BARANGSIAPA TIDAK MELAWAN KITA, IA ADA DI PIHAK KITA
Renungan Hari Minggu, 26-09-2021
HARI MINGGU BIASA XXVI
Bil. 11:25-29; Yak. 5:1-6;
Mrk. 9:38-43.45.47-48
Inti warta Sabda Tuhan hari Minggu ini adalah agar para anggota Gereja Kristus menjadi pribadi-pribadi yang dapat memberikan kegembiraan, sukacita, penghiburan, kekuatan, kebaikan, serta pelayanan bagi sesama di sekitar, dan secara istimewa bagi mereka yang sangat membutuhkan pertolongan kita. Terkadang hal-hal itu tidak mudah kita lakukan karena di dalam diri kita masih bercokol sikap egoisme yang kuat, pelit, serakah, dan tidak peduli dengan sesama.
Sabda Tuhan hari ini memperlihatkan kepada kita bahwa sesungguhnya kemampuan untuk berbuat baik adalah suatu gerakan Roh di dalam hati dan budi kita. Persoalannya, apakah kita cukup peka untuk menanggapi gerakan Roh tersebut? Ataukah, apakah kita cukup terbuka untuk belajar dari orang lain yang sudah berusaha menanggapi gerakan Roh tersebut? Atau bahkan kita mengkerdilkan dan mempersempit ruang gerak Roh hanya pada diri kita sendiri, sehingga kita mencurigai orang lain bila melakukan sesuatu berdasarkan gerakan Roh Tuhan? Tuhan dapat memakai siapa saja untuk menjadi tanda kehadiran-Nya yang menyelamatkan. Setiap pribadi adalah Sakramen bagi sesama. Yohanes ditegur Yesus karena dia sudah mencegah seseorang yang mengusir setan atas nama Yesus hanya karena orang itu bukan pengikut Yesus. "Janganlah kamu cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita." Demikan halnya dalam kitab Bilangan hari ini, ketika Roh Tuhan hinggap dalam diri Eldad dan Medad dan melakukan perbuatan seperti seorang nabi, Musa bergembira. Kiranya Tuhan berkenan memberikan Roh-Nya kepada seluruh umat Israel. Dengan itu Musa hendak mengatakan kepada Yoshua bin Nun bahwa mereka yang sudah dihinggapi Roh Tuhan tidak bersalah.
Sebagai murid dan pengikut-Nya kita diajak hari ini untuk bisa mengalahkan diri kita sendiri. Artinya, kita diajak untuk mampu bersikap tegas dan tanpa kompromi terhadap watak, sifat dan kebiasaan kita yang buruk, yang menjadi penyebab bagi kita untuk tidak bisa berbagi kebaikan kepada orang lain. Barangkali selama ini kita lebih cenderung melarang orang lain untuk menghentikan perbuatan-perbuatan buruk, sekarang saatnya kita bertindak atas diri kita sendiri menghentikan perbuatan yang membawa kesengsaraan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Jika kita dapat menggunakan mata, tangan, kaki, mulut dan segala anugerah Tuhan yang ada pada kita secara baik dan bijaksana untuk menghasilkan hal-hal yang baik dan membantu sesama, maka itulah kebahagiaan hidup kita baik di dunia maupun di akhirat nanti. Akan tetapi jika kita menyalahgunakan karunia Tuhan yang ada dalam diri kita sehingga mengakibatkan hal-hal fatal bagi diri dan sesama, maka itulah derita yang kita alami baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Santu Yakobus dalam bacaan kedua menegaskan hal itu, seperti menahan upah para buruh, menyebabkan orang lain menderita, membunuh orang jujur, memperlakukan orang lain secara tidak adil dan mereka tidak mampu melawanmu, Tuhan semesta alam akan melakukan pembalasan kepadamu.
Marilah kita memohon rahmat kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari. Melihat kemampuan dalam diri sesama yang dapat menyalurkan berkat Tuhan bagi kita, dan sadarilah pula bahwa diri kita dipakai oleh Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi sesama.
#YesusTandaKeselamatanDunia
#JadilahSaluranBerkatBagiSesama
Salam dan berkat
Dari Pastoran EKUKARDO,
Kris Sambu SVD
Terima kasih renungan yg luar biasa Pater,
BalasHapusSama-sama. Gbu
HapusMaksh...ut renunganx..ptr..
BalasHapusSama-sama. Gbu
Hapus