Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

BERTOBAT, MERENDAHKAN DIRI DAN MENJADI SEPERTI ANAK KECIL

 Renungan Hari Jumat, 01-10-2021 Pesta Sta. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus, PrwPujG  Yes. 66:10-14c. Atau 1Kor. 12:31-13:13 Mat. 18:1-5 Pada hari ini Gereja merayakan pesta Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus. Injil mengajarkan kita untuk bertobat, merendahkan diri dan menjadi seperti seorang anak kecil. Mengapa demikian? Menurut Yesus, untuk memiliki Kerajaan Surga seseorang harus bertobat dari segala dosanya, ia harus bersikap rendah hati, dan meniru sikap-sikap positif seperti seorang anak kecil; yakni polos, jujur, apa adanya, tulus dan pasrah. Yesus dengan sengaja menjadikan anak kecil sebagai contoh, sebab orang dewasa sulit dipercayai, suka berkelit dan membela diri, angkuh dan senantiasa memegahkan diri sebagai yang terbaik, terhebat dan banyak berjasa bagi orang lain, pembangunan, dan berbagai cerita sukses lainnya lantaran dirinya. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa orang dewasa yang bersikap demikian, tidak akan memperoleh bagian di dalam Kerajaan-Nya. Sebalikny...

DAMAI SEJAHTERA BAGI RUMAH INI

 Renungan Hari Kamis, 30-09-2021 PW. St. Hieronimus, ImPujG  Neh. 8:1-4a.5-6.7b-12; Luk. 10:1-12 Injil hari ini berkisah tentang pengutusan para murid Yesus untuk mewartakan kabar sukacita keselamatan kepada banyak orang. Sebelum mereka diutus, para murid dibimbing oleh Yesus untuk memperhatikan prinsip-prinsip dalam pewartaan itu. Pertama, para murid harus percaya kepada penyelengaan-Nya. Oleh sebab itu mereka tidak perlu cemas dengan segala urusan perbekalan, uang, persenjataan, bahkan pembelanya. Tuhan tetap menyertai mereka. Kedua, kesulitan dan tantangan pasti mereka hadapi dalam seluruh proses karyanya. Mereka ibarat domba yang diutus ke tengah serigala. Mereka harus kreatif mencari jalan. Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.  Ketiga, selalu berada dalam suasana damai. Jika masuk ke sebuah rumah, sampaikan salam damai sejahtera bagi rumah itu. Damai sejahtera adalah ciri dan karakter hidup orang beriman, seorang murid Kristus. Dalam damai itu ada pengampun...

SESUNGGUHNYA ENGKAU AKAN MELIHAT LANGIT TERBUKA DAN MALAEKAT-MALAEKAT ALLAH TURUN NAIK KEPADA ANAK MANUSIA

 Renungan Hari Rabu, 29-09-2021 Pesta Para Malaekat Agung : S. Mikhael, S. Gabriel, S. Rafael  Dan. 7:9-10.13-14 / Why. 12:7-12a; Yoh. :1:47-51 Dalam dunia militer, apabila seseorang berhasil melakukan suatu pekerjaan besar (misalnya berhasil membekuk teroris), akan diberi penghargaan berupa kenaikan pangkat atau jabatan tertentu. Demikian pula bagi seorang aparat sipil negara yang berprestasi diberikan piagam penghargaan tertentu.  Hari ini Gereja merayakan pesta para Malaekat Agung, yakni Mikhael, Gabriel dan Rafael. Ketiga malaekat Tuhan ini digelari "agung" karena mereka berperan besar dalam karya penyelamatan Allah. Malaekat Mikhael dihormati karena berhasil sebagai panglima surgawi yang telah menumpas setan dan para malaekat lainnya yang melawan Allah. Malaekat Gabriel merupakan utusan Tuhan untuk membawa warta sukacita kepada manusia dan menyampaikan kabar gembira kepada Maria sebagai Bunda Yesus, Sang Sabda yang menjelma. Sedangkan Malaekat Rafael diutus oleh Tuha...

ANAK MANUSIA DATANG BUKAN UNTUK MEMBINASAKAN, MELAINKAN UNTUK MENYELAMATKANNYA

 Renungan Hari Selasa, 28-09-2021 Zak. 8:20-23; Luk. 9:51-56 Agak umum bahwa manusia cenderung memusuhi dan membinasakan orang-orang yang mengecewakannya. Rasanya ingin membalas dan membinasakannya. Hari ini kita dapat melihat juga kejadian itu ketika Yakobus dan Yohanes, murid-murid-Nya yang ingin membinasakan orang Samaria. Sebab orang Samaria tidak mau menerima Yesus untuk mampir di wilayah mereka. Yakobus dan Yohanes ingin menunjukkan diri sebagai orang orang yang setia kepada Sang Guru. Mereka ingin agar kekecewaan mereka itu dibalas setimpal biar orang Samaria pun mengalami kesengsaraan dan penderitaan. Namun Yesus tidak sepakat dengan cara berpikir mereka yang suka membalas dendam, membenci dan ingin membuat orang lain menderita. Oleh sebab itu Yesus katakan bahwa Dia datang untuk menyelamatkan orang (berdosa), bukan untuk membinasakannya. "Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya." Perilaku Yakobus dan Yohanes mungkin juga m...

MENJADI BESAR DI HADAPAN TUHAN

 Renungan Hari Senin, 27-09-2021 PW St Vincentius a Paulo, Imam  Zak. 8:1-8; Luk. 9:46-50 Adalah hal yang wajar orang berjuang dan berusaha untuk menjadi yang terbaik, menjadi orang besar, menjadi kaya, memiliki  pengaruh dan kekuatan tertentu, berprestasi di dalam hidupnya. Konsep-konsep duniawi ini akan membawa nilai positif dan keselamatan jika diselaraskan dengan konsep "orang besar" sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Apa konsep "orang besar" menurut kehendak Tuhan?  Orang besar di hadapan Tuhan adalah orang yang memiliki hati untuk mengasihi dan melayani, hati yang peduli dengan sesama yang menderita, hati yang tahu menghargai dan menghormati sesama dengan segala keunikannya, hati yang berani berjuang demi keadilan, kebenaran dan kebaikan.  Di hadapan Tuhan, status sosial dan jabatan, kuasa dan kekayaan bukanlah ukuran kebesaran seseorang. Akan tetapi setiap orang yang menggunakan secara bijaksana karunia jabatan dan kuasa, kekayaan dan harta miliknya untu...

BARANGSIAPA TIDAK MELAWAN KITA, IA ADA DI PIHAK KITA

 Renungan Hari Minggu, 26-09-2021 HARI MINGGU BIASA XXVI  Bil. 11:25-29; Yak. 5:1-6;  Mrk. 9:38-43.45.47-48 Inti warta Sabda Tuhan hari Minggu ini adalah agar para anggota Gereja Kristus menjadi pribadi-pribadi yang dapat memberikan kegembiraan, sukacita, penghiburan, kekuatan, kebaikan, serta pelayanan bagi sesama di sekitar, dan secara istimewa bagi mereka yang sangat membutuhkan pertolongan kita. Terkadang hal-hal itu tidak mudah kita lakukan karena di dalam diri kita masih bercokol sikap egoisme yang kuat, pelit, serakah, dan tidak peduli dengan sesama.  Sabda Tuhan hari ini memperlihatkan kepada kita bahwa sesungguhnya kemampuan untuk berbuat baik adalah suatu gerakan Roh di dalam hati dan budi kita. Persoalannya, apakah kita cukup peka untuk menanggapi gerakan Roh tersebut? Ataukah, apakah kita cukup terbuka untuk belajar dari orang lain yang sudah berusaha menanggapi gerakan Roh tersebut? Atau bahkan kita mengkerdilkan dan mempersempit ruang gerak Roh hanya pa...

DENGARLAH DAN CAMKANLAH SEGALA PERKATAAN-KU INI: ANAK MANUSIA AKAN DISERAHKAN KE DALAM TANGAN MANUSIA

 Renungan Hari Sabtu, 25-09-2021 Zak. 2:1-5.10-11a; Luk. 9:43b-45 Seorang imam muda membagi pengalamannya ketika ia harus menghadapi kenyataan pahit yakni kematian orang yang sangat dekat dengan dirinya terutama dalam karya pastoralnya. Seorang anggota DPP yang sangat dekat dengan pastor itu meninggal dunia. Figur kebapakan dan selalu bertindak secara bijak ketika menghadapi berbagai persoalan pastoral, membuat pastor itu tidak bisa menerima kenyataan kematian yang menimpa tokoh yang dikaguminya. Misa pemakaman dan kotbah tidak bisa dipimpinnya. Untung saja ada rekan pastor lain yang hadir dan memimpin misa pemakaman tersebut. Pastor itu mengatakan, "Saya sudah sering berkotbah tentang makna kematian, hidup sesudah mati, kepasrahan dan penyerahan diri pada penyelenggaraan ilahi, memikul salib dan menderita bagi umat. Namun saat ini seperti ada tamparan hebat yang menimpa saya. Saya belum siap menerimanya." Yesus dalam injil hari ini mengulangi lagi warta penderitaan sebagai M...

SIAPAKAH YESUS MENURUT KATA ORANG DAN MENURUT AKU?

 Renungan Hari Jumat, 24-09-2021 Hag. 2:1b-10; Luk. 9:19-22 Yesus dalam injil hari ini bertanya lagi kepada para murid-Nya, apa kata orang dan kata para murid-Nya sendiri tentang Diri-Nya. "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Dan Yesus bertanya pula, "Menurut kamu (para murid-Ku), siapakah Aku ini?" Jawaban para murid tentang pikiran orang banyak, dapat diterima oleh Yesus. Namun Yesus ingin tahu, apa isi hati mereka yang sudah sehari-hari dekat dengan Diri-Nya? Jawaban Petrus benar karena memang dicerahkan oleh Roh Kudus, "Mesias dari Allah." Jawaban Petrus itu belum meyakinkan Yesus, sebab Yesus tahu bahwa Petrus belum bisa menerima "jalan salib" yang kelak dilalui Yesus, segala bentuk penderitaan yang akan dihadapi Yesus. Petrus dan kawan-kawannya masih berpikir secara sempit, apa yang mereka butuhkan di dalam dunia ini, yakni kenyamanan diri, kebutuhan makan minum terpenuhi, aman-aman saja dengan tetangga. Itu sudah cukup.  Yesus mau supaya...

SIAPAKAH GERANGAN DIA INI, YANG KABARNYA MELAKUKAN HAL-HAL DEMIKIAN?

 PW St Padre Pio, Im.  Hag. 1:1-8; Luk. 9:7-9 Tindakan dan amal kasih Yesus dengan menyembuhkan orang sakit, memberi makan bagi yang lapar, membangkitkan orang mati, mengampuni orang berdosa, semuanya itu telah menimbulkan keresahan dalam diri Herodes sebagai penguasa di wilayah Yudea. Kecemasan Herodes cukup beralasan, sebab jika popularitas Yesus semakin meluas, maka akan ada kemungkinan besar banyak orang yang tidak percaya kepada raja, iya dan berbalik mengikuti Yesus.  Memang masalah kekuasaan dan jabatan seringkali menjadi pergulatan pikiran manusia. Ada dorongan untuk menjabat kekuasaan tertentu, sekalipun kemampuan untuk menjalankan kekuasaan atau lebih tepat tugas kepemimpinan itu lemah. Bahkan berbagai macam cara dihalalkan agar bisa memperoleh jabatan dan kuasa tersebut. Atau ada juga yang enggan terbuka dan jujur untuk mundur dari jabatan karena ketidakmampuan itu, namun selalu ada cara pembenaran diri atau "mengkambinghitamkan" orang lain sebagai penyebab keg...

MEREKA MEWARTAKAN INJIL DAN MENYEMBUHKAN ORANG SAKIT

 Renungan Hari Rabu, 22-09-2021 Ezr. 9:5-9; Luk. 9:1-6 Cerita injil hari ini tentang pengutusan para murid oleh Yesus Samg Guru. Tujuan perutusan mereka dengan mengusung misi kemanusiaan yakni menyembuhkan orang orang sakit dan mengusir roh-roh jahat yang membelenggu orang orang sakit itu. Di balik karya kemanusiaan itu ada misi pewartaan tentang Kerajaan Surga. Kerajaan Surga yang diwartakan itu sebagai suatu situasi dan kondisi orang terbebas dari segala bentuk penyakit dan tidak dibelenggu oleh roh-roh jahat. Kerajaan Surga hadir dan dialami di dalam kehidupan seseorang, keluarga, komunitas dan masyarakat yang terbebas.  Para murid melewati masa formasi bersama Yesus dengan segala pengalaman. Mereka dibimbing untuk senantiasa percaya akan penyelenggaraan Tuhan, oleh sebab itu mereka dinasihati untuk tidak terlalu mengkuatirkan perihal makan minum, pakaian, tempat tinggal dan bahkan sola dukungan orang-orang yang dijumpai. Sebab Yesus sudah tahu bahwa tidak semua orang jujur...

TUHAN DAPAT MELURUSKAN JALAN HIDUP YANG BENGKOK

 Renungan Hari Selasa, 21-09-2021 Pesta St Matius, Rasul dan pengarang injil  Ef. 4:1-7.11-13; Mat. 9:9-13 Gereja merayakan pesta Santu Matius, seorang rasul dan pengarang injil. Latar belakang Matius ternyata berasal dari kalangan pemungut cukai. Sebuah status sosial dan profesi yang sangat tidak disukai oleh masyarakat. Pemungut cukai identik dengan seorang koruptor, suka mencuri uang rakyat dengan membuat perhitungan bombastis (mark-up). Siapa sangka seorang pemungut cukai itu ternyata salah satu sasaran cinta Tuhan. Yesus secara spontan memanggil Matius, "Ikutlah Aku!" Hebatnya lagi pemungut cukai itu tidak bertanya, untuk apa dipanggil dan mengikuti Dia. Dengan spontan pula langsung ia mengikuti Yesus. Matius tidak lagi berpikir tentang uang dan kekayaannya, dan terlebih dia tidak hiraukan "apa kata orang " tentang dirinya. Akibatnya Yesus pun dinilai telah menajiskan diri gara-gara dekat dengan pemungut cukai dan makan di rumahnya lagi bersama sahabat-sahabat ...

MENJADI PELITA BAGI SESAMA

 PW St Andreas Kim Taegon, Im, dan Paulus Chong Hasang, dkk Mrt Korea  Ezr. 1:1-6; Luk. 8:16-18 Fungsi pelita atau lampu semua orang tahu yakni untuk menerangi ruangan dan orang orang yang berada di dalamnya. Untuk lebih maksimal dalam menerangi, maka pelita itu harus diletakkan pada tempat yang seharusnya, yakni di atas kaki dian atau di tempat tertentu yang strategis. Yesus dalam injil hari ini mengajak kita umat beriman untuk berfungsi seperti pelita di dalam hidup ini. Agar kita sungguh seperti pelita bernyala dalam hidup ini maka kita harus menempatkan diri secara tepat sehingga bertahan terhadap tiupan angin kencang, badai macam apapun tidak dapat memadamkannya. Kaki dian kita adalah Tuhan sendiri, sehingga kita harus dan mutlak perlu untuk selalu bersatu "melekat" pada sumber kaki dian yang hidup itu.  Yesus sebagai Sabda yang menjelma telah ada dan hadir di tengah kita, sekaligus mendesak kita untuk bisa berperan sebagai pelita di tengah dunia yang digelapi dosa, ...

ANAK KECIL ADALAH PEMILIK KERAJAAN ALLAH

 Renungan Hari Minggu, 19-09-2021 Hari Minggu Biasa XXV  Keb. 2:12.17-20; Yak. 3:16-4:3; Mrk. 9:30-37 Gereja merayakan hari Minggu Biasa XXV hari ini. Sabda Tuhan yang disampaikan berkisah tentang beberapa hal.  Pertama, wejangan Yesus tentang jalan penderitaan yang akan dilewati-Nya. Hal itu disampaikan kepada para murid-Nya agar mereka mengerti dan memahami sebagai pengikut-Nya. Sebab Yesus kuatir kalau para murid-Nya salah mengerti bahwa dengan mengikuti Dia, otomatis mereka memperoleh kebahagiaan, ketenangan dan keselamatan. Ternyata jalan Yesus adalah jalan salib, derita dan bahkan dibunuh. Tetapi harapan jelas dan dijamin yakni pada hari ketiga Dia akan bangkit. Jalan penderitaan yang kelak dilalui Yesus sebetulnya sudah dirancang oleh para penjahat, kaum fasik yang membenci kebenaran, kejujuran dan kesetiaan. Kitab Kebijaksanaan dengan jelas mengatakan hal itu. Mereka mau menguji apakah orang benar itu akan bertahan terhadap ejekan, olokan, penganiayaan serta keker...

BERUSAHALAH MENJADI TANAH YANG SUBUR

 Renungan Hari Sabtu, 18-09-2021 1Tim. 6:13-16; Luk. 8:4-15 Yesus memberikan pengajaran berupa perumpamaan tentang seorang penabur. Dan kepada para murid-Nya dijelaskan arti dari seluruh perumpamaan tersebut. Dengan demikian pembaca semuanya, termasuk kita menjadi mengerti tentang seluruh perumpamaan itu.  Kita memahami bahwa Firman Tuhan yang diwartakan ibarat benih yang ditaburkan. Sedangkan orang orang beriman dilukiskan dengan "tanah" dalam berbagai kategori. Kategori tanah yang digambarkan adalah kualitas iman kita. Ada yang seperti tanah di pinggiran jalan, di celah-celah batu, di tengah semak duri, dan juga tanah yang subur sarat nutrisi untuk pertumbuhan benih. Kita pada dasarnya sebagai orang beriman berusaha untuk menjadi "tanah subur" agar Firman Tuhan, Benih Sabda itu menghasilkan banyak buah bernas : ada damai, sukacita, kerukunan, solidaritas, peduli dengan sesama, dan sebagainya. Kita berusaha untuk menjadi tanah yang subur dengan setia mendengarkan S...

IMAN YANG DISERTAI RASA CUKUP, MEMBERI KEUNTUNGAN BESAR

 Renungan Hari Jumat, 17-09-2021 1Tim. 6:2c-12; Luk. 8:1-3 Santu Paulus dalam bacaan pertama memberikan nasihat peneguhan kepada muridnya Timotius untuk mentaati ajaran Tuhan dengan setia, untuk tidak menjadi tawar hati di dalam hidup, dan terlebih jangan terkecoh oleh ajaran-ajaran sesat. Bagi Paulus, orang orang yang menyebarkan ajaran sesat itu suka mencari-cari kesalahan dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, iri hati, fitnah, curiga dan berpikiran negatif tentang sesama. Dan lebih dari itu, orang orang tipe ini mengira agama itu suatu sumber keuntungan. Kita seringkali mendengar ocehan sembunyi-sembunyi "memangnya saya dapat apa kerja untuk gereja?" Menurut versi Paulus cara berpikir seperti ini sesungguhnya sebuah penyesatan.  Paulus memberikan satu sudut pandang lain kepada Timotius, dan tentu kepada kita para beriman juga, bahwa orang perlu memiliki iman dalam sebuah tugas pengabdian dan pelayanan. Tanpa dasar iman, orang akan merasa rugi dan sia-sia apa yang dil...

BANYAK BERBUAT KASIH, BANYAK MEMPEROLEH PENGAMPUNAN

 Renungan Hari Kamis, 16-09-2021 PW St Kornelius, Paus dan St Siprianus, UskM  1Tim. 4:12-16; Luk. 7:36-50 Perjumpaan Yesus dan wanita pendosa terjadi di rumah orang farisi yang bernama Simon. Orang farisi itu menjamu Yesus untuk makan. Kesempatan itu menjadi momen rahmat dan keselamatan bagi wanita pendosa di kota itu. Mungkin saja dia sudah menanti lama kesempatan untuk bisa berjumpa dengan Yesus Sang Sabda itu. Ketika saat ini tiba, dia memanfaatkan dengan sungguh-sungguh tanpa peduli apa kata orang tentang dia.  Namun di mata orang farisi, Simon, justru Yesus-lah yang disoroti, bukan wanita pendosa itu. "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini, tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang pendosa." Terhadap pemikiran negatif orang farisi tentang Yesus dan tentang wanita pendosa itu, Yesus memanfaatkan peluang ini untuk mewartakan pertobatan kepada Simon, orang farisi itu, dan menunjukkan belaskasihan pengampunan ...

BERIMAN SEPERTI BUNDA MARIA

 Renungan Hari Selasa, 15-09-2021 PW SP Maria Berdukacita Ibr. 5:7-9; Yoh. 19:25-27 atau Luk. 2:33-35 Adalah sebuah kenyataan dalam hidup sehari hari kita menyaksikan bagaimana seorang ibu berjuang habis-habisan demi anak yang pernah dilahirkannya. Ia akan berkorban apa saja demi kebahagiaan anaknya. Sebab bagi seorang ibu (juga bapak) anak adalah segala-galanya. Seorang ibu rela tidak tidur semalaman jika anaknya sakit, ia berhutang demi membiayai kesehatan atau pendidikan anaknya, ia berdoa siang malam demi Kesuksesan dan masa depan anaknya. Oleh sebab itu wajarlah kalau seorang ibu akan sangat sedih jika melihat anaknya gagal, sakit, atau hidupnya merana tak tentu arah.  Pada hari ini Gereja memperingati Santa Perawan Maria Berdukacita. Maria berdukacita karena harus menyaksikan anaknya yang tunggal, yakni Yesus Sang Sabda, yang menderita di kayu salib sampai wafat. Hati Maria sebagai seorang ibu tentu hancur berantakan dan mengalami kedukaan serta kesedihan yang amat dalam...

SALIB KEHIDUPAN

 Renungan Hari Selasa, 14-09-2021 Pesta Salib Suci  Bil. 21:4-9; Fil. 2:6-11; Yoh. 3:13-17 Gereja merayakan pesta Salib Suci hari ini. Jika berbicara tentang salib bagi seorang kristiani tentu tidak bisa dilepaspisahkan dari pemikiran tentang Yesus Sang Sabda. Sebab Yesus Sang Sabda yang menjelma itu sudah disalibkan untuk menebus dosa dosa umat manusia. Jadi tidak dapat dipkirkan karya penebusan umat manusia oleh Yesus Sang Sabda jika tidak menghadirkan salib. Yesus Sang Sabda sudah mengidentikan karya keselamatan itu terjadi melalui salib. Anak Manusia ditolak oleh tua-tua Yahudi, dianiaya, dibunuh dan disalibkan, namun bangkit pada hari ketiga.  Dalam tradisi kuno, salib dipakai untuk menghukum para penjahat. Oleh sebab itu beban hukuman ini menjadi sangat berat baik secara fisik maupun psikis. Yesus mengalami beratnya hukuman salib bukan karena Dia seorang penjahat dan pendosa, melainkan Cinta-Nya yang paling radikal untuk kita sehingga Dia rela menanggung dosa dan ke...

BELAJAR MENJADI ORANG BERIMAN YANG RENDAH HATI

 Renungan Hari Senin, 13-09-2021 PW St Yohanes Krisostomus, UskPujG  1Tim. 2:1-8; Luk. 7:1-10 Ada alasan kuat sang Perwira tidak mau datang sendiri untuk menjumpai Yesus, ketika hambanya yang sangat disayangi itu sakit nyaris mati. Dia mengutus para tua-tua Yahudi untuk meminta Yesus datang menyembuhkan hambanya. Dan ketika Yesus sudah mendekati rumahnya, dia mengutus sahabat-sahabatnya yang lain untuk memberitahu Yesus tidak usah sampai di rumahnya. Tetapi cukuplah "katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." Sang perwira itu adalah seorang beriman. Berkat imannya itu ia menjadi seorang yang sangat rendah hati. Tentu jabatan sebagai seorang perwira cukup terhormat, berada dan dipandang penting, memiliki anak buah yang selalu siap melakukan apa yang diperintahkan olehnya. Namun di hadapan Yesus Sang Sabda dan Tabib, perwira itu menempatkan dirinya sebagai seorang hamba yang tidak layak menerima Dia, Tuhan di rumahnya. Iman dan kerendahan hati selalu beriring di ...

SIAPAKAH YESUS MENURUT SAYA?

 Renungan Hari Minggu, 12-09-2821 HARI MINGGU BIASA XXIV  Yes. 50:5-9a; Yak. 2:14-18; Mrk. 8:27-35 Siapakah Yesus bagiku? Siapakah Yesus bagi keluargaku? Siapakah Yesus bagi parokiku? Siapakah Yesus bagi Gereja?  Inilah pertanyaan-pertanyaan yang diadopsi dari pertanyaan Yesus kepada para murid-Nya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Terhadap pertanyaan Yesus itu, Petrus menjawab dengan tegas bahwa Yesus adalah Mesias. "Engkau adalah Mesias!" Namun, gambaran Mesias dalam pikiran Petrus adalah Mesias sebagai raja dengan segala keagungan dan kekuasaan; dengan segala pasukan perang dan persenjataan lengkap; memiliki kekayaan dan jabatan. Bukti bahwa gambaran Mesias ala Petrus itu salah, ketika Yesus mengajarkan mereka (para murid-Nya) bahwa Anak Manusia akan menanggung penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Petrus tidak rela hal itu terjadi bahkan dia menarik Yesus ke samping dan mene...

POHON YANG BAIK MENGHASILKAN BUAH YANG BAIK

 Renungan Hari Sabtu, 11-09-2021 1Tim. 1:15-17; Luk. 6:43-49 Biasanya ketika seorang calon religius memasuki tahapan tahapan formasi, sudah dimintakan biodata, riwayat hidup, cita-cita dan hasratnya masuk biara, latarbelakang kehidupan keluarga, pendidikan, dan sebagainya. Data-data awal ini menjadi dasar pegangan para pembina (formator) untuk mendampingi lebih lanjut calon bersangkutan. Dalam proses formasi itu dapat terlihat atau terungkap hal-hal yang mungkin amat pribadi dan tersembunyi, yang dapat saja menjadi "kerikil" yang menghambat bagi calon tersebut. Namun jika calon tersebut dengan segala kejujuran dan pengorbanan, penyerahan diri dan berani "kehilangan" pengalaman buruk masa lalunya, maka hampir pasti dia akan terbantu dan maju dalam proses formasinya.  Dalam bacaan pertama melaui suratnya kepada Timotius, Santu Paulus mengungkap dengan jujur siapakah dirinya. Paulus mengakui bahwa dia adalah salah seorang yang diselamatkan oleh Tuhan melalui Yesus Kris...

TOBATKAN DIRI SENDIRI DULU BARU TOBATKAN ORANG LAIN

 Renungan Hari Jumat, 10-09-2021 1Tim. 1:1-2.12-14; Luk. 6:39-42 Santu Paulus memberikan kesaksian hidup yang sangat aktual bagi kita para beriman melalui suratnya kepada Timotius, yang disebutnya sebagai anaknya yang sah dalam iman. Sebelum Paulus memberikan nasihat-nasihat penting dan luar biasa kepada orang-orang yang dia kasihi, kepada jemaat-jemaat yang dibangunnya, terlebih dahulu dia menunjukkan pertobatan dirinya. Paulus mengakui bahwa dirinya adalah penghojat dan penganiaya Kristus. Namun berkat kasih dan pengampunan yang ia terima dari Tuhan, kini dia boleh diutus untuk membawa kabar sukacita keselamatan bagi semua orang. Paulus sudah merasakan bahwa dirinya menjadi berarti hanya karena dikasihi Tuhan. Rahmat pengampunan telah menyelamatkan dirinya.  Sebetulnya apa yang telah dihayati oleh Paulus itu sedang ditampilkan oleh Yesus dalam injil hari ini. Yesus mengajak kita umat beriman untuk selalu introspeksi diri refleksi dan memeriksa kondisi batin, hati, pikiran, t...

KENAKANLAH CINTAKASIH, TALI PENGIKAT YANG MEMPERSATUKAN DAN MENYEMPURNAKAN

 Renungan Hari Kamis, 09-09-2021 Kol. 3:12-17; Luk. 6:27-38 Untuk mengingat jasa seseorang yang sudah berbuat baik bagi kita, tidak lain dan tidak bukan, berbuat baik juga kepadanya. Entah secara langsung kepada yang bersangkutan, ataupun kepada seseorang, anaknya atau siapapun yang memiliki relasi dengan yang bersangkutan. Itu hal yang sangat manusiawi. Dengan itu orang tidak dibilang "lupa jasa", ibarat kacang lupa kulitnya.  Yesus dalam injil hari ini memberikan teguran cukup keras kepada kita para pengikut-Nya. Yesus mau agar kita jangan melakukan sesuatu hanya bersifat standar saja. Mengasihi orang yang mengasihi kita, berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat baik kepada kita, itu normal. Tidak ada nilai lebihnya. Yesus mau agar kita bisa berbuat hal yang ada nilai tambahnya.  Nilai tambah yang ditawarkan oleh Yesus adalah hal yang di luar kebiasaan manusia, yang tidak lumrah. Yakni mencintai musuh, berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat terhadap kita, jan...

ALLAH MENYERTAI KELUARGA BERIMAN

 PESTA KELAHIRAN SP MARIA Mik. 5:2-5a; Atau Rom. 8:28-38; Mat. 1:1-16.18-23 Hari ini Gereja merayakan pesta kelahiran SP Maria. Maria berasal dari sebuah keluarga beriman, anak bapak Yoakim dan ibu Anna. Maria hidup, bertumbuh dan berkembang bersama keluarga yang saleh. Oleh sebab itu buah dari pendidikan yang baik ini menghasilkan seorang gadis saleh, taat pada kehendak Tuhan dan siap mengikuti kehendak-Nya dalam iman.  Iman Maria yang bertumbuh dari keluarga ini menyadarkan kita para anggota Gereja-Nya akan betapa penting dan berharganya sebuah nilai pendidikan  keluarga.  Sebuah kejadian dua hari lalu di wilayah saya, seorang gadis remaja (15 tahun) minggat dari rumah sekitar jam tengah malam. Setelah dua kali dua puluh empat jam, anak gadis itu tidak pulang, orangtuanya melapor kepada polisi. Polisi coba memposting foto gadis remaja cantik itu, dan dalam tempo satu jam sudah ada petunjuk di mana gadis itu berada, dan dijemput kembali oleh keluarganya. Hasil inves...

PANGGILAN KEMURIDAN YESUS ADALAH PANGGILAN KASIH

 Renungan Hari Selasa, 07-09-2021 Kol. 2:6-15; Luk. 6:12-19 Injil mengisahkan tiga hal bagi kita para beriman hari ini.  Pertama, Yesus berdoa semalam-malaman di atas sebuah bukit. Yesus memohon kekuatan Bapa-Nya agar Ia bisa menunaikan tugas perutusan yang telah dan sedang dilakukan. Secara khusus, rupanya Yesus meminta terang Roh Bapa-Nya agar Dia dapat membuat keputusan yang tepat (disermen) dalam karya-karya-Nya, antara lain memilih para rasul-Nya.  Kedua, Yesus memilih para rasul sebanyak dua belas orang. Mereka dipilih setelah Yesus melewati proses disermen, melalui doa kepada Bapa-Nya semalam-malaman. Yesus memilih para rasul yang terdiri dari orang-orang kecil dan sederhana, dengan berbagai latar belakang kehidupan yang bermacam-macam. Sekalipun dalam perbedaan perbedaan itu, Yesus berhasil membuat mereka hidup dalam persekutuan, dalam kebersamaan dan persaudaraan, mereka setia untuk mengikuti Yesus dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Yang mengikat persekut...

MANAKAH YANG DIPERBOLEHKAN PADA HARI SABAT : BERBUAT BAIK ATAU BERBUAT JAHAT?

 Renungan Hari Senin, 06-09-2021 Kol. 1:24-2:3; Luk. 6:6-11 Injil hari ini memperlihatkan kepada kita para beriman tentang keberanian Yesus menantang para lawan-Nya, yakni orang-orang farisi dan ahli taurat, di mana Yesus melakukan penyembuhan terhadap seorang yang sakit tangan kanannya pada hari sabat. Dipersoalkan oleh ahli taurat dan orang farisi adalah perbuatan Yesus yang terjadi pada hari sabat, hari yang disucikan sehingga orang tidak boleh melakukan hal-hal tersebut.  Pertanyaan Yesus menohok hati para lawan-Nya, "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Dengan cara demikian, Yesus hendak mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan-Nya. Yakni berbuat baik dan menyelamatkan nyawa orang itu jauh lebih mulia dan agung dari pada hanya secara kaku menjalankan hukum. Bagi Yesus, hukum Cinta kasih di atas segala hukum. Peraturan apapun dapat diabaikan dulu demi kesela...

IA MENJADIKAN SEGALA-GALANYA BAIK

 Renungan Hari Minggu, 05-09-2021 HARI MINGGU BIASA XXIII  Yes. 35:4-7a; Yak. 2:1-5; Mrk. 7:31-37 Warta gembira pada hari Minggu ini tentang penyembuhan dan pembebasan bagi orang buta, tuli, gagap, lumpuh, dan sebagainya. Nabi Yesaya memberikan penghiburan dan semangat bagi orang-orang yang sakit ini untuk yakin dan percaya bahwa saatnya akan tiba bahkan sudah tiba, mereka akan disembuhkan semuanya.  Dalam injil Santu Markus secara rinci melukiskan penyembuhan seorang yang sakit tuli dan gagap. Apa yang dilakukan oleh Yesus itu menyebabkan orang semakin yakin dan percaya kepada-Nya. Merekapun menjadi percaya. Dan banyak di antara mereka yang terus mewartakan kabar sukacita itu kepada orang-orang lain yang tidak menyaksikan secara langsung.  Dalam banyak hal sesungguhnya kita pun mengalami kebutaan, kelumpuhan (bdk warta Yesaya), mengalami ketulian, gagap dalam kehidupan rohani, kehidupan iman kita. Mungkin dengan sengaja kita tutup mata hati kiat, telinga hati kita, ...

ANAK MANUSIA ADALAH TUHAN ATAS HARI SABAT

 Renungan Hari Sabtu, 04-09-2021 Kol. 1:21-23; Luk. 6:1-5 Kisah injil Lukas dalam pekan ini lebih banyak berhadapan dengan peraturan dan hukum yang di satu pihak, sangat ditaati oleh orang farisi dan ahli taurat; di sisi lain, Yesus seolah-olah melanggar hukum dan peraturan taurat itu. Namun dengan peristiwa peristiwa tersebut, Yesus pada akhirnya menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan atas hari sabat, Tuhan atas segala hukum dan peraturan taurat itu, Tuhan atas alam semesta.  Tujuan Yesus bukan untuk meninggikan diri karena kuasa itu, melainkan hendak menyadarkan para penegak hukum, ahli taurat dan orang farisi itu, bahwa setiap hukum dan peraturan akan membawa makna dan nilai bila menjangkau orang-orang yang sedang membutuhkannya. Sekitar dua pekan lalu sempat viral tentang sopir mobil ambulance yang melewati barisan rombongan presiden dalam kunjungan di Kalimantan Timur, meninjau persiapan Ibukota Negara yang baru. Pada waktu itu seorang sopir mobil ambulance membawa pasien gawa...

PUASA YANG BERMAKNA

 Renungan Hari Jumat, 03-09-2021 PW St Gregorius Agung, PausPujG Kol. 1:15-20; Luk. 5:33-39 Yesus dikeritik oleh orang orang Farisi dan para ahli Taurat karena mereka menyaksikan para murid Yesus tidak berpuasa. Terhadap keritikan itu, Yesus justru memanfaatkannya untuk menjelaskan makna puasa yang seharusnya. Tentu jawaban Yesus sekaligus menjadi keritikan balik terhadap orang farisi dan ahli taurat yang menjalankan puasa tanpa makna yang benar.  Yesus mengatakan puasa yang benar jika mempelai laki-laki, yaitu Yesus sendiri, sudah tidak ada bersama mereka. Selagi mereka bersama, untuk apa berpuasa? Dengan demikian, Yesus hendak menjelaskan makna puasa sesungguhnya adalah kerinduan untuk bisa berjumpa dengan Tuhan, untuk berada dekat dan bersatu dengan Diri-Nya.  Memang dalam kehidupan sehari hari puasa dimaknai dengan banyak tujuan dan alasan. Demi kesehatan, demi niat tertentu, sehubungan dengan makan minum. Namun secara spiritual, puasa secara lebih mendalam, orang ing...

BUDAYA DAMAI, BUDAYA ANTI KEKERASAN

 Gagasan ini berdasarkan KEARIFAN LOKAL masyarakat Keo Tengah.  Adalah kerinduan dasar manusia untuk hidup di dalam suasana perdamaian, kerukunan dan persaudaraan. Untuk itu selalu diusahakan agar jangan terjadi benturan atau perselisihan dalam kehidupan bersama, baik di dalam rumah tangga, maupun di dalam masyarakat umum.  Namun tidak dapat dipungkiri bahwa di dalam kehidupan bersama itu sering terjadi perselisihan, bahkan terjadi kekerasan yang dapat mengakibatkan berbagai situasi permusuhan, balas dendam dan kebencian. Oleh sebab itu, di dalam kebudayaan yang cinta damai, memiliki beberapa media rekonsiliasi atau perdamaian itu.  Kami memberikan beberapa contoh permasalahan yang sering terjadi dan bentuk penanganan atau usaha pendamaiannya.  1. Masalah "Tana Watu". Biasanya masalah tanah berkaitan dengan batas-batas tanah kepemilikan. Apakah ada unsur kesengajaan atau faktor lain, batas-batas tanah sering digeser dengan cara menanam pohon atau sejenis tanaman...

KARENA ENGKAU MENYURUHNYA, AKU AKAN MENEBARKAN JALA JUGA

 Renungan Hari Kamis, 02-09-2021 Kol. 1:9-14; Luk. 5:1-11 Dalam kisah injil hari ini memperlihatkan keterlibatan Tuhan dalam hidup dan perjuangan manusia. Tuhan bukanlah seorang penonton yang menyaksikan kegagalan manusia, melainkan turut terlibat dan hendak meluputkan manusia dari kegagalan hidup.  "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah untuk menangkap ikan." Perintah Yesus ini adalah suatu bentuk perhatian dan kepedulian yang sangat mendalam. Syukurlah bahwa Simon dan kawan-kawannya mau mengikuti perintah Yesus. Mereka menangkap ikan sangat banyak, berhasil, sukses sebab telah menuruti perintah Yesus.  Dalam hidup kita sehari hari mungkin ada pengalaman serupa. Ada kegagalan. Tanaman diserang hama penyakit, ada yang mungkin digagalkan oleh tetangga sendiri yang dengan sengaja melepaskan hewan piaraan (kuda, kerbau, sapi, kambing, babi) yang dalam tempo singkat menghabiskan tanaman yang sedang mekar. Atau juga ada kegagalan karena datang dari dalam diri sendir...