki banyak anggotanya: ada tangan, kaki, kepala, mata, telinga, hidung, dan seterusnya. Semuanya berperan aktif dan penting agar tubuh dapat mengalami situasi hidup yang sesungguhnya. Demikianlah Paulus menjelaskan kepada kita tentang hakekat sebuah komunitas yang kaya dengan himpunan orang-orang beriman yang berbeda asal, bahasa, suku bangsa, bakat dan karunia-karunia. Semuanya itu menjadi sebuah keindahan yang tercipta dalam kehidupan bersama. Oleh sebab itu, hidup komunitas harus dijaga, dirawat, dipelihara dan dikembangkan agar tetap menyebarkan kasih persaudaraan, damai dan sukacita, solidaritas dan kepedulian satu sama lain. Dengan cara demikian, komunitas akan selalu menjadi nafas kehidupan baru bagi setiap anggota yang mengalami kelesuan dan "kematian". Yesus di dalam injil hari ini hadir sebagai ...

IMAN DAN KERENDAHAN HATI

 Renungan Hari Senin, 12-09-2022 Hari Biasa Pekan XXIV - Tahun C/II 1Kor. 11:17-26; Luk. 7:1-10 Ada dua tokoh sentral dalam injil hari ini yakni Yesus dan Perwira. Perwira menjadi simbil "tuan" yakni seorang pribadi yang dihormati dan diagungkan. Dia memiliki bawahan yang dapat diperintahnya kapan saja dia mau. Namun perwira ini justru menampilkan diri sebagai seorang yang rendah hati di hadapan Tuhan Yesus. Kerendahan hati itu ditunjukkan dengan mencari orang yang dapat menyembuhkan hambanya yang sedang sakit hampir mati. Saking rasa hormatnya kepada Yesus, ia tidak sudi untuk bertemu langsung, tetapi ia mengutus beberapa orang tua-tua Yahudi guna menyampaikan permohonannya. Dia merasa tidak pantas untuk berhadapan dengan Yesus dan merasa tidak pantas pula untuk membiarkan Yesus masuk di dalam rumahnya. Ia merasa begitu rendah di hadapan Tuhan Yesus. Dalam kerendahan hatinya itu tersirat iman yang begitu teguh, sehingga ia berkata, "Katakanlah sepatah kata saja, maka ha...

BELAJAR MENJADI BERBELAS KASIH SEPERTI ALLAH

  Renungan Minggu Biasa XXIV, 11 Sept. 2022 Kel.  32:7-11.13-14; 1Tim. 1:12-17;   Luk. 15:1-32 (singkat 15:1-10) BELAJAR MENJADI BERBELAS KASIH SEPERTI ALLAH Santa Helena berkata, “Allah mempunyai belas kasihan bagi yang berharap kepada-Nya.” Hampir di semua media social, elektronik dan cetak saat ini ramai berbicara tentang kasus seorang petinggi polri yang tersandung kasus pembunuhan terhadap seorang anak buahnya. Kasus Ferdy Sambo dan Joshua. Ada banyak perspektif dalam mengomentari kasus ini. Ada yang kecewa dan mengutuk perbuatan seorang pejabat tinggi, dan menaruh rasa belas kasihan terhadap seorang anggota biasa dengan pangkat rendah. Ada pula yang cobba memberikan penilaian secara seimbang dengan membuat berbagai analisis dan asumsi-asumsinya. Pada ujungnya, satu hal yang pasti dan semua orang hamper sepakat, bahwa hukum harus ditegakkan, hukum tidak boleh tebang pilih, ….. Jika ada terjadi pelanggaran hukum maka mesti ada pengadilan untuk menyadarkan pela...

JAUHILAH PENYEMBAHAN BERHALA

 Renungan Hari Sabtu, 10-09-2022 Hari Biasa Pekan XXIII - Tahun C/II 1Kor. 10:14-22a; Luk. 6:43-49 Hidup ini adalah pilihan. Sebagai pilihan harus dipastikan, jangan mendua dan ragu-ragu. Ketika orang bersikap mendua dan bimbang, maka pilihan itu tidak dapat dijalani dengan baik bahkan gagal. Hidup kristiani adalah pilihan untuk setia dan selalu berada di dalam Tuhan. Ketika seorang beriman mulai mendua dan bimbang maka ia mulai menyimpang kepada kekuatan lain. Itulah penyembahan berhala. Bentuk penyembahan berhala itu bamyak. Bisa berupa uang, harta kekayaan, jabatan, status sosial, keangkuhan intelektual, popularitas dan prestasi besar, dan sebagainya. Akhirnya prioritas nilai hidup menjadi kabur dan bahkan hilang.  Yesus di dalam injil memberikan beberapa contoh tentang prioritas nilai hidup. Pertama perumpamaan tentang pohon dan buahnya. Buah yang baik datang dari pohon yang baik. Buah yang buruk dihasilkan oleh pohon yang buruk pula. Kalau Yesus adalah pohon yang baik, ma...

TUGAS MEWARTAKAN INJIL

 Renungan Hari Jumat, 09-09-2022 Hari Biasa Pekan XXIII - Tahun C/II 1Kor. 9:16-19.22b-27; Luk. 6:39-42 Paulus memberikan contoh hidup yang berkualitas bagi setiap orang beriman. Pertobatan tidak sekedar diucapkan dengan kata-kata belaka, melainkan lebih dari itu dengan tindakan dan perbuatan nyata. Paulus yang dahulu adalah seorang penjahat dan penganiaya pengikut Kristus, kini berkomitmen untuk menjadi seorang Pewarta Injil tanpa upah. Dan bahkan Paulus tahu adalah sebuah kesalahan besar jika ia tidak mewartakan injil. Jadi pengabdian Paulus ini merupakan buah dari pertobatannya yang radikal.  Tuhan Yesus di dalam injil coba meredam keinginan jahat orang-orang sombong yang cenderung mempersalahkan dan menghakimi sesama saudaranya. Ketika seseorang kurang rendah hati dan mempersalahkan sesamanya, sesungguhnya  ia sedang menampilkan kesombongan dan keangkuhan hati pribadinya. Pertobatan adalah jalan ideal untuk orang kembali kepada jalan Tuhan, kembali menghargai sesamany...

ENGKAU YANG TERKECIL DI ANTARA....

 Renungan Hari Kamis, 08-09-2022 Pesta Kelahiran SP Maria Mik. 5:1-4a; Rom. 8:28-30; Mat. 1:18-23 Gereja merayakan Pesta Kelahiran SP Maria. Orang kudus yang berperan sentral dalam sejarah keselamatan umat manusia sejagat. Ramalan para nabi berabad abad lamanya akhirnya terpenuhi. Dosa asal manusia pertama (Adam dan Hawa) tertebus melalui SP Maria, Hawa baru dan Yesus Kristus, Sang Adam baru.  Nabi Mikha menyampaikan nubuat tentang Dia yang menjadi pemenuhan janji keselamatan, seorang pemimpin besar yang dilahirkan oleh seorang perempuan di Betlehem. "Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, daripadamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel.... " Kehadiran Maria membuka lembaran baru sejarah penyelamatan umat manusia.  Kisah sejarah keselamatan bangsa Israel dan umat manusia diwarnai dengan berbagai suka duka, cacat cela dan dosa yang justru dilakukan oleh tokoh-tokoh penting, namun semuanya itu tidak menghenti...

MENGISI HIDUP AGAR JADI BERARTI

 Renungan Hari Rabu, 07-09-2022 Hari Biasa Pekan XXIII - Tahun C/II 1Kor. 7:25-31; Luk. 6:20-26 Santu Paulus memberi nasihat kepada jemaat Korintus supaya jangan sia-siakan hidup ini. Entah lama atau singkat kita hidup, hendaknya kita mengisi hidup ini supaya berarti, bermakna. Paulus agak kuatir kalau hidup ini jadinya sia-sia jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Bagi Paulus rasanya sangat singkat hidup ini. Entah bentuk  panggilan hidup itu seperti apa, semuanya harus diberi makna. Hidup berkeluarga, hidup membiara, hidup bujang, semuanya harus disyukuri dan diisi dengan hal-hal baik dan positif.  Yesus dalam injil menyapa kita para murid untuk optimis dengan masa depan kita di dalam Tuhan. Ada banyak tantangan, kesulitan dan cobaan, namun kita harus bisa bertahan dan melewatinya supaya bisa mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan hidup yang sejati. Kesempurnaan dan kebahagiaan hidup sejati hanya ada di dalam Tuhan. Tuhan-lah sumber kebahagiaan sejati itu.  Mengisi h...

JADILAH ORANG YANG BERHIKMAT

 Renungan Hari Selasa, 06-09-2022 Hari Biasa Pekan XXIII - Tahun C/II 1Kor. 6:1-11; Luk. 6:12-19 Rupanya situasi hidup jemaat di Korintus semakin chaos, kacau balau, perselisihan semakin meruncing di antara saudara, berbagai kejahatan mulai muncul dari berbagai sudut kehidupan. Sulit dibendung. Ada saling tuding siapa yang menjadi biang keroknya. Ada sikap mencuci tangan. Bukan saya yang melakukan, tetapi dia. Begitu kira-kira yang terjadi sehingga timbul sikap saling menghakimi.  Paulus cukup emosi dan kesal. Oleh sebab itu nasihanya lumayan tajam dan keras. "Tidak adakah di antaramu seorang yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara saudaranya?" Persoalan sebetulnya bukan karena tidak ada orang berhikmat, melainkan karena orang mencari keadilan pada orang yang tidak tepat, yaitu orang yang tidak beriman. Paulus mempertanyakan sejauh mana kedalaman iman mereka. Jika imannya mendalam maka mereka akan lebih berbahagia karena menderita ketidakadilan dan dirugikan, daripada mel...

JADILAH SAKSI KEBAIKAN DAN KEKUDUSAN

 Renungan Hari Senin, 05-09-2022 Hari Biasa Pekan XXIII - Tahun C/II 1Kor. 5:1-8; Luk. 6:6-11 Santu Paulus berpesan kepada umat Korintus agar bersikap rendah hati dan tahu diri. Jika sudah bersalah hendaknya mengakui kesalahan itu dan bertobat, bukan menyombongkan diri. Terhadap orang yang bersalah, pantas badannya dibinasakan tetapi rohnya perlu diselamatkan.  Yesus dalam injil menunjukkan belaskasihan yang mendalam terhadap orang sakit dan memberikan kesembuhan sekalipun harus melanggar hari sabat. Yesus hendak mengatakan kebenaran ini: kasih adalah wujud kebaikan Tuhan bagi manusia, maka pantaslah manusia harus saling mengasihi. Juga hendak memperlihatkan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan atas hari sabat sehingga hari sabat itu adalah hari yang kudus. Ketika orang melakukan cintakasih pada hari sabat seperti menyembuhkan orang sakit, maka sejatinya hari sabat menjadi kesempatan manusia beriman berjumpah dalam kekudusan Allah sendiri. Oleh sebab itu setiap orang beriman dipanggil ...

OLEH KEBIJAKSANAAN ALLAH MANUSIA DISELAMATKAN

Gambar
  Renungan Minggu Biasa XXIII, 04 Sept. 2022 Keb. 9:13-18; Film. 9b-10.12-17;   Luk. 14:25-33 OLEH KEBIJAKSANAAN ALLAH  MANUSIA DISELAMATKAN Santo Evaristus berkata, “Ketegasan mengambil keputusan diperlukan dalam mengikuti Tuhan.”   Tidaklah mudah pada zaman sekarang untuk membuat sebuah keputusan mengikuti seseorang atau sebuah Lembaga/institusi. Banyak orang yang mengalami pengalaman-pengalaman traumatis karena keputusan yang diambil gegabah, tanpa pertimbangan matang, atau tanpa menyelidiki dengan seksama. Hal itu bisa merangsek masuk dlam banyak bidang kehidupan manusia. Sebagai contoh kita bisa kemukakan beberapa hal: -          Seorang anak yang akan masuk perguruan tinggi, mungkin agak sulit mengambil keputusan, jurusan mana yang cocok dan sanggup dihadapinya. Ada yang bertanya kepada orangtua, teman-teman, guru-gurunya…. Biasanya anak-anak seperti ini cukup sukses karena diberi wawasan cukup sebelum dia men...

KAMI BODOH OLEH KARENA KRISTUS, TETAPI KAMU ARIF DALAM KRISTUS

 Renungan Hari Sabtu, 03-09-2022 PW. St. Gregorius Agung, PausPujG 1Kor. 4:6b-15; Luk. 6:1-5 Santu Paulus dan Apolos memberikan nasihat yang bisa dinilai sangat keras, namun semuanya itu hanya dengan tujuan mendidik umatnay, bukan untuk mempermalukan mereka. Paulus dan Apolos menyatakan secara jelas bahwa segala pekerjaan, pengorbanan, pelayanan dan pemberian diri mereka bukan untuk mencari kepentingan serta popularitas diri mereka. Semuanya dilakukan agar semakin injil dikenal dan dipahami oleh semua orang yang percaya kepada-Nya.  Dalam menghayati iman kepada-Nya ada garis garis pedoman tuntunan atau hukum yang dapat meluruskan setiap tingkah laku dan peri hidup manusia. Namun di atas hukum dan peraturan itu aspek kemanusiaan harus diutamakan. Itulah hukum kasih. Hukum-hukum lain hanya merupakan sarana tambahan untuk meningkatkan kualitas hidup, kedisiplinan dan kepatuhan secara benar. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa hukum dibuat untuk kepentingan dan keselamatan manusia...

JADILAH ORANG YANG DIPERCAYAI

 Renungan Hari Jumat, 02-09-2022 Hari Biasa Pekan XII - Tahun C/II 1Kor. 4:1-5; Luk. 5:33-39 Santu Paulus memberi apresiasi dan dukungan bagi para pelayan Allah. Yang dituntut dari para pelayan Allah menurut Paulus adalah mereka harus dapat DIPERCAYAI. Jika dapat dipercayai maka seorang pelayan Allah tidak perlu takut akan pengadilan yang dilakukan oleh manusia. Paulus ambil contoh akan dirinya sendiri. Dia tidak takut diadili ssbab segala sesuatu yang dia kerjakan adalah benar di hadapan Allah dan berguna bagi keselamatan sesama. Jadi sesungguhnya hanya Allah-lah yang berhak untuk menghakimi, sedangkan sesama manusia sama sekali tidak ada kapasitas untuk menghakimi.  Yesus dalam injil juga mengeritik mereka yang mau menghakimi para murid-Nya yang tidak berpuasa. Masalah puasa Pertama-tama bukanlah hal untuk dipamerkan. Alasan Yesus karena "sang mempelai" yakni Diri-Nya masih bersama mereka. Akan tetapi ketika Yesus memasuki saat-saat dihakimi oleh dunia, disesah, dianiaya, d...