POHON YANG BAIK MENGHASILKAN BUAH YANG BAIK

 Renungan Hari Sabtu, 11-09-2021

1Tim. 1:15-17; Luk. 6:43-49


Biasanya ketika seorang calon religius memasuki tahapan tahapan formasi, sudah dimintakan biodata, riwayat hidup, cita-cita dan hasratnya masuk biara, latarbelakang kehidupan keluarga, pendidikan, dan sebagainya. Data-data awal ini menjadi dasar pegangan para pembina (formator) untuk mendampingi lebih lanjut calon bersangkutan. Dalam proses formasi itu dapat terlihat atau terungkap hal-hal yang mungkin amat pribadi dan tersembunyi, yang dapat saja menjadi "kerikil" yang menghambat bagi calon tersebut. Namun jika calon tersebut dengan segala kejujuran dan pengorbanan, penyerahan diri dan berani "kehilangan" pengalaman buruk masa lalunya, maka hampir pasti dia akan terbantu dan maju dalam proses formasinya. 

Dalam bacaan pertama melaui suratnya kepada Timotius, Santu Paulus mengungkap dengan jujur siapakah dirinya. Paulus mengakui bahwa dia adalah salah seorang yang diselamatkan oleh Tuhan melalui Yesus Kristus. Paulus bahkan dia adalah orang yang paling berdosa dari semua yang telah diselamatkan Tuhan itu. Namun karena kejujuran dan pertobatan yang tulus, dia dijadikan Tuhan sebagai pewarta kabar keselamatan kepada bangsa bangsa. Fakta sejarah Paulus membuktikan kepada kita para pengikut-Nya bahwa di dalam Allah, segala sesuatu bisa diubah, dibentuk secara benar dan baru, jika kita berani memberi diri, bertobat dan percaya. 

Dalam injil Yesus memberikan perumpamaan tentang kehidupan orang beriman yang jujur dan yang tidak jujur. Mereka seperti pohon yang akan menghasilkan buah. Pohon yang baik, unggul akan menghasilkan buah yang baik, demikian sebaliknya pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang buruk juga. Atau pohon anggur tidak menghasilkan  buah duri. Namun kepada yang setia mendengarkan suara-Nya, Sabda-Nya, lalu melakukan semuanya dalam hidup ini, pasti diluruskan hidupnya. Oleh sebab itu, Yesus mengumpamakan mereka ini seperti orang yang membangun rumah. Menggunakan fondasi yang baik dan kuat, itulah orang beriman yang taat dan setia kepada perintah-perintah Tuhan dan melakukannya. Tuhan dan Sabda-Nya adalah fondasi hidupnya. Sebaliknya yang mengabaikan perintah-perintah Tuhan, itulah gambaran orang yang membangun rumah di atas dasar pasir, atas kemampuan dan kemauan sendiri, atas harta duniawi dan kegelapan hidupnya sendiri. Dia gagal. 

Paulus adalah contoh pribadi yang bersedia dibentuk baru oleh Tuhan. Dia adalah seorang yang membangun rumah rohaninya di atas dasar iman akan Tuhan yang kokoh. Kita dapat belajar dari padanya. Kita semua orang berdosa, tapi Tuhan sanggup menyelamatkan kita. Apakah kita bersedia diselamatkan? 

Marilah kita memohon rahmat pertobatan dan kekuatan dari Roh Kudus yang memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik. Kita akan menjadi pohon yang baik dan menghasilkan buah yang baik pula. 

#BerkatYesusSangSabdaPenyelamat

#PohonBaikBuahBaik

Salam dan berkat 

Dari Pastoran EKUKARDO, 

Kris Sambu SVD 

Komentar

  1. Io....ptr...sy mau diselamatkan..moga TuhAn mendengarx...amin

    BalasHapus
  2. Semoga Tuhan mendengarka doa kami d menyelamatkan kami sekeluarga 🙏🙏

    BalasHapus
  3. Amin....makasih kk pater renunganya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU

JIKA TUHAN MENGHENDAKI……