HARI INILAH HARI PENYELAMATAN ITU
HARI RABU ABU
Ka Redong, 22 Februari 2023
HARI INILAH HARI PENYELAMATAN
ITU
Yoel. 2:12-18; 2Kor.5:20-6:2;
Mat. 6:1-6.16-18
1.
Koyakkanlah hatimu dan janganlah pakaianmu
Pesan Sabda Tuhan dalam bacaan pertama dari
Kitab Yoel hari ini sangat kuat menekankan betapa pentingnya “pertobatan”.
Pertobatan bukan pertama-tama penampilan lahiriah, melainkan Tindakan dan sikap
batin yang terdalam. Tobat tidak cukup hanya dengan menangis dan berkata, ‘saya
mohon maaf’, melainkan harus ditunjukkan dengan Tindakan nyata. Pertobatan itu
meliputi semua orang: anak kecil, bayi menyusui, kakek nenek, orang muda,
pejabat dan rakyat jelata, para pemimpin rohani/para imam maupun umat biasa…..semua
harus bertobat. Sebab kita semua adalah orang berdosa. Kita semua harus berubah
dan memulai sesuatu yang baru Bersama dengan Tuhan.
2.
Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Sesungguhnya
hari ini adalah hari penyelamatan itu.
Santu Paulus dalam surat kedua kepada umat
di Korintus menyadarkan kita bahwa kita perlu dengan rendah hati Kembali kepada
Allah. Yesus yang tidak berdosa sudah mengorbankan Diri-Nya demi keselamatan
kita, maka kita sudah dengan seharusnya berserah diri kepada Tuhan dan berdamai
dengan Allah. Setiap orang yang berseru dengan rendah hati memohon ampun, akan
segera memperoleh belaskasihan dan pengampunan itu. “Pada waktu Aku
berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku
akan menolong engkau. Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah
hari penyelamatan itu.”
3.
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
mengganjar engkau
Penginjil Mateus mencatat tiga ajakan Yesus
bagi kita untuk dihayati secara benar sebagai wujud pertobatan itu:
a. Puasa dan pantang yang benar. Tujuan pantang puasa dalam penghayatan
iman katolik, tidak sekedar mengurangi makan minum atau kesenangan dan
kenikmatan material belaka. Akan tetapi ada tujuan yang jauh lebih mendalam
seperti yang dicatat oleh nabi Yoel dalam bacaan pertama itu, “Berbaliklah
kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis. Koyakkanlah
hatimu dan jangan pakainmu…” Inilah tujuan puasa dan pantang yang benar,
yaitu berbalik Kembali kepada Tuhan. Atau yang dimaksudkan oleh Paulus dengan
berkata, “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.”
b. Berdoalah senantiasa. Doa adalah bentuk komunikasi dengan Allah. Ketika manusia
berdosa, komunikasi dengan Allah macet, terhambat, ada rasa bersalah. Sama seperti
dalam keseharian kita, Ketika terjadi kesalahpahaman di antara kita, komunikasi
terputus. Kita menjadi terasing satu sama lain. Demikian juga karena dosa, kita
menjadi terasing dari Allah. Oleh sebab itu dalam masa tobat ini, kita diajak
untuk menjalin Kembali relasi yang benar dengan Allah, yakni melalui doa-doa kita
yang intens sambil memohon pengampunan. Mungkin selama ini kita begitu sibuk
urus perut yang lapar, pakaian yang tidak tergantikan, rumah yang bocor, anak
yang masih sekolah, urusan adat yang membelenggu….sampai lupa berdoa. Inilah saatnya
untuk Kembali kita berdoa dengan lebih tekun, datang misa hari Minggu dan hari
raya, datang ibadat Jalan Salib, datang katekese, datang kerja bakti sebagai
bentuk pemulihan dosa-dosa kita. Itulah doa kita, inilah saat penyelamatan itu.
c. Amal kasih kepada sesama. Dosa menyebabkan manusia tidak saling peduli satu
sama lain. Asal diriku aman, sudah selesai. Tetangga boleh menjerit kesakitan,
saya bisa berpesta pora dengan bunyi musik yang menggelegar dan makanan
berkelimpahan. Kita menjadi ‘asing’ dengan sesame saudara sendiri.
Egoisme sudah menguasai kita. Maka dalam masa tobat ini kita diajak untuk BERAMAL
KASIH. Amal kasih yang disertai sikap tobat dan penuh iman itu akan
dilakukan dengan tenang dan sukacita. Tidak akan undang wartawan untuk
diviralkan di-medsos, atas alasan transparansi laporan pertanggungjawaban. Sebab
Yesus berkata, “Bapamu yang ada di tempat tersembunyi, sudah melihat yang
engkau lakukan secara tersembunyi dan akan membalasnya kepadamu.”
Memberikan kolekte dan bersyukur setiap hari sekalipun hanya seribu
perak (GESSHAR= Gerakan Syukur Setiap Hari) adalah bentuk amal kasih
kristiani dan Tindakan solidaritas sebagai umat beriman di dalam paroki kita.
Pesan untuk kita.
Bagaimana
dengan kita? Fakta bahwa dosa sudah menyebabkan kita terasing dari Tuhan dan
dari sesame pula. Masa prapaskah adalah masa rahmat Ketika kita berbalik kepada
Allah. Melalui sikap amal kasih kita, kita mau membangun sikap tobat dengan kepedulian
terhadap sesame, kita juga peduli melalui perhatian kita untuk menjaga kelestarian
alam. Menjaga ekologi di mana makhluk hidup berdiam, termasuk manusia, adalah
sebuah bentuk pertobatan kita, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak
menebang hutan secara liar, penggalian isi perut bumi secara serampangan, ….
Bentuk tobat kita dengan meningkatkan Kembali kehidupan
doa dan pendalaman rohani kita melalui membaca Sabda Tuhan dalam Kitab Suci dan
merenungkannya, dalam doa, meditasi dan kontemplasi, dalam kunjungan Sakramen
Mahakudus, doa rosario, katekese, Ibadat Jalan Salib, dan menghadiri Ekaristi
secara utuh serta penuh kesadaran.
Mari kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan
kita menghayati pesan Sabda Tuhan untuk mebangun sikap tobat yang benar.
SELAMAT MENJALANKAN IBADAT PUASA ATAU RETRET AGUNG
KITA DALAM BIMBINGAN ROH TUHAN. AMIN.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Trmksh Pater
BalasHapus