BELAJAR DARI SIKAP NUH
Renungan Hari Selasa, 14-02-2023
PW. St. Sirilus, Pertapa dan St. Metodius, Uskup
Kej. 6:5-8; 7:1-5.10; Mrk. 8:14-21
Nuh adalah figur orang yang tidak suka "ikut arus". Mungkin dia diejek dan diremehkan sebagai orang bodoh. Sebuah legenda bercerita bahwa ketika Nuh mengerjakan kapalnya, langsung di hutan, pegunungan. Logika orang bahwa membuat kapal harus di pantai, dekat laut atau danau. Jika digunung, bagaimana nanti cara membawanya ke laut? Sehingga banyak orang mengejek Nuh sebagai orang bodoh yang membangun kapal di pegunungan. Katanya, tanpa komentar, Nuh tetap mengerjakan kapalnya sebab waktu yang Tuhan berikan sudah dekat akhirnya. Maka terjadilah peristiwa besar itu "air bah". Nuh yang setia dan selalu waspada itu menuruti seruan Tuhan. Dia luput dari bencana besar itu. Mereka yang tidak peduli dengan suara Tuhan, lenyap dan mati konyol sebab mereka tidak berjaga-jaga.
Kisah Nuh ini menarik untuk direfleksi oleh kita jaman "now". Sejatinya ada banyak bentuk "air bah" yang telah terjadi: covid-19 yang masih tersisa, bencana alam, gempa bumi, perang saudara, kekacauan dan tindakan kejahatan yang massif terjadi di mana-mana, mestinya direfleksikan sebagai bentuk lain dari air bah jaman Nuh yang terulang dalam bentuk berbeda sampai jaman kini.
Yesus mengingatkan para murid-Nya dan Gereja-Nya dewasa ini untuk tetap berjaga-jaga, berwaspada dalam hidup. Prinsip iman mesti menjadi taruhan yang tidak mudah dilarutkan dalam ragi orang farisi dan ragi Herodes. Ada situasi sosial yang nyata di sekitar kita ada begitu banyak "orang farisi dan Herodes" yang berusaha merusak cara berpikir, cara kerja, cara hidup dan bahkan "cara beriman" kita. Mukjizat Tuhan begitu nyata dalam kehidupan sehari-hari kita, namun mampukah kita melihat semuanya itu? Ataukah kita silau dengan prestasi dan keberhasilan kita serta tenggelam dalam hedonisme hidup kita sehingga mengabaikan suara Tuhan.
Santu Sirilus, seorang Pertapa dan Santu Metodius, Uskup itu sudah berusaha menyuarakan perintah Tuhan kepada Gereja-Nya selama masa hidupnya.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu SVD
Amin,trmksh Pater
BalasHapus