DERITA DAN SALIB BERUJUNG KEBAHAGIAAN
Renungan Hari Sabtu, 24-09-2022
Hari Biasa Pekan XXV - Tahun C/II
Pkh. 11:9-12:8; Luk. 9:43b-45
Sabda Tuhan yang disampaikan hari ini sangat terang-benderang meminta manusia untuk membuat pemetaan terhadap kepentingan hidupnya. Kitab Pengkotbah seolah mengeritik sikap manusia yang hanya mendewakan hal-hal fana duniawi seperti pesta pora, bersenang-senang dulu, singkatnya, hidup ini harus dinikmati saja. Gaya hidup konsumeristik dan hedonistis ini sangat membahayakan sebab jika Tuhan pada waktunya menarik kembali semua ciptaan-Nya kepada Diri-Nya, maka itulah yang disebut kesia-siaan. Oleh sebab itu harus hidup dalam kewaspadaan sebagai orang beriman.
Keterlenaan manusia akan apa yang dicapai hari ini ibarat orang orang semasa Yesus yang hanya mengagumi mukjizat yang dikerjakan-Nya tanpa mendalami serta memahami maknanya. Jika demikian, mukjizat itu hanya sesuatu yang sia-sia.
Tuhan Yesus hendak memberikan penegasan bahwa semua yang dikerjakan Diri-Nya selalu berbarengan dengan pengorbanan, penderitaan, salib dan kematian. Jika orang beriman mampu melewati liku-liku hidup "emas" ini maka dirinya seakan sudah keluar dari dapur api yang menghasilkan emas murni yakni kebahagiaan sejati.
Marilah kita hidup dalam kewaspadaan iman, menyelami karya-karya-Nya di tengah kehidupan sehari hari yang tampak biasa-biasa saja namun sarat makna akan kebesaran Cinta Tuhan mau menyelamatkan manusia.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu SVD
Amin,trmksh Pater
BalasHapusTerima kasih Opa Pater
BalasHapus