MARI KITA BERJALAN DI DALAM TERANG TUHAN

 Renungan Hari Senin, 29 Nopember 2021

Pekan Adven I - Tahun C/II

Yes. 2:1-5; Mat. 8:5-11

Bait Allah menjadi simbol kehadiran Allah di tengah dunia, di tengah bangsa Israel (manusia). Nabi Yesaya menubuatkan tentang keadaan Yerusalem  pada hari-hari terakhir dan mengatakan bahwa Allah akan membangun Bait-Nya yang kudus berdiri tegak menjulang tinggi di atas gunung yang melampaui gunung-gunung lain. Hal ini hendak menyatakan betapa agung dan tinggi luhurnya Tuhan di atas segala makhluk ciptaan-Nya yang lain. Dari kehadiran-Nya yang sedemikian tinggi dan agung akan menarik bangsa-bangsa berduyun-duyun datang menyembah-Nya. Dengan adanya Bait Suci di Yerusalem telah menjadikan kota ini sebagai pusat  pemerintahan kerajaan, dan juga menjadi pusat peribadatan, pusat keagamaan. Ke sanalah umat Allah berziarah dan merayakan hari-hari ibadah mereka. Umat yang beribadah akan menjadi pelopor yang mewartakan tentang keadilan dan kebenaran. Keadilan dan kebenaran yang berdiri tegak akan berdampak pada hadirnya kedamaian dan kesejahteraan dalam kehidupan umat Allah. Itulah hakekat Bait Suci, Rumah Tuhan; bukan pada kemegahan bangunan fisiknya yang indah, melainkan menjadi tempat di mana keadilan dan kebenaran berdiam dan hidup di dalam hati manusia beriman. 

                        Sesungguhnya Tuhan ada dan tinggal di tempat ini

Kisah seorang perwira di dalam injil hari ini menjadi sumber pembelajaran iman bagi kita. Seorang petinggi yang peduli dengan hambanya yang sakit. Perwira itu memiliki tanggung jawab dan kasih yang tulus terhadap hambanya. Di sini dia langsung turun tangan mengurusi hambanya dengan mengundang Yesus untuk  datang ke rumahnya guna menyembuhkan hambanya. Tindakan perwira itu adalah tindakan seorang beriman, sehingga Yesus pun langsung mengabulkan permohonannya. Akan tetapi di hadapan Yesus Tuhan, sang perwira juga menunjukkan kerendahan hatinya yang luar biasa. Dia merasa tidak pantas kalau sampai Yesus datang ke rumahnya, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh"(Mat.8:8). Kepedulian kasih terhadap yang lemah dan terpinggir (seperti hamba yang sakit) adalah sebuah tindakan ibadah yang nyata, dan sekaligus menunjukkan kerendahan hati di hadapan Tuhan. Orang beriman mestinya bersikap seperti itu, melakukan karya kasih dan menjauhkan sikap angkuh di hadapan Tuhan. Tuhan menjadi andalan dalam seluruh hidupnya. Tidak mengherankan kalau Yesus memuji iman sang perwira itu, sebab Dia tidak pernah menemukannya sekalipun di tengah bangsa Israel. 

Marilah kita sambil memohon rahmat kerendahan hati dari Roh Kudus dan keterbukaan hati untuk melakukan karya-karya kasih, kita berusaha menghayati Sabda Tuhan itu di dalam kehidupan kita sehari-hari dengan baik dan benar.

#MariBerjalanDalamTerangTuhan

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU