DENGARLAH DAN CAMKANLAH SEGALA PERKATAAN-KU INI: ANAK MANUSIA AKAN DISERAHKAN KE DALAM TANGAN MANUSIA
Renungan Hari Sabtu, 25-09-2021
Zak. 2:1-5.10-11a; Luk. 9:43b-45
Seorang imam muda membagi pengalamannya ketika ia harus menghadapi kenyataan pahit yakni kematian orang yang sangat dekat dengan dirinya terutama dalam karya pastoralnya. Seorang anggota DPP yang sangat dekat dengan pastor itu meninggal dunia. Figur kebapakan dan selalu bertindak secara bijak ketika menghadapi berbagai persoalan pastoral, membuat pastor itu tidak bisa menerima kenyataan kematian yang menimpa tokoh yang dikaguminya. Misa pemakaman dan kotbah tidak bisa dipimpinnya. Untung saja ada rekan pastor lain yang hadir dan memimpin misa pemakaman tersebut. Pastor itu mengatakan, "Saya sudah sering berkotbah tentang makna kematian, hidup sesudah mati, kepasrahan dan penyerahan diri pada penyelenggaraan ilahi, memikul salib dan menderita bagi umat. Namun saat ini seperti ada tamparan hebat yang menimpa saya. Saya belum siap menerimanya."
Yesus dalam injil hari ini mengulangi lagi warta penderitaan sebagai Mesias kepada para murid-Nya dan pengikut lainnya. Namun mereka belum memahami dan enggan bertanya. Apakah karena mereka bodoh sehingga sulit mengerti? Bukan. Bukan karena bodoh. Mereka tidak dapat memahami karena pikiran dan hatinya masih terbelenggu oleh konsep tentang Mesias yang menang jaya tanpa derita. Konsep mesianis mereka adalah konsep duniawi, sehingga mereka merasa tidak mungkin Mesias Yesus harus menderita.
Situasi yang sama kita alami. Sekalipun Yesus sudah berkata kepada kita berulang kali, melalui kotbah dan pembacaan Sabda, bahwa "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku" (Luk 9:23), tetapi kita belum siap menerima dan bertahan dalam penderitaan karena iman kita. Bahkan kita mungkin cenderung menghindar dan mencari zona aman. Menjadi murid Yesus yang sejati pada masa sekarang memang tidak mudah. Lalu dengan itu, apakah kita akan mundur? Tidak. Kita harus berjuang dan bertahan.
Tuhan sudah menciptakan kita lengkap dengan berbagai kemampuan untuk berpikir, mempertimbangkan dengan cermat bijaksana, hati nurani yang murni, kebebasan dan iman. Iman inilah yang selalu menjadi kekuatan kita, iman menjadi suatu imunitas tingkat tinggi bagi kita sehingga mampu bertahan dalam situasi paling sulit sekalipun. Kita olah dan berdayakan setiap karunia Tuhan itu agar kita semakin kuat bertahan dalam imsn dan siap menderita memanggul salib bersama Kristus.
#YesusYangMengasihi
#BertahanMemanggulSalib
Salam dan berkat
Dari Pastoran EKUKARDO,
Kris Sambu SVD
Amin.
BalasHapusMaksh ptr..
BalasHapus