SIAPAKAH YANG AKAN MENGGULINGKAN BATU DARI PINTU MAKAM BAGI KITA?

 

 HARI RAYA MALAM PASKAH, 30 Maret 2024

Kej. 1:1-2:2;  Kel. 14:15-15:1 (wajib baca); Yes. 55:1-11; Rom. 6:3-11; Mrk.16:1-8

SIAPAKAH YANG AKAN MENGGULINGKAN BATU DARI PINTU MAKAM BAGI KITA?

Gereja merayakan Paskah, pesta kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari alam maut. Sebelum sampai pada puncak perayaan ini, Gereja mengenangkan Kembali sejarah hidup imannya sejak awal penciptaan sampai pada penebusan ini.

Bacaan pertama dari Kitab Kejadian mengisahkan tentang Penciptaan dunia semesta dan manusia.  Penulis Kitab Kejadian ini merefleksikan beberapa nubuat tentang masa lampau dan masa depan. Dari masa kini, penulis  merenungkan tentang masa kuno. Dan dalam kisah penciptaan ini ia melihat sebuah karya penyelamatan yang pertama dan pralambang penciptaan pada akhir zaman. Dalam kisah penciptaan ini Tuhan ditempatkan sebagai ASAL MULA segala sesuatu dan manusia sebagai puncak seluruh makhluk ciptaan. Oleh sebab itu, setiap peristiwa penciptaan itu Tuhan melihat “semuanya baik adanya.” Namun berbeda Ketika Tuhan selesai menciptakan manusia, dikatakan, “Allah melihat semua yang telah dijadikan-Nya, dan AMAT BAIKLAH semuanya itu.” Pribadi manusia menjadi fokus perhatian cinta Allah dalam kisah itu, dan selanjutnya manusia selalu mendapat perhatian, perlindungan, kasih sayang, dan penyelamatan.

Hal itu dapat direnungkan melalui Kitab Keluaran di mana Ketika bangsa Israel menyeberangi laut Merah dengan kaki kering. Sebuah karya agung Tuhan bagi bangsa Israel (manusia umumnya). Lautan, sungai, padang gurun dan dunia sering dianalogi dengan kekuatan kegelapan serta dosa. Manusia harus mampu melewati, menyeberanginya dalam perlindungan dan kekuatan Tuhan. Untuk itu manusia perlu percaya bahwa Allah sungguh menyelenggarakan hidupnya dengan kuat kuasa-Nya. Tanpa iman tidak mungkin dipikirkan segala peristiwa keselamatan itu terjadi.

Oleh sebab itu nabi Yesaya di dalam bacaan ketiga menggambarkan Allah yang penuh kasih menebusi umat kesayangan-Nya. “Sesaat saja engkau Kutinggalkan, tetapi terdorong oleh kasih sayang yang amat besar, engkau Kuambil lagi. Dalam tumpahan murka  untuk sejenak Kusembunyikan wajah-Ku terhadapmu, tetapi dengan kasih abadi engkau Kusayangi.”

Penciptaan baru di akhir zaman sebagaimana direfleksikan oleh penulis Kitab Kejadian terpenuhi secara paripurna di dalam diri Yesus Kristus yang bangkit. Santu Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa ‘Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi.” Dengan demikian Paulus memberikan peneguhan bagi kita semua untuk tetap bertahan di dalam iman kepada Kristus itu sebab seluruh kisah penyelamatan terjadi di dalam Dia.

Keyakinan Paulus ini bukanlah sebuah cerita dongeng belaka, melainkan kenyataan yang telah terjadi seperti disaksikan oleh para Wanita dan murid-murid Yesus. Mereka mendapati kubur kosong yang menandakan Yesus sudah sungguh bangkit. Pernyataan dua malaekat meyakinkan mereka, “Mengapa kamu mencari yang hidup di antara orang mati? Dia tidak lagi di sini. Dia sudah bangkit.” Para Wanita itu menjadi percaya bahwa Yesus hidup dan kepada mereka diingatkan oleh malaekat akan kata-kata Yesus dahulu mengenai kebangkitan, “Putera Manusia harus diserahkan ke tangan orang berdosa, disalibkan dan bangkit pada hari ketiga.”

Peristiwa kebangkitan juga membawa dorongan bagi para Wanita itu untuk mewartakan peristiwa mulia itu. Terdorong oleh iman mereka bahwa Yesus sungguh-sungguh hidup dan bangkit, mereka pergi memberikan kesaksian kepada para murid Yesus, sekalipun mereka tidak percaya.

Perjalanan hidup iman kita sejak kita dibebaskan dari dosa asal berkat permandian, kita diciptakan secara baru oleh Roh Allah sendiri. Kita pun berziarah di dalam hidup kita dengan segala tantangan dan cobaan ibarat kita ditawan dan dibuang di pengasingan karena dosa-dosa kita. Seperti bangsa Israel yang dituntun Allah keluar dari tanah pembuangan, demikian kita pun dituntun Roh Kudus untuk keluar dari dosa-dosa kita. Kita diberi rahmat agar kita menjadi percaya bahwa Tuhan yang kita Imani adalah Allah yang hidup. Dialah yang mengalahkan dosa dan maut dan membawa hidup baru bagi kita.

Yesus sudah bangkit. Dia sungguh hidup. Ini harus menjadi keyakinan dan semangat iman kita. Namun tidak jarang kita menjadi ragu bahkan takut untuk bangkit seperti kecemasan para Wanita itu, “Siapakah yang akan menggulingkan batu dari pintu makam bagi kita?” Beban hidup yang kita pikul, masalah harga beras (sembako) yang terus naik, biaya Pendidikan anak-anak, masalah Kesehatan yang tidak tertanggungkan, persoalan adat-istiadat yang rumit, seringkali kita takut untuk bangkit. Itulah batu besar yang menutupi makam kehidupan kita. Belum lagi persoalan laten karena kebiasaan-kebiasaan yang sering kali menguburkan kita dan menindih dengan batu besar, seperti kebiasaan perjudian, mabuk-mabukan, sikap malas dan mental ‘menanti bansos’ sehingga tidak mau bekerja keras, semakin meneggelamkan kita di dalam kuburan duniawi kita yang digali sendiri. Akan tetapi, dengan keyakinan iman kita ini, apa pun yang terjadi, kita harus berusaha untuk BANGKIT DARI KETERPURUKAN HIDUP KITA. Kita harus optimis dan percaya bahwa beban “batu yang menutup jalan hidup kita” pasti akan diangkat oleh Tuhan, jika kita berserah diri pada-Nya dan ada kemauan untuk bangkit dan berubah. Mari kita bangkit secara sungguh dan benar, bukan hanya bangkit dan bertobat dari dosa-dosa sesaat; melainkan kita bangkit dari cara hidup kita yang selama ini mungkin biasa-biasa saja atau dengan sengaja diperbiasakan. Kita harus bersedia membiarkan KUBUR HATI KITA DIBONGKAR DARI BATU DOSA ITU. MEMBIARKAN SEMANGAT RAHMAT DAN ROH TUHAN BERDIAM DI DALAMNYA.

Inilah paskah kita, bangkitkan semangat hidup baru bersama Tuhan. Kita bangkit dari kesulitan dan cara hidup manusia lama, dan menjadi manusia ciptaan baru - yang terus berjuang menuju persaudaraan semesta alam.

Semoga perayaan paskah ini menjadi berkat bagi kita semua! Kristus sudah bangkit! Alleluia!

 

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU