PENGAKUAN YANG TULUS ATAU GIMMICK?
HARI
MINGGU BIASA IV TAHUN B/ii
MINGGU,
28 Januai 2024
Ul.
18: 15-20; 1Kor. 7:32-35; Mrk. 1:21-28
PENGAKUAN
YANG TULUS ATAU GIMMICK?
N ……….
Seluruh
perjalanan misi Yesus tidak terlepas dari cobaan dan godaan dari roh-roh jahat.
Ada macam-macam cara roh jahat itu memperhitungkan kehadiran dan keberadaan
Yesus. Mereka tahu bahwa kehadiran Yesus dan keberadaan-Nya di suatu tempat
pada waktu tertentu akan menggoncangkan kehadiran dan keberadaan mereka,
roh-roh jahat itu. Mereka tahu bahwa Yesus akan mengusir mereka dan jangan
mereka menyakiti atau membelenggu orang yang mau hidup Bahagia.
Sesungguhnya
hal ini tidak mengejutkan Yesus dan kita para murid-Nya. Sebab di dalam injil
Lukas 4:13 di sana tertulis, “Sesudah iblis mengakhiri semua pencobaan
itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.”
Jadi
iblis atau roh jahat itu mundur hanya sementara dan tetap berikhtiar untuk menghalang-halangi Yesus dan
segala Tindakan kebaikan-Nya. Dia menunggu waktu yang tepat. Maka Ketika Yesus
memasuki rumah ibadat di Kapernaum, roh jahat sudah ada di sana di dalam diri
seseorang. Ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang
Nazareth? Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau:
Yang Kudus dari Allah.”
Pengakuan
roh jahat ini berangkat dari kepanikannya terhadap kehadiran Yesus. Sebab dia
sudah membuat orang menderita, membelenggu seseorang dan orang tersebut tidak
dapat berbuat apa-apa untuk membebaskan dirinya. Sedangkan kedatangan Yesus
pasti akan berbuat sesuatu yang lain, yakni membawa pembebasan, kebahagiaan,
kesembuhan dan penghiburan. Inilah Tindakan yang berseberangan dengan Tindakan roh
jahat itu. Jadi pengakuan roh jahat terhadap Yesus sebagai Anak Allah adalah
GIMMICK. Gimmick sebuah istilah yang sedang ngetrend saat ini. Biasanya istilah
gimmick itu sebagai Upaya mengelabui
musuh, seperti di dunia militer yang sedang berperang atau sedang berusaha
membasmi lawannya. Jadi pergerakkan mengelabui itu bisa dengan berbagai cara:
memakai topeng, kartun, pernyataan-pernyataan provokatif namun tidak jujur, hanya menjerat
pendengar untuk yakin bahwa apa yang dikatakan itu benar. Padahal dalam
kenyataan itu semua hanya tipu daya, kebohongan dan ketidakjujuran.
Jadi
kehadiran Yesus sebagai utusan Roh Kudus, Roh Kebenaran dan Dia adalah Kebenaran itu sendiri. Dia tidak bisa berbuat
bohong dan menipu manusia yang percaya kepada-Nya. Sebab Yesus sendiri sudah
berkata, “Akulah Kebenaran”. Sementara roh jahat hadir
dengan berbagai tawaran palsu. Lihatlah sejak manusia pertama di taman Eden,
gimmick iblis sudah bertindak manis, “Jika kamu makan buah yang dilarang Tuhan,
maka kamu akan tahu mengenai segala sesuatu, tentang yang baik dan yang tidak
baik.’
Sabda
Tuhan ini masih tetap relevan sampai pada zaman kita dewasa ini. Bangsa Indonesia
sebentar lagi akan melaksanakan perhelatan demokrasi nasional yakni PEMILIHAN
UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, dan juga menyusul pemilihan BADAN LEGISLATIF
(DPR). Pada hari-hari ini ramai pada masa kampanye dan di dunia maya, media social,
media cetak dan media elektronik , iklan-iklan para calon pemimpin bangsa dan calon wakil
rakyat melalui partai-partai politik yang diusung memperkenalkan diri,
visi-misi, serta berbagai janji politik yang menggiurkan. Apakah Rakyat atau Masyarakat
selama ini cukup cermat membedakan pernyataan-pernyataan mana yang “GIMMICK” dan
mana yang merupakan “KEBENARAN”?
Untuk
dapat membedakan secara baik, maka cobalah kita merenungkan Sabda Tuhan dalam
bacaan pertama hari ini. Kepada Musa Tuhan berkata bahwa Ia akan memberikan bangsa
Israel seorang nabi yang akan mengatakan
kepada bangsa itu segala sesuatu yang dikatakan atau disampaikan oleh Tuhan
sebagai sebuah perintah untuk dihayati. Dan ingatlah pesan Tuhan ini, “Orang
yang tidak mendengarkan firman-Ku yang akan diucapkan oleh nabi itu demi
nama-Ku, daripadanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang nabi yang
berani mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan, atau yang
berkata demi allah lain, nabi seperti itu harus mati” (Ul. 18: 19-20).
Sebagai
umat beriman dan sebagai warga negara
yang baik, kita diajak untuk memberikan kontribusi suara kita pada pesta demokrasi
itu. Namun kita harus membuat Keputusan secara tepat dan benar dalam memberikan
dukungan kita dengan terlebih dahulu berdoa, merenung dan meneliti figur-figur
calon pemimpin dan wakil rakyat kita itu. Apakah bersifat gimmick atau
mengusung kebenaran yang hakiki. Seperti kita memilih untuk tetap beriman
kepada Yesus Sumber Kebenaran sejati, marilah kita juga memilih pemimpin bangsa
kita yang yang mengusung misi kebenaran Ilahi
itu.
Marilah
kita senantiasa memohon terang Roh Kudus agar kita selalu diberi pencerahan
untuk menghayati hidup kita secara benar sesuai dengan Sabda Tuhan. Semoga kita
sekalian senantiasa diberkati oleh Allah Tritunggal Mahakudus + Bapa dan Putera
dan Roh Kudus. Amin.
Salam
dan berkat,
Pastor
Paroki EKUKARDO,
P.
Kris Sambu, SVD
Komentar
Posting Komentar