BANYAK BERBUAT KASIH, BANYAK MEMPEROLEH PENGAMPUNAN

 Renungan Hari Kamis, 16-09-2021

PW St Kornelius, Paus dan St Siprianus, UskM 

1Tim. 4:12-16; Luk. 7:36-50


Perjumpaan Yesus dan wanita pendosa terjadi di rumah orang farisi yang bernama Simon. Orang farisi itu menjamu Yesus untuk makan. Kesempatan itu menjadi momen rahmat dan keselamatan bagi wanita pendosa di kota itu. Mungkin saja dia sudah menanti lama kesempatan untuk bisa berjumpa dengan Yesus Sang Sabda itu. Ketika saat ini tiba, dia memanfaatkan dengan sungguh-sungguh tanpa peduli apa kata orang tentang dia. 

Namun di mata orang farisi, Simon, justru Yesus-lah yang disoroti, bukan wanita pendosa itu. "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini, tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang pendosa."

Terhadap pemikiran negatif orang farisi tentang Yesus dan tentang wanita pendosa itu, Yesus memanfaatkan peluang ini untuk mewartakan pertobatan kepada Simon, orang farisi itu, dan menunjukkan belaskasihan pengampunan kepada wanita pendosa tersebut. 

Simon, orang farisi adalah orang yang mengerti hukum taurat, punya status sosial dan kekayaan. Namun amat sedikit berbuat baik, berbuat kasih. Undangan terhadap Yesus untuk makan di rumahnya, mungkin saja hanya mau menunjukkan harga diri dan gengsi pribadinya, sambil mengamati kekurangan Yesus. Dia mestinya tahu tradisi Yahudi bahwa seorang tamu yang datang, kakinya harus dibasuh. Terhadap Yesus, dia tidak lakukan. Apakah mau uji Yesus tahu tradisi atau tidak? Dia harusnya menyalami Yesus dan meminyakinya. Tetapi semuanya itu dia tidak lakukan. Justru wanita pendosa itulah yang mengisi semua tuntutan tradisi Yahudi yang dilalaikan oleh orang farisi. Lebih dari itu, wanita itu menggunakan air mata untuk membasuh kaki Yesus. Menggunakan rambutnya (mahkota wanita) untuk menyeka kaki Yesus. Meminyaki kepala Yesus dengan minyak wangi. Dengan itu dia berbuat Kasih yamg besar terhadap Yesus, hal mana yang tidak dilakukan oleh orang farisi yang paham hukum dan peraturan itu. Ganjaran perbuatan baik itu adalah wanita itu diampuni dari segala dosa yang begitu besar selama w, sehingga dia dicap sebagai wanita pendosa. "Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih."

Kita semua adalah orang orang berdosa, bahkan mungkin setiap hari kita melakukan dosa atas salah satu cara. Meskipun demikian, Tuhan dengan cara-Nya sendiri, tetap mengasihi kita. Kasih Tuhan yang kita terima itu sebetulnya merupakan sebuah ajakan agar kita pun mau berbagi kasih kepada sesama di sekitar kita, teristimewa mereka yang sungguh membutuhkannya. Pertobatan tidak cukup hanya sebatas kata-kata belaka, tetapi mesti dihayati dalam perbuatan-perbuatan kasih yang  nyata seperti perempuan pendosa itu. Kepada orang seperti itu Yesus berkata, "Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih." Akan tetapi orang farisi (Simon) ibarat orang yang tidak banyak berbuat kasih, sehingga sedikit pula diampuni. 

Marilah kita dalam hidup ini banyak banyaklah berbuat kasih untuk menyilih dosa-dosa kita yang banyak itu. Sebab Tuhan lebih memperhitungkan pertobatan yang diikuti tindakan nyata dalam kasih, sehingga rahmat pengampunan pun dicurahkan baginya. 

Mari kita memohon rahmat pertobatan dan kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari. 

#YesusSangSabdaYangBerbelaskasih

#BanyakBerbuatKasihBanyakDiampuni


Salam dan berkat 

Dari Pastoran EKUKARDO, 

Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU