TENANGLAH! HENTIKAN GELOMBANG CONGKAKMU!

 

SABDA TUHAN ADALAH PELITA HIDUP KITA

Renungan Hari Minggu, Pekan Biasa XII, 

Tahun B, 23-06-2024         

Ayb. 38:1.8-11; 2Kor. 5:14-17; Mrk. 4:35-40[41]

TENANGLAH! HENTIKAN GELOMBANG CONGKAKMU!

Hari ini Gereja merayakan hari Minggu Biasa Pekan XII. Sabda Tuhan yang diperdengarkan bagi kita berbicara tentang Kasih dan kuasa Tuhan yang menyelamatkan kita. Kasih dan kuasa Tuhan yang memberi ketenangan dan keteduhan batin bagi setiap orang yang mengalami kecemasan, kekuatiran, kegelisahan, kegalauan dan kemeranaan. Mungkin juga ada orang yang sampai pada level fobia dengan hidupnya sendiri. Selain kekuatiran pribadi, masih juga  ada persoalan hidup yang datang dari luar diri seseorang: masalah relasi dengan sesama, bencana alam, situasi politik dan keamanan masyarakat, resesi ekonomi, perubahan iklim yang sudah mengubah seluruh siklus hidup dunia pertanian. Situasi ambang batas semacam ini tetaplah membuat kita tenang jika kita selalu percaya akan kasih dan kuasa Tuhan yang menyertai kita.

Penginjil Markus pada hari ini melukiskan kehidupan manusia dan perjuangannya ibarat sedang berada dalam sebuah pelayaran dengan perahu. Perahu hidup kita seringkali terombang-ambing oleh berbagai gelombang kehidupan yang dihadapi. Ada badai dan angin sakal, ada gelombang besar yang menghempas perahu nyaris pecah berantakan yang membuat orang jadi hilang harapan, dan bahkan kehilangan arah tujuannya. Hempasan dan terpaan gelombang badai hidup semacam ini seringkali kita juga merasa Tuhan begitu jauh dari kita, bahkan kita menghakimi Tuhan yang sudah meninggalkan kita. Kata para murid, “Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa?”

Susungguhnya Tuhan ada dekat dengan kita, Tuhan duduk bersama di dalam perahu kehidupan kita. Hanya saja karena kita asyik mengarahkan kemudi perahu hidup pribadi kita sehingga begitu ada badai datang, kita lupa Tuhan ada di samping kita. Sebagai contoh: Lihatlah, ketika kita jatuh sakit, bukan pertama-tama kita pergi ke dokter untuk mencari tahu diagnosa sebab-musabab penyakit tersebut, melainkan kita pergi mencari dukun dan membuat terawang ‘tepung kopidi dasar gelas’ untuk melihat ‘seseorang’ yang sudah kita curigai sebelum kita sakit, dialah yang membuat kita sakit. Padahal ini hanya karena bertolak dari rasa iri hati, sakit hati dan kebencian, dan sebagainya.

Kiranya kita perlu belajar dari pengalaman iman Ayub yang dengan rendah hati berlari kepada Tuhan, dan Tuhan menjawabnya  dengan pasti bahwa Dia dekat dengannya. Tuhan begitu berkuasa terhadap hidup manusia, sehingga Ayub berkisah mengenai kuasa Tuhan itu, ‘dari dalam badai Tuhan menjawab Ayub, katanya, “Siapa yang telah membendung laut dengan pintu, ketika laut itu membual ke luar dari dalam rahim samudera? Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya?” Inilah kenyataan bahwa Allah sanggup melakukan apa saja dalam kehidupan manusia di luar apa yang manusia pikirkan dan rasakan.  

Apapun pergumulan hidup kita, baik persoalan iman, maupun persoalan sosial kita sehari-hari, sesungguhnya Tuhan senantiasa ada bersama kita dan tetap mencintai kita. Tuhan-lah yang berkuasa atas hidup kita, baik di dunia nyata ini maupun di dunia akhirat kelak. Tuhan menjadi jaminan hidup kita. Sebab sebagaimana diwartakan Paulus, bahwa Kristus telah mati untuk semua orang agar mereka kelak dibangkitkan bersama dengan Dia (bdk. 2Kor.5:15).  

Perjalanan dan ziarah hidup kita tidak pernah akan terpisah dari penyertaan dan campur tangan Tuhan. Perahu hidup kita mungkin sering kali terombang ambing, bahkan pada saat tertentu kita terbawa arus gelombang badai yang dahsyat. Tetapi janganlah takut, Tuhan selalu ada dan berkata, “Diam! Tenanglah!”

Akan tetapi seringkali Tuhan bertanya kepada kita, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Teguran Yesus ini hendaknya kita dengarkan dan berbaliklah kepada-Nya, bertobatlah dan  percayalah sebab pada Tuhan-lah ada ketenangan dan keselamatan. Memang Tuhan tidak menjanjikan laut kehidupan yang tenang bagi kita, tetapi Dia menyediakan Pelabuhan yang aman bagi setiap orang yang percaya.

Marilah kita memohon kehadiran Roh Kudus agar memampukan kita untuk bersikap terbuka pada kehendak Tuhan dan memahami kasih Tuhan yang mengalir bagi setiap kita. Kiranya kita semakin bertumbuh dan berkembang di dalam iman akan Tuhan yang menjadi Jurumudi perahu kehidupan kita.

 Semoga di hadapan Terang Sabda Allah dan Roh Pemberi karunia, lenyaplah kegelapan dosa dan kebutaan manusia tidak beriman.

Semoga  kita sekalian senantiasa diberkati oleh Allah Tritunggal Mahakudus : (+) Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

 

 

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU