IMAN DAN KERENDAHAN HATI
Renungan Hari Senin, 12-09-2022
Hari Biasa Pekan XXIV - Tahun C/II
1Kor. 11:17-26; Luk. 7:1-10
Ada dua tokoh sentral dalam injil hari ini yakni Yesus dan Perwira. Perwira menjadi simbil "tuan" yakni seorang pribadi yang dihormati dan diagungkan. Dia memiliki bawahan yang dapat diperintahnya kapan saja dia mau. Namun perwira ini justru menampilkan diri sebagai seorang yang rendah hati di hadapan Tuhan Yesus. Kerendahan hati itu ditunjukkan dengan mencari orang yang dapat menyembuhkan hambanya yang sedang sakit hampir mati. Saking rasa hormatnya kepada Yesus, ia tidak sudi untuk bertemu langsung, tetapi ia mengutus beberapa orang tua-tua Yahudi guna menyampaikan permohonannya. Dia merasa tidak pantas untuk berhadapan dengan Yesus dan merasa tidak pantas pula untuk membiarkan Yesus masuk di dalam rumahnya. Ia merasa begitu rendah di hadapan Tuhan Yesus. Dalam kerendahan hatinya itu tersirat iman yang begitu teguh, sehingga ia berkata, "Katakanlah sepatah kata saja, maka hambaku akan sembuh." Iman dan kerendahan hati memudahkan Tuhan untuk mengabulkan permohonan sang perwira.
Tokoh penting lain adalah Yesus sendiri. Dia adalah Putera Allah yang telah merendahkan diri untuk melayani manusia, terutama manusia berdosa yang mencari keselamatan. Mendengar permintaan perwira melalui para utusan itu, Yesus segera pergi untuk menjumpai sang perwira dan memyembuhkan hambanya itu. Tuhan merendahkan diri dan berkorban demi keselamatan manusia.
Santu Paulus dalam bacaan pertama melalui suratnya kepada jemaat Korintus menegur dengan keras karena mereka tidak bersikap rendah hati dan tidak menunjukkan iman yang benar dalam hidupnya. Perkumpulan rohani (Ekaristi) yang mereka selenggarakan justru menjadi ajang persaingan dan mempermalukan satu sama lain. Egoisme mereka muncul dalam perkumpulannya karena tujuannya untuk memegahkan diri. Paulus marah dan menegurnya. Sesungguhnya Yesus sudah memberikan teladan kerendahan hati dan pengorbanan pada malam perjamuan terakhir ketika Dia memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai santapan jiwa kita. Dia berkorban dan melayani kita para murid-Nya. Mengapa kita bersaing dan enggan saling melayani?
Marilah kita memohon rahmat pertobatan dan kerendahan hati dari Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik.
Di hadapan terang Sabda Allah dan Roh pemberi karunia, lenyaplah kegelapan dosa dan kebutaan manusia tak beriman. Dan semoga hati Yesus hidup dalam hati semua manusia. Amin.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu SVD
Aminn,trmksh Pater
BalasHapus