MENJADI CIPTAAN BARU – MENUJU PERSAUDARAAN SEMESTA ALAM (2Kor.5:17)

 

HARI MINGGU PALMA, 24 Maret 2024

Yes. 50:4-7;  Filp. 2:6-11;  Mrk.14:1-15:47 (15:1-39)

Tema Paskah 2024:

“MENJADI CIPTAAN BARU – MENUJU PERSAUDARAAN SEMESTA ALAM” (2Kor.5:17)

N ………….

Hari ini Gereja merayakan Yesus masuk Yerusalem sebagai Raja, sekaligus Gereja mengiringi prosesi penderitaan Kristus menuju Golgota dari Yerusalem. Dalam perayaan mulia ini, baiklah kita orang-orang beriman mengambil kesempatan untuk merenungkan Kembali situasi hidup iman kita setiap hari. Sebab seluruh hidup dan karya Yesus berada di tengah keseharian kita. Oleh sebab itu bisa dipahami bahwa sesungguhnya perjalanan Yesus menuju Yerusalem dan perjalanan penderitaan Yesus pun terjadi di dalam kehidupan harian kita. Sadarkah kita akan semuanya itu?

N ………….

Gambaran kisah hidup Yesus yang menderita dilukiskan oleh nabi Yesaya dalam bacaan pertama sebagai Hamba Yahwe yang menderita. Akan tetapi Dia adalah hamba Yahwe yang tetap bertahan di dalam situasi penderitaan itu demi mewujudkan rencana penyelamatan Allah bagi dunia yang berdosa. Inilah Tindakan kasih Tuhan bagi manusia. Oleh sebab itu, sejalan dengan tema Paskah tahun 2024, sesungguhnya sekalipun manusia berdosa, Tuhan tetap tidak memisahkan umat-Nya dari kasih-Nya yang abadi. “Tak Terpisahkan dari Kasih Allah” (Rom. 8:38-39). Ketahahan hamba Yahwe itu diungkapkannya dengan pernyataan, “Punggungku kubiarkan dipukuli orang, daguku kuserahkan kepada yang  mencabuti janggutku, dan aku tidak memalingkan wajahku dari cercaan dan ludahan. Tuhan Allah menolong aku, dan penghinaan itu takkan menggoncangkan daku. Hatiku tabah, sebab aku yakin, aku takkan dipermalukan.”

Perjalanan hidup iman kita sebagai pengikut Kristus, sedikit banyak mengulangi kisah hamba Yahwe itu. Namun sekian sering kita menyerah dan tidak bertahan. Kita mudah menyerah dan membalas dendam. Kita ingin lari dari penderitaan dan berusaha mencari jalan untuk menghindar. Hari ini kita ditantang, ‘apakah kita mampu bertahan untuk berjalan Bersama Kristus yang menderita?

N ……….

Tindakan Yesus yang berpasrah pada kehendak Bapa dan telah merendahkan diri sampai sama seperti manusia, adalah Tindakan heroic demi menyelamatkan umat manusia. Tanpa Yesus sebagai Putera Tunggal Allah menjelma menjadi manusia, sulit dipikirkan peristiwa penyelamatan itu terjadi. Berkat perendahan diri-Nya menjadi manusia itulah maka Allah Bapa meninggikan Dia dan mengagungkan Dia. Satu rumusan singkat untuk menyimpulkan segala sikap dan Tindakan Yesus adalah demi Kasih-Nya kepada manusia. “Dari sebab itu Allah mengagungkan Yesus dan menganugerahkan kepada-Nya nama yang paling luhur, supaya semua makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi, bertekuk lutut menghormati Yesus, dan supaya semua orang mengakui: Yesus Kristus adalah Tuhan, untuk memuliakan Allah Bapa.”

Hari ini ziarah  penderitaan Yesus dimulai. Hari ini Dia diterima sebagai Raja semesta alam memasuki Yerusalem. Raja yang agung ini memasuki kota kemuliaan dengan mengendarai seekor keledai betina muda, bukan mobil anti peluru yang diiringi brigade foreder sebagai pengawal. Inilah simbol kesederhanaan dan kerendahan hati seorang Putera Allah, yang membiarkan diri-Nya menjadi hamba.

Dia disambut gegap gempita dan sorak-sorai oleh semua masyarakat kecil dan sederhana yang memberi penghormatan dengan hati tulus. Sambil membentangkan pakaiannya di jalan untuk dilewati Sang Raja, mereka bernyanyi, “Terpujilah Raja yang datang atas nama Tuhan. Damai di surga, kemuliaan bagi Yang Mahatinggi!”

Dalam situasi seperti itu justru muncul orang-orang besar dan berpengaruh yang ingin mendiamkan orang-orang kecil itu, seperti orang farisi yang meminta Yesus supaya mendiamkan orang-orang yang bersorak-sorai itu. Kristus adalah Raja semesta alam. Maka Yesus menjawab mereka, “Seandainya mereka diam, maka batu-batu akan bersorak-sorai.” Terkadang di dalam kehidupan kita, atas salah satu cara, kita telah menyebabkan orang lain diam untuk menyatakan imannya kepada Tuhan, untuk mewujudkan kasihnya kepada Allah dalam diri sesama, hanya karena kita iri hati, cemburu dan merasa tersaingi.

N ………..

Pergolakan hidup orang beriman belumlah selesai. Masih terus berjuang dan berjuang. Ada yang bertahan, tetapi ada yang berkhianat. Pribadi seperti Maria dan para murid adalah orang-orang yang bertahan, sekalipun tertatih-tatih seperti Simon Petrus yang menyangkal Yesus. Namun ada banyak yang terus mengkhianati Dia dan menghina serta menghantar Dia sampai di salib. Itulah pribadi ‘Yudas Iskariot’ dan juga orang banyak yang berbalik dari memuji lalu menghina, dari bersorak-sorai lalu mencaci maki…. Jadi orang-orang yang sama karena tidak bertahan dalam pencobaan, lalu dia berbalik menjadi musuh Yesus. Apakah situasi dan orang-orang semacam ini masih ada dan hidup di antara kita?

Sejalan dengan tema perayaan Paskah tahun  2024 ini adalah “Menjadi Ciptaan Baru -  Menuju Persaudaraan Semesta Alam” (2Kor.5:17), kita diajak untuk melihat kenyataan hidup kita, dunia dan semesta kita yang sudah terluka. Paus Fransiskus melalui ensiklik “Laudato Si” (Puji Bagi-Mu) dan surat apostolik “Laudate Deum” (Pujilah Tuhan) mengedepankan sebuah kenyataan dunia yang dirusakkan oleh tingkah laku manusia. Relasi kosmis sudah rusak. Mulai dari relasi manusia dengan Tuhan Sang Pencipta dirusakkan oleh dosa-dosa manusia; relasi antara manusia dengan sesame dirusakkan oleh sikap egoisme,nafsu akan kekuasaan, popularitas diri, dll yang mengirbankan sesame;  relasi manusia dengan alam semesta dirusakkan oleh karena keserakahan manusia sehingga ingin menguasai segala sesuatu sampai merusakkan alam secara serampangan: penebangan hutan tanpa penanaman Kembali, mengeksploitasi isi perut bumi mulai galian pasir (galian C) sampai mencongkel emas, tembaga dan lain-lain tanpa kepedulian untuk melestarikan Kembali. Inilah ibu bumi yang menjerit kesakitan karena tingkah manusia yang tidak bermoral. Namun promosi dan himbauan para pencinta lingkungan hidup seringkali menjadi bahan ejekan para perusak ala mini.

Sebuah tugas kenabian bagi kita orang beriman katolik agar kita terus menyerukan suara kenabian kita sekalipun kita mengalami “terkadang pujian, dan lebih sering caci maki”.  Bapak Kardinal Ignasius Suharyo pada tanggal 06 Februari 2024 dalam sebuah pertemuan bersama para pemuka agama berkata, “Untuk membela sebuah kebenaran seringkali terjadi “DIPUJI OLEH BANYAK ORANG, TETAPI JUGA DICACI MAKI OLEH BANYAK ORANG’”Itulah resiko nabi yang hendak memberikan kritikan secara moral menurut kehendak Allah terhadap sebuah kekuasaan yang tidak dijalankan dengan benar dan baik untuk kepentingan banyak orang. Kardinal mengatakan bahwa sebuah seruan kenabian “kalau tidak dicaci maki, ya itu kurang tajam”. Oleh sebab itu Ketua KWI, MGR. Antonius Bunjamin memberikan dukungan terhadap bapak cardinal dengan berkata, “Bapak cardinal, tidak apa-apa kalau memang sampai dicaci maki. Kalau yang mencaci maki itu bukan orang katolik, ya kita maklumi; tetapi kalau yang mencaci maki itu adalah orang katolik, sungguh ini sebuah keprihatinan. Berarti salah kita, karena kita belum berhasil mendidik orang katolik menjadi katolik.”

N …………

Apakah kita lebih baik dari mereka? Mudah-mudahan! Atau mungkin kita mirip bahkan sama dengan mereka. Hari ini kita memuji Tuhan, besok kita berbalik menghina. Hari ini kita kita bersorak-sorai, Hosana Putera Daud!” besok kita berteriak, “Salibkan Dia, salibkan Dia!”

Marilah kita menyadari seluruh ziarah hidup kita dalam perspektif perjalanan Yesus yang menderita bagi kita demi Kasih-Nya. Kita mau bertahan di dalam penderitaan demi mempertahankan iman kita, bukan mengkhianati Dia dalam keseharian hidup kita. Sebab Allah merindukan agar semua kita anak-anak kesayangan-Nya dan seluruh alam ciptaan-Nya, sungguh menjadi ciptaan baru – dan menjalin kembali persaudaraan dengan semesta alam. 

Selamat memasuki Pekan Suci dan berjalan bersama Yesus yang menderita bagi kita. Tuhan memberkati. Amin.


Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU