PENDENGAR DAN PELAKSANA SABDA-NYA ADALAH IBU DAN SAUDARA-SAUDARA-NYA

Renungan Hari Selasa, 20-09-2022

PW. St. Andreas Kim Taegon, Imam; St. Paulus Chong Hasang, cs. MrtKor. 

Ams. 21:1-6.10-13; Luk. 8:9-21

Untuk menjadi percaya, orang harus mendengarkan dulu. Lalu berusaha untuk menyelami, meresapi dan selanjutnya menghayati dalam hidupnya atau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bila orang setia mendengar Sabda Tuhan, setia juga melakukannya dalam hidup nyata, maka Yesus sangat menghargainya dan menyebutnya sebagai ibu-Nya dan saudara-saudari-Nya. Mendapat predikat sebagai ibu dan saudara Yesus bukan hanya karena relasi biologis atau hubungan darah, melainkan lebih dari itu karena menghayati Sabda-Nya dalam kehidupan sehari-hari. 

Kitab Amsal dalam bacaan pertama dengan jelas mengalamatkan seruannya kepada para pemimpin atau raja yang diumpamakan dengan batang air di tangan Tuhan untuk dialirkan ke mana saja seturut kehendak Tuhan. Namun apabila seorang pemimpin menyeleweng san membuat orang lain menderita maka Tuhan akan menghukumnya. Dengan kata lain, tugas seorang pemimpin hendaknya menjadi tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan sesamanya, menyalurkan berkat dan rahmat bagi sesama. Hal itu membutuhkan pengorbanan dan penyerahan diri yang total bahkan sampai mencurahkan darahnya demi kesaksian iman yang benar itu. Santo Andreas Kim Taegon dan Santo Paukus Chong Hasang, dan kawan-kawan yang Gereja kenangkan pestanya hari ini sudah menjadi contoh orang yang mendengar dan melaksanakan Sabda-Nya. Mereka pantas disebut sebagai ibu dan saudara-saudara-Nya. 

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik. 


Salam dan berkat, 

Pastor Paroki EKUKARDO, 

P. Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU