TELADAN KETAATAN DAN KESETIAAN YESUS

 Renungan Hari Senin, 14 Agust 2023 PW St Maksimilianus M.Kolbe, ImMrt Ul. 10:12-22; Mat. 17:22-27

Bangsa Israel merasa diri lebih superior dari bangsa-bangsa lain. Mereka anggap diri sebagai bangsa pilihan dan merasa sebagai bangsa yang setia dan taat kepada hukum dan perintah Tuhan. Akan tetapi ketaatan dan kesetiaan mereka belum sempurna sebab hati, budi dan pikiran mereka masih terbelenggu oleh pemikiran negatif tentang bangsa lain. Mereka mewajibkan bangsa non-Yahudi harus disunat jika ingin diselamatkan. Akan tetapi Tuhan memandang hal itu sebagai sebuah kesalahan. Mereka justru harus mengubah hati, budi dan pikiran mereka. Memandang sesama bangsa lain sebagai saudara yang sama dicintai dan diselamatkan oleh Tuhan yang sama pula. Untuk itulah hati dan budi serta pikiran mereka harus DISUNAT. Disunat bukan dalam arti biologis dan fisiologis, melainkan lebih pada pemahaman spiritual. Sunatkan hati yang angkuh, pikiran yang penuh curiga, budi yang kotor, iya dan seterusnya. Dibersihkan dan dimurnikan. Disunat. 

Yesus dalam injil memberikan teladan mengenai ketaatan dan kesetiaan kepada hukum Tuhan dan hukum negara. Sekalipun Yesus tidak wajib untuk membayar pajak, namun supaya tidak menjadi batu sandungan, Yesus tetap membayarnya. Yesus taat dan setia kepada perintah-perintah Tuhan dan hukum-hukum negara. Pada titik ini sesungguhnya Yesus hendak menggugat para penguasa Yahudi, para ahli taurat dan golongan farisi, serta kita umat beriman dewasa ini bahwa yang seringkali melanggar hukum dan peraturan itu bukan hanya pemungut pajak, seperti Zakheus atau Matius misalnya. Tetapi juga para penguasa dan orang-orang yang merasa diri suci, benar justru turut  melanggar hukum dan peraturan dengan melalaikan kewajiban membayar pajak. Akan tetapi mereka ini yang sering berteriak keras tentang keadilan, kebenaran dan kejujuran. Yesus menegur kita umat kristiani dewasa ini juga. Seringkali umat beriman memberi kolekte dan kewajiban gerejani. Sesudah itu dia mencari tahu dan menuntut uang kolektenya dipergunakan untuk apa, oleh siapa, dengan cara apa dan seterusnya. Itu baik Seharusnya. Namun seringkali yang suka berkoar-koar mengenai hal ini justru tidak memenuhi kewajibannya dengan baik. Dia hanya menuntut orang lain. Untuk tipe manusia macam inilah Sabda Yesus menggugat, "Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah, apa yang menjadi hak Allah."

Santo Maksimilianus Maria Kolbe, seorang Imam dan Martir yang pestanya Gereja peringati hari ini memberikan teladan iman yang benar. Dia taat dan setia kepada iman akan Kristus. Dengan demikian iapun taat dan setia seperti Kristus juga. 

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar kita sanggup "sunatkan" cara hidup kita yang tidak benar dan menumbuhkan sikap taat dan setia kepada perintah-perintah Tuhan dengan baik dan benar. 

Semoga kita semua senantiasa dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang Mahakuasa : Bapa ➕ dan Putera dan Roh Kudus. Amin. 

Salam dan berkat, 

Pastor Paroki EKUKARDO, 

P. Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU