Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

TOBAT DAN PENGAMPUNAN

 Renungan Hari Rabu, 01-03-2023 Hari Biasa Pekan I Pra-paskah  Yun. 3:1-10; Luk. 11:29-32 Penduduk kota Ninive mendengarkan pewartaan Nabi Yunus. Merekapun bertobat. Mulai dari raja sampai rakyat jelata, mulai dari orang tua-tua sampai kepada anak-anak. Bahkan bukan saja manusia, tetapi hewan ternak merekapun berpuasa dan dikenakan kain kabung. Luar biasa penduduk kota Ninive itu. Buah pertobatan mereka adalah PENGAMPUNAN yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan membatalkan bencana yang sudah dirancangnya. Yesus marah dan kecewa terhadap orang banyak yang terus menuntut tanda dari surga. Kepada mereka hanya tanda nabi Yunus pantas diberikan. Hal itu karena mereka tegar tengkuk dan tidak membuka hati untuk percaya.  Sesungguhnya kita sudah mendapat tanda kebaikan Tuhan begitu banyak dalam hidup ini, mulai dari nafas yang kita hirup setiap saat sampai kepada segala pengalaman hidup kita adalah tanda campur tangan Tuhan dalam hidup kita sehari hari. Namun karena hati kita tegar dan ...

SABDA TUHAN SUMBER KESELAMATAN

 Renungan Hari Selasa, 28-02-2023 Hari Biasa Pekan I Pra-paskah  Yes. 55:10-11; Mat. 6:7:15 Rencana Tuhan untuk menyelamatkan manusia berdosa tidak pernah dibatalkan. Harus terlaksana, apapun hambatannya.  Sabda Tuhan yang turun ke bumi tidak pernah akan kembali sebelum membawa hasil, seperti hujan yang turun dari langit tidak akan kembali ke sana. Ia terus membasahi bumi dan mengairi tanah serta menumbuhkan tanaman bagi kehidupan manusia.  Sabda Tuhan turun ke hati manusia dan berdiam di dalam hatinya serta membawa keselamatan dan kebahagiaan. Sabda yang menjadi daging terwujud dalam diri Yesus Kristus yang tersalib demi keselamatan manusia berdosa itu. Salib menjadi takhta kemuliaan Tuhan dan menjadi jalan keselamatan bagi umat beriman. Salib menghubungkan surga dan bumi, serta menjalin hubungan di antara manusia penghuni bumi. Inilah rejeki kehidupan manusia yang dicurahkan Allah. Salib menjadi tanda sempurna hukum cinta kasih: kasih kepada Allah, kasih kepada ses...

CINTA KASIH : JALAN KEKUDUSAN

 Renungan Hari Senin, 27-02-2023 Hari Biasa Pekan I Pra-paskah  Im. 19:1-2.11-18; Mat. 25:31-46 Nasihat Taurat Musa sebagaimana dibaca dalam Kitab Imamat hari ini mengajak umat Israel dan semua orang beriman untuk berusaha menjadi kudus seperti Allah sendiri adalah kudus. Jalan menuju kekudusan itu adalah dengan menjalankan seluruh ajaran hukum Tuhan seperti dalam Taurat itu. I sana dinasihatkan supaya semua orang beriman hidup dalam cinta kasih yang tulus dengan sesama serta jangan melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum Tuhan itu.  Dalam injil Yesus menyempurnakan pesan-pesan Perjanjian Lama itu dengan menunjukkan Diri-Nya sebagai tanda kehadiran Allah dalam diri sesama yang kecil dan menderita, sakit dan terbuang, sebagai orang asing dan terpenjara. Semua yang kita lakukan terhadap orang orang semacam ini, sesungguhnya telah kita lakukan terhadap Tuhan sendiri.  "Kudus" artinya yang dikhususkan bagi Tuhan. Jika orang bertobat dan melakukan kebai...

SANGAT DIPERLUKAN SIKAP TEGAS TERHADAP DOSA

  HARI MINGGU PRA-PASKAH I Ka Redong, 26 Februari 2023   SANGAT DIPERLUKAN SIKAP TEGAS TERHADAP DOSA Kej. 2:7-9; 3:1-7; Rom.5:12-19; Mat. 4:1-11   1.      Nafas Kehidupan Ilahi melebur dalam kerapuhan manusia Kitab Kejadian dalam bacaan pertama hari ini mengisahkan tentang penciptaan manusia dari debu tanah. “Debu tanah” adalah gambaran tentang kerapuhan dan kelemahan manusia. Kita semua masih ingat kemarin dalam liturgi Hari Rabu Abu, kepada kita ditandai dengan abu serta kata-kata, “ Bertobatlah dan percayalah kepada Injil. atau Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu (Kej.3:19)” . Abu menjadi tanda tobat dan sekaligus menyatakan kerapuhan manusiawi kita. Akan tetapi sekalipun kita rapuh, lemah dan mudah jatuh di dalam dosa, kepada kita Allah menghembuskan nafas-Nya . Inilah kekuatan dan harapan serta kehidupan kita. Oleh sebab itu kita perlu bersikap mawas diri dan waspada. Kita sadar akan kerapuhan itu maka kita dapat menol...

MENGHAYATI PUASA YANG BENAR

Renungan Hari Sabtu Sesudah Rabu Abu, 25-02-2023 Yes. 58:9b-14; Luk. 5:27-32 Yesaya seolah menggugat cara berpuasa kita yang penuh dengan kepura-puraan dan kemunafikan. Yesaya minta agar berpuasalah secara benar yakni dengan menjauhkan segala bentuk kepura-puraan dan hayatilah tobat yang benar. Caranya adalah dengan berhenti menindas sesama, menghina orang lain dengan menunjuk-nunjuk jari kita, memberi sedekah dan amal kasih yang tulus, dan sebagainya. Itulah cara kita memperbaiki kualitas hidup iman kita, seperti orang orang yang memperbaiki jalan dan membetulkan tembok yang rusak. Jika cara penghayatan puasa seperti ini dilakukan maka kita sedang mengalami hari sabat sebagai HARI KENIKMATAN dan hari Kudus Tuhan sebagai HARI YANG MULIA.  Lewi dalam injil hari ini menjawabi panggilan Tuhan dan menghayati puasa yang benar, dia berhenti dari pekerjaannya yang menindas banyak orang, dia memberi makan kepada orang lain dari kenikmatan hidupnya, dia mengikuti jalan Tuhan dengan sukacita...

PUASA DAN NILAI PERSEKUTUAN

 Renungan Hari Jumat, 24-02-2023 Hari Sesudah Rabu Abu Yes. 59:1-9a; Mat. 9:14-15 Yesus mengajarkan kita praktek berpuasa yang benar. Bukan cuma sekedar penampilan lahiriah, wajah muram, sedih dan menangis belaka; iya melainkan dengan sikap dan tindakan moral yang benar seperti membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk yang menyiksa banyak orang. Juga dengan berbuat amal kasih bagi sesama, sebagaimana dipesankan oleh Yesaya. Itulah puasa yang benar. Yesus menyempurnakan perbuatan puasa yang benar itu terjadi dalam sukacita kebersamaan, kegembiraan dalam persekutuan. Seperti suasana pernikahan di mana pengantin masih bersama sama dengan para sahabatnya, di sana sukacita dan kegembiraan masih berlamgsung. Puasa jika pengantin  sudah diambil, barulah dilakukan. Maksud Yesus adalah suasana sukacita dan kegembiraan haruslah menjadi tolak ukur nilai ritual puasa, bukan sekedar menjalani ritual tersebut.  Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampuk...

SALIB TANDA KESELAMATAN

 Renungan Hari Kamis, 23-02-2023 Hari Kamis Sesudah Rabu Abu Ul. 30:15-20;  Luk. 9:22-25 Identitas diri seorang beriman Kristiani tidak lain dan tidak bukan adalah SALIB. Salib menjadi simbol keselamatan sebab melalui jalan salib itulah Yesus menebus dosa umat manusia dan membawanya kepada keselamatan kekal di dalam Kerajaan-Nya. Oleh sebab itu Yesus berpesan kepada para murid-Nya dan Gereja-Nya agar jangan takut memanggul salib hidup kita, jangan malu mengakui Dia sebagai Tuhan kita, jangan jemu-jemu melakukan karya Kasih sebagai tanda pengenal bagi seorang murid Tuhan.  Marilah kita dalam masa pra-paskah ini memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik dan benar.  Salam dan berkat,  Pastor Paroki EKUKARDO,  P. Kris Sambu SVD 

HARI INILAH HARI PENYELAMATAN ITU

  HARI RABU ABU Ka Redong, 22 Februari 2023   HARI INILAH HARI PENYELAMATAN ITU Yoel. 2:12-18; 2Kor.5:20-6:2; Mat. 6:1-6.16-18   1.      Koyakkanlah hatimu dan janganlah pakaianmu   Pesan Sabda Tuhan dalam bacaan pertama dari Kitab Yoel hari ini sangat kuat menekankan betapa pentingnya “ pertobatan”. Pertobatan bukan pertama-tama penampilan lahiriah, melainkan Tindakan dan sikap batin yang terdalam. Tobat tidak cukup hanya dengan menangis dan berkata, ‘saya mohon maaf’, melainkan harus ditunjukkan dengan Tindakan nyata. Pertobatan itu meliputi semua orang: anak kecil, bayi menyusui, kakek nenek, orang muda, pejabat dan rakyat jelata, para pemimpin rohani/para imam maupun umat biasa…..semua harus bertobat. Sebab kita semua adalah orang berdosa. Kita semua harus berubah dan memulai sesuatu yang baru Bersama dengan Tuhan.   2.      Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Sesungguhnya hari ini adalah hari ...

JADILAH PEMIMPIN YANG MELAYANI

 Renungan Hari Selasa, 21-02-2023 Hari Biasa Pekan VII - Thn A/I Sir. 2:1-11; Mrk. 9:30-37 Yesus dengan tegas menasihatkan para murid-Nya untuk bisa melayani dengan rendah hati. Hanya orang yang melayani dengan rendah hati yang pantas dijadikan sebagai pemimpin. Sebab seorang pemimpin yang tidak tahu melayani akan cenderung bersikap otoriter dan arogan, dan menjadikan sesama sebagai obyek kesewenangannya.  Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik dan benar.  Salam dan berkat,  Pastor Paroki EKUKARDO,  P. Kris Sambu SVD 

IMAN DAN KEBIJAKSANAAN

 Renungan Hari Senin, 20-02-2023 Hari Biasa Pekan VII - Thn A/I Sir. 1:1-4.6.8-10; Mrk. 9:14-29 Allah adalah Kebijaksanaan itu sendiri. Jika manusia mengatakan dirinya bijaksana sesungguhnya itu keliru. Apa yang ada pada manusia semata-mata merupakan pemberian dari Allah.  Orang yang bijaksana adalah orang yang beriman, karena dia percaya Allah mampu melakukan segala sesuatu yang dimintanya. Contoh ayah dalam injil hari ini merupakan bukti. Ia percaya dan meminta Yesus mengusir roh jahat yang membelenggu ananknya. Atas kuasa ilahi Yesus mengusir roh jahat itu dan anak itu pun sembuh.  Dalam banyak perkara duniawi, manusia mencari kebijaksanaan yang fana : cari dukun, orang pintar, dan sebagainya. Namun sesungguhnya sumber kebijaksanaan hanya pada Allah. Dia-lah Kebijaksanaan itu sendiri.  Kita beriman berarti kita bijaksana sebab kita selalu menaruh harapan kepada Tuhan sebagai Juruselamat kita.  Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghay...

KESEMPURNAAN KASIH DAN KEADILAN

  HARI MINGGU BIASA   VII Ka Redong, 19 Februari 2023   KESEMPURNAAN KASIH DAN KEADILAN Im. 19:1-2.17-18; 1Kor.3:16-23; Mat. 5:38-49   1.      Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri Pesan Sabda Tuhan dalam bacaan pertama dari Kitab Imamat hari ini sangat kuat menekankan betapa pentingnya “ Kasih”. Kasih kepada sesama sama kuatnya dengan kasih yang ditujukan untuk diri sendiri. Bentuk kasih itu dapat saja terwujud ketika kita menegur sesama yang bersalah dan tidak membiarkan dirinya jatuh dalam kesalahan dan kekeliruan bahkan dalam dosa. Dengan cara demikian, kita sudah turut menyelamatkannya dari segala bentuk kesalahan. Namun sering kali kita enggan melakukan itu karena selalu berpikir dan berperasaan, “Jangan sampai dia tidak menerima teguran, usul – saran yang saya berikan.” Jika hal itu yang terjadi, bukanlah kesalahan kita yang berkehendak baik untuk menolongnya. Apa yang kita lakukan adalah bentuk “kasih” kita yang ...

IMAN ADALAH JALAN MENUJU PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN

 Renungan Hari Sabtu, 18-02-2023 Hari Biasa Pekan VI - Thn A/I Ibr. 11:1-7;  Mrk. 9:2-13 Surat Ibrani mengisahkan secara gamblang peran iman dalam kehidupan seseorang. Penulis surat Ibrani mencatat sekian banyak nama dalam Kitab Suci yang melakukan banyak hal atas dasar iman. Penulis mengatakan bahwa tanpa iman tidak ada perkenanan bagi Tuhan. "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah." Yesus di dalam injil mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ke atas sebuah gunung. Di sana terjadilah "Transfigurasi", Yesus berubah rupa dan berbicara dengan tokoh Kitab Suci yakni Musa dan Elia. Hal itu membuat Petrus dan kawan-kawannya terperangah menyaksikannya. Sebab Yesus sudah berubah rupa dan ada suara dari dalsm awan yang mengatakan, "Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia."  Jika manusia ingin hidup bersekutu dengan Tuhan, berkenan di hadirat-Nya maka harus mendengarkan Yesus. Suara Yesus adalah Jalan menuju kebahagiaan kehidupan kekal di dalam...

IKUT TUHAN DENGAN RENDAH HATI

 Renungan Hari Jumat, 17-02-2023 Hari Biasa Pekan VI - Thn A/I Kej. 11:1-9;  Mrk. 8:34-9:1 Tuhan melihat manusia mulai bertingkah, mulai merasa mampu untuk berbuat sesuatu tanpa melibatkan Tuhan lagi. Mereka berpikir bahwa mereka mampu mendirikan simbol persatuan mereka sebagai bangsa dengan mendirikan menara sampai ke langit. Ini sebuah kesombongan. Tuhan tidak membiarkan mereka melakukan itu, maka bahasa mereka pun dikacaubalaukan. Itu kisah menara Babel.  Dalam injil Yesus menggarisbawahi hal serupa dengan aspek lain. Bahwa jika manusia ingin mempertahankan nyawanya sendiri maka dia justru akan kehilangan nyawanya itu. Itu sama artinya bahwa jika manusia lupa akan Tuhan sebagai pemilik kehidupan, maka dia tidak akan memiliki hidup yang disediakan Tuhan. Oleh sebab itu manusia perlu rendah hati dan mendengarkan Suara Tuhan.  Salib yang menjadi tempat tahkta Yesus dalam pengorbanan-Nya adalah lebih tinggi dari menara Babel yang hendak didirikan. Yang mempersatukan m...

ENGAKULAH MESIAS ANAK ALLAH

 Renungan Hari Kamis, 16-02-2023 Hari Biasa Pekan VI - Thn A/I Kej. 9:1-13; Mrk. 8:27-33 Ada banyak yang salah tanggap tentang identitas Mesianik Yesus. Ada yang berpikir sebagai penjelmaan nabi besar seperti Yohanes Pembaptis, Elia, atau salah seorang nabi lainnya. Petrus benar bahwa Yesus adalah Mesias. Dia-lah Anak Allah. Namun pikiran Petrus dan kawan-kawannya belum jernih. Mereka masih melihat tugas Mesianik seorang Yesus sama seperti raja raja atau tokoh-tokoh duniawi-manusiawi yang tidak akan menderita karena punya pasukan perang, penjaga keamanan, kaya, dan sebagainya. Makanya para murid-Nya termasuk Petrus menolak ketika Yesus katakan bahwa Diri-Nya akan menderita, ditolak, bahkan dibunuh. Namun pada hari Ketiga akan dibangkitkan Bapa.  Jalan Salib, jalan "turun" ke bumi demi manusia justru tisak disadari oleh manusia dan para murid Yesus. Apakah saya (anda) juga termasuk yang belum memahami tugas Mesianik "salib" Yesus? Maka perlu pembaharuan iman dalam Ro...

BELAJAR DARI KESABARAN TUHAN

 Renungan Hari Rabu, 15-02-2023 Hari Biasa Pekan VI - Tahun A/I Kej. 8:6-13.20-22; Mrk. 8:22-26 Yesus dengan sabar menuntun orang buta itu sampai melihat dengan jelas. Ini mengajarkan kita untuk senantiasa bersikap sabar terhadap sesama yang memiliki kekurangan, tidak secekatan seperti diri kita, tidak sepandai dan sehebat diri kita, bahkan tidak memiliki nama baik seperti kita. Dengan kesabaran itu, Yesus mengembalikan kepercayaan diri si buta untuk mengalami situasinya yang sesungguhnya. Tanpa bantuan dan kesabaran Tuhan, dirinya tetap buta dan tidak tahu apa-apa tentang jalan yang Tuhan retas.  Kesabaran Nuh menanti bumi menjadi kering adalah sebuah proses pembaharuan diri untuk menuju jalan Allah yang menyelamatkan. Nuh tidak bisa tergesa-gesa untuk segera keluar dari bahtera jika bumi belum sungguh kering untuk dipijak. Teladan Nuh yang harus menjadi contoh bagi kota adalah bersikap sabar dan tahu bersyukur. Setelah mendapati bumi sudah layak dipijak, Nuh mendirikan mezba...

BELAJAR DARI SIKAP NUH

 Renungan Hari Selasa, 14-02-2023 PW. St. Sirilus, Pertapa dan St. Metodius, Uskup  Kej. 6:5-8; 7:1-5.10; Mrk. 8:14-21 Nuh adalah figur orang yang tidak suka "ikut arus". Mungkin dia diejek dan diremehkan sebagai orang bodoh. Sebuah legenda bercerita bahwa ketika Nuh mengerjakan kapalnya, langsung di hutan, pegunungan. Logika orang bahwa membuat kapal harus di pantai, dekat laut atau danau. Jika digunung, bagaimana nanti cara membawanya ke laut? Sehingga banyak orang mengejek Nuh sebagai orang bodoh yang membangun kapal di pegunungan. Katanya, tanpa komentar, Nuh tetap mengerjakan kapalnya sebab waktu yang Tuhan berikan sudah dekat akhirnya. Maka terjadilah peristiwa besar itu "air bah". Nuh yang setia dan selalu waspada itu menuruti seruan Tuhan. Dia luput dari bencana besar itu. Mereka yang tidak peduli dengan suara Tuhan, lenyap dan mati konyol sebab mereka tidak berjaga-jaga.  Kisah Nuh ini menarik untuk direfleksi oleh kita jaman "now". Sejatinya ada ...

ALLAH BERBELASKASIHAN KEPADA UMAT-NYA

 Renungan Hari Sabtu, 11-02-2023 Hari Orang Sakit Sedunia Kej. 3:9-24;  Mrk. 8:1-10 Ulah manusia pertama di taman Eden sudah dituruntemurunkan sampai dewasa ini. Dosa saling mempersalahkan pihak lain masih sering dipraktekkan dan dijumpai sampai saat ini. Orang tidak mau mengakui secara langsung dan jujir akan kesalahannya sendiri. Lihat saja di lingkungan kampung kita. Jika ada anak kita yang nakal, orangtuanya lebih kerap berkata, "Ini karena pengaruh lingkungan di sini jelek, sehingga saya punya anak jiga jadi rusak seperti ini." Banyak yang tidak mengakui kalau peranan pendidikan keluarga masih sangat kurang terhadap karakter anak.  Sangsi diberikan Tuhan terhadap Adam dan Hawa atas dosa mereka. Adam sebagai pencari nafkah keluarga harus berjuang dengan kondisi tanah yang akan memberi sesuap nasi bagi mereka. Tanah dari mana dia telah diciptakan.  Hawa sebagai seorang ibu harus menderita banyak untuk mengandung dan melahirkan. Mereka harus berjuang untuk memperta...

TUHAN MEMBUKA JALAN KESELAMATAN

 Renungan Hari Jumat, 10-02-2023 PW. Sta. Skolastka, Perawan  Kej. 3:1-8;  Mrk. 7:31-37 Wanita yang diciptakan Tuhan untuk membahagiakan manusia itu ternyata terbuai oleh godaan si "ular" setan. Ia menjadi percaya atas bujuk rayu ular dan mencicipi buah pohon terlarang. Dosa itu berantai karena wanita itu memberikan juga kepada manusia, suaminya. Manusia pun mempersalahkan Tuhan yang memberikan dia sang pendamping, wanita itu.  Sesungguhnya rencana Tuhan selalu indah bagi manusia dan membahagiakan. Namun sekian sering manusia salahgunakan kebaikan Tuhan ini. Perkembangan teknologi informasi adalah hal yang baik bagi kehidupan manusia. Akan tetapi tidak sedikit yang menggunakannya dengan tidak bertanggung jawab sehingga mencelakakan dirinya sendiri, orang lain dan dunia semesta. Manusia justru jadi buta terhadap nilai-nilai luhur yang Tuhan wariskan hanya demi pemuasan keinginan daging sesaat.  Injil hari ini Tuhan Yesus coba meretas kekeluan dan ketulian manusia...

TUHAN TETAP MENGASIHI ORANG BERIMAN

 Renungan Hari Kamis, 09-02-2023 Hari Biasa Pekan V - Thn A/I Kej. 2:18-25; Mrk. 7:24-30 Manusia yang diciptakan Allah itu sendirian. Ciptaan Tuhan yang lain tidaklah sepadan dengannya. Maka Tuhan menciptakan seorang wanita yang dipandang sepadan dengan manusia itu, sebab diambil dari tulang rusuknya. "Inilah dia,  tulang dari tulangku,  daging dari dagingku." Keharmonisan terjadi karena ada kesetaraan dan saling menghargai di antara manusia. Mereka berbahagia, sebab Tuhan sungguh mengasihi manusia.  Injil bercerita tentang seorang wanita Siro-Fenisia yang sungguh berpasrah diri kepada Tuhan dan meminta agar anaknya disembuhkan. Sekalipun kata-kata Yesus yang kasar karena menyebut wanita itu "anjing", ia tidak mundur. Ia tetap yakin bahwa kata-kata Yesus itu hanyalah ujian 'apakah ia sungguh percaya'. Melihat kepercayaan dan iman wanita Siro-Fenisia itu yang begitu teguh, maka Yesus pun menyembuhkan anaknya. Inilah ungkapan cinta Tuhan yang mengasihi manusia...

TUHAN BERI YANG TERBAIK BAGI MANUSIA

 Renungan Hari Rabu, 08-02-2023 Hari Biasa Pekan V - A/I Kej. 2:4b-9.15-17; Mrk. 7:14-23 Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat hidup manusia. Manusia yang diciptakan dari debu tanah, kini diberi ruang hidup yang leluasa di dalam taman Eden. Tentu ada batasan batasan yang harus ditaati oleh manusia agar tidak celaka.  Dalam injil Yesus memperlihatkan bahwa jika manusia melawan hukum Tuhan dan menerapkan peraturan sendiri maka bencana segera menerpa mereka. Allah memberi yang terbaik, sehingga tidak ada yang tidak halal apa yang manusia terima. Namun karena manusia membangkang dan memberontak terhadap-Nya, mereka pun hidup di luar hukum yang telah digariskan oleh Tuhan.  Manusia dan alam lingkungan sekitar akan berada dalam sebuah harmoni, jika semua pihak setia dan taat menunaikan kewajiban hidupnya. Apa yang diberikan oleh Tuhan itu baik adanya bagi manusia.  Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita ...

UTAMAKAN HATI DAN CINTA KASIH

 Renungan Hari Selasa, 07-02-2023 Hari Biasa Pekan V - Thn A/I Kej. 1:20-2:4a; Mrk. 7:1-13 Sebetulnya keharmonisan hidup ini bisa dijaga dan dirawat serta dikembangkan dengan baik sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi manusia dan dunia sekitar. Kitab Kejadian dalam dua hari ini berkisah tentang hari hari Penciptaan, sampai pada penciptaan manusia, di mana Tuhan berkata, "Semuanya amat baik". Ada keharmonisan hidup dan alam lingkungan sekitar.  Dunia dan seluruh makhluk hidup ciptaan Tuhan mulai rusak termasuk manusia, ketika manusia sebagai makhluk ciptaan istimewa-Nya itu berulah. Ketika sekelompok orang mulai berusaha untuk mencari jalan kesenangannya sendiri sampai mengorbankan orang lain dan lingkungan. Cara itu antara lain dengan memberikan tekanan yang tidak seimbang antara nilai-nilai adat istiadat dan nilai-nilai spiritual keagamaan. Akibat keridakseimbangan ini akhirnya manusia jatuh dalam suasana hidup yang formalitas belaka dan sarat dengan kemunafikan. Inilah yan...

MENGHANTAR ORANG SAKIT KEPADA YESUS

 Renungan Hari Senin, 06-02-2023 PW. St Paulus Miki, dkk, ImMrt  Kej. 1:1-19; Mrk. 6:53-56 Yesus terus menjelajahi daerah Galilea. Hari ini Yesus mendarat di tepi danau Genasaret. Orang banyak tahu tentang kedatangan Yesus. Mereka ramai-ramai membawa orang-orang sakit dari berbagai kampung dan desa, lalu meletakkan mereka di pasar, di tepi jalan di mana Yesus akan lewat, dengan satu keyakinan penuh bahwa sekalipun hanya dengan menyentuh jubah Yesus, mereka akan sembuh. Hal itu terjadi.  Orang sakit disembuhkan oleh Yesus, dengan bantuan sukarela saudara saudarinya yang sehat, membawa mereka kepada Yesus.  Adalah tugas kita para pengikut-Nya untuk membawa sesama yang "sakit" kepada Tuhan untuk memperoleh rahmat kesembuhan baik rohani maupun jasmani, baik fisik maupun mental. Kita bisa membawa mereka dengan cara mendoakan, menjenguk saat dirawat di rumah sakit maupun di rumahnya sendiri, memberi penghiburan dan semangat, dan sebagainya.  Apakah kita berani melakuk...

PANGGILAN MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA

 Hari Minggu Biasa V, 05-02-2023 Yes. 58:7-10; 1Kor. 2:1-5; Mat. 5:13-16 Kita semua tentu sudah punya pengalaman untuk merasakan kelezatan makanan karena sudah diracik dengan kadar garamnya yang pas. Akan tetapi jika kekurangan garam, kita juga rasakan hambarnya makanan itu.  Demikian pula dengan pengalaman "terang". Ketika listrik padam, banyak yang kalang-kabut. Bila malam hari harus cari lilin, lampu emergency, senter, HP dan sebagainya. Jika sedang bekerja dengan menggunakan listrik, maka terhenti total: komputer tidak bekerja, printer tidak berfungsi, dan seterusnya.  Jadi Yesus berbicara kepada kita hari ini tentang dua hal penting yang menjadi kebutuhan dasar hidup manusia. Namun sesungguhnya bukan masalah "garam dan terang" itu yang jadi fokus Yesus, melainkan para murid-Nya dan Gereja-Nya serta  seluruh hidup misionernya. Garam dan Terang hanyalah alat bantu yang dipakai Yesus sebagai contoh, simbol yang membahasakan Gereja-Nya dan pola hidup iamnnya.  ...

KURBAN SYUKUR DAN MELAYANI DENGAN KASIH

 Renungan Hari Sabtu, 04-02-2023 Hari Biasa Pekan IV - A/I Sabtu Imam  Ibr. 13:15-17.20-21; Mrk. 6:30-34 Penulis surat Ibrani mengimbau para beriman untuk dapat mempersembahkan kurban syukur kepada Allah di dalam hidupnya. Ucapan Syukur yang diucapkan perlu diwujudnyatakan dalam perbuatan perbuatan kasih yang nyata, berbuat baik kepada sesama, memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Juga kesetiaan dan ketaatan kepada para pemimpin dengan melakukan segala tugas dengan gembira, tanpa keluh kesah. Hal-hal inilah yang membawa sukacita dan kegembiraan.  Yesus dalam injil menunjukkan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya dengan mengambil waktu untuk berkomunikasi dengan Sang Bapa. Buah ketaatan kepada Bapa-Nya itu diterjemahkan melalui pelayanan kepada umat yang datang kepada-Nya dengan penuh belaskasihan. Belaskasihan menjadi alasan utama Yesus melayani semua mereka yang datang kepada-Nya.  Kita para murid-Nya mesti belajar dari Yesus dan nasihat penulis surat Ibrani. Kita s...

TUHAN ADALAH PENOLONGKU

 Renungan Hari Jumat, 03-02-2023 Hari Biasa Pekan IV - Thn A/I Ibr. 13:1-8; Mrk. 6:14-29 Penulis surat Ibrani mengajarkan corak hidup yang benar sebagai orang-orang beriman, yakni hidup dalam cinta persaudaraan, saling menolong, memberi tumpangan bagi yang membutuhkan, menghormati sesama dengan segala bentuk cara hidupnya, seperti hidup perkawinan. Juga penulis surat Ibrani mengajak umat beriman untuk hidup dalam kesederhanaan injili, tidak menjadi hamba uang, gila harta, dan sebagainya. Dalam setiap kesusahan dan kesulitan, Tuhan akan tampil sebagai penolong bagi orang beriman.  Akan tetapi jika orang hidup di dalam suasana hati yang penuh iri dan dengki, dendam dan kebencian, cemburu dan kejahatan maka cinta persaudaraan kan lenyap. Itulah yang dilakukan oleh Herodes dan Isterinya sehingga Yohanes Pembaptis menjadi korbannya. Kepalanya dipenggal.  Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan ...

PERSEMBAHAN HATI YANG SEMPURNA

 Renungan Hari Kamis, 02-02-2023 Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah Mal. 3:1-4; Luk. 2:22-40 Gereja merayakan Pesta Yesus dipersembahkan di Bai Allah. Hal ini hendak mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini kita perlu tahu BERSYUKUR.  BERSYUKUR atas rahmat hidup, panggilan, rejeki, kesehatan, keluarga, dan terutama atas keselamatan yang datang dari Tuhan sendiri. Dengan melalui persembahan syukur itu, manusia beriman disadarkan akan adanya DIA yang menjadi asal dan sumber serta tujuan hidup manusia itu sendiri.  Oleh sebab itu sebagai manusia beriman, hendaknya kita selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan dengan cara MEMPERSEMBAHKAN hidup kita, rejeki kita, waktu, tenaga, pikiran, dan hati kita untuk turut bekerja sama dengan Tuhan dalam mewartakan kabar sukacita keselamatan bagi semua orang.  Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar membantu kita untuk menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik.  Salam dan berkat,...