BERUBAH RUPA, BERUBAH HATI
HARI MINGGU BIASA PEKAN XVIII
PESTA YESUS MENAMPAKKAN
KEMULIAAN-NYA
Ka Redong, 06 Agustus 2023
BERUBAH RUPA, BERUBAH HATI
Dan. 7:9-10; 2Ptr.1:16-19;
Mat. 17:1-9
Hari ini Gereja merayakan hari Minggu Biasa XVIII,
yang bertepatan dengan Pesta Tuhan Yesus menampakkan Kemuliaan-Nya di atas
gunung Tabor. Sering dikenal juga peristiwa Yesus dimuliakan di atas gunung ini
dengan nama TRANSFIGURASI. Yesus berubah rupa di hadapan para murid-Nya:
Petrus, Yakobus dan Yohanes.
Tidak ada orang lain di atas gunung itu selain dari
mereka berempat. Tuhan Yesus mengajak mereka untuk berdoa. Di hadapan ketiga
murid itulah Tuhan Yesus berubah rupa ketika Ia sedang berdoa! Wajah-Nya
bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti
terang, bahkan berkilat-kilat, tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat
mengelantang pakaian seperti itu. Kemuliaan surgawi tercurah mengubahkan rupa
Tuhan Yesus, juga memberikan kekuatan dan dukungan ilahi melalui Elia dan Musa
karena Tuhan Yesus akan pergi ke Yerusalem dan menghadapi jalan salib, jalan
penderitaan. Kemuliaan ilahi itu ternyata bukan hanya diberikan pada Tuhan
Yesus. Ketiga murid-Nya mendapat pesan khusus untuk menceritakan pengalaman
ilahi ini pada semua orang beriman karena ternyata janji kemuliaan ilahi itu
juga diberikan pada tiap orang beriman – kemuliaan yang akan mengubahkan rupa
kita! Terlebih mengubah rupa hati kita.
Tuhan Yesus mengajak ketiga murid-Nya bukan tanpa
alasan, juga bukan hanya untuk menemani-Nya di atas gunung yang tinggi. Tuhan
Yesus mengajak mereka untuk berdoa bersama-sama di atas gunung (Luk9:28). Selain itu ketiga murid-Nya selanjutnya
diberi tugas untuk mewartakan/menceritakan pengalaman itu pada orang banyak
setelah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati (Mrk9:9, Mat17:9).
Pada waktu
mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu
ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan
dari antara orang mati.” ( Matius 17:9).
Segala hal yang dijanjikan oleh Allah dalam
Firman-Nya ternyata bukan hanya untuk sekedar kita ketahui melainkan juga untuk
kita alami (2Raj2:10). Jadi pengalaman tentang
Tuhan Yesus dimuliakan di atas gunung diberikan pada kita supaya kita juga
dapat menyaksikan apa yang disaksikan oleh ketiga murid tersebut dan juga
supaya kita dapat mengalaminya. Mengalami kemuliaan Tuhan bukan hanya sekedar
melihat cahaya yang menyilaukan. Mengalami kemuliaan Tuhan bukan hanya sekedar
perasaan emosional. Ada banyak berkat rohani luar biasa yang terjadi ketika
kemuliaan Tuhan dinyatakan.
Penginjil Lukas mencatat bahwa ketiga murid itu
malah tertidur ketika Tuhan Yesus mengajak berdoa (Luk.9:32). Namun ketika
kemuliaan ilahi itu turun melingkupi Tuhan Yesus maka yang terjadi adalah ketiga
murid itu terbangun, mereka merasakan suatu kebahagiaan yang belum
pernah mereka alami sebelumnya, sehingga mereka ingin tinggal lebih lama
lagi di tempat itu. Dalam kemuliaan surgawi itu Musa dan Elia juga datang untuk menjelaskan tujuan kepergian Tuhan Yesus ke Yerusalem. Allah Bapa
sendiri juga menyatakan kasih-Nya pada Tuhan Yesus karena Allah sangat berkenan
akan apa yang telah diperbuat oleh-Nya selama ini.
Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah
tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya:
dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu
hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya
kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk
Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang
dikatakannya itu ( Lukas 9:32-33).
Alangkah luar biasanya pengalaman yang diterima
oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes. Pengalaman itu juga disediakan bagi kita yang
MAU diajak Tuhan Yesus untuk naik ke atas gunung yang tinggi, bukan untuk tidur
melainkan untuk berdoa! Ketika kita mau mendedikasikan waktu untuk berdoa maka
sesungguhnya kita sedang selangkah lebih dekat untuk mengalami kemuliaan Tuhan
dalam hidup kita. Ketika kita mulai membangun persekutuan yang intim dengan
Tuhan maka yang akan terjadi adalah rohani kita akan DIBANGUN, iman yang letih
lesu akan dikuatkan, pengharapan yang tertidur akan dibangunkan sehingga kita
memiliki pengharapan yang baru dan kokoh, api pelayanan yang mulai redup juga
akan dinyalakan kembali sehingga membakar setiap orang yang dilayani dengan
kuasa api Roh Kudus. Ketika kita mulai berdoa maka kita juga akan mengalami
KEBAHAGIAAN ILAHI, suatu kebahagiaan yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini.
Kemuliaan ilahi juga akan membuat kita nyaman, tenang, penuh damai, sehingga
kita dibuat menjadi betah untuk berlama-lama dalam suasana surgawi. Berdoa
dengan setengah hati akan menghasilkan kejenuhan, bosan, dan hanya merasa
seperti membuang waktu. Tidak heran kalau kita suka terlambat datang ke gereja,
tetapi sebelum misa selesai, kita segera pulang. Karena kita datang ke gereja
tanpa motivasi untuk mengubah hati dan Nurani kita, kita hanya sekedar memenuhi
hukum bahwa hari Minggu harus ke gereja. Akan tetapi jikalau kita mau mulai
sungguh-sungguh berdoa seperti yang dilakukan Tuhan Yesus maka yang kita
rasakan justru kenyamanan ilahi yang luar biasa! Dalam kemuliaan Tuhan itu kita
juga dimampukan untuk menerima PENJELASAN ilahi. Mungkin ada begitu pertanyaan
dalam pikiran kita, baik tentang masa depan, kekhawatiran, pergumulan, ataupun
hal-hal lain yang tidak kita mengerti, hal-hal jasmani ataupun rohani, ternyata
semua itu dapat dijabarkan dalam kemuliaan Tuhan. Seperti Allah mengutus Musa
dan Elia untuk memberikan penjelasan pada Tuhan Yesus maka demikian pula Tuhan
akan mengirimkan Roh Kudus bagi kita untuk memberikan pikiran Kristus sehingga
kita dimampukan untuk menjadi lebih mengerti dan lebih kuat (1Kor2:10,16). Dalam kemuliaan ilahi kita juga akan
merasakan kasih Allah yang tak berujung! Kasih yang akan menenteramkan hati
kita, menguatkan kita, menerima kita, dan menguatkan kita!
Kita diajak untuk bersama-sama mengalami kemuliaan
ilahi yang luar biasa itu. Jangan melewatkan kesempatan emas ini. Mari
mengambil waktu lebih banyak, lebih disiplin, lebih konsisten, sehingga kita
tidak semakin tertidur di akhir zaman ini tetapi justru tetap berjaga-jaga
dalam doa (Luk21:36).
Setiap kali kemuliaan Tuhan dinyatakan ternyata hal
itu akan mengubah rupa orang yang masuk dalam kemuliaan. Wajah Tuhan Yesus
menjadi bersinar dalam kemuliaan. Wajah Musa juga bercahaya ketika masuk dalam
kemuliaan (Kel34:29). Demikian juga wajah
anak-anak Allah akan mulai berubah ketika masuk dalam kemuliaan Allah dan
bercakap-cakap dengan Allah. Sekalipun wajah kita tidak bercahaya secara
jasmani, sekalipun cahaya kemuliaan itu tidak dapat dilihat oleh orang lain,
namun dengan iman kita dapat mengerti bahwa tiap kali kita berdoa dan bercakap-cakap
dengan Tuhan maka Allah telah mengerjakan sesuatu dalam hidup kita, yaitu
menambahkan cahaya kemuliaan-Nya dalam hidup kita.
Dan kita semua
mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena
kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi
serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (2Korintus
3:18).
Kemuliaan itu datangnya dari Tuhan dan akan
mengubahkan rupa kita menjadi serupa dengan gambar-Nya (Kej1:27). Tuhan menjanjikan kemuliaan yang semakin
besar ketika kita mulai memberikan waktu untuk berdoa dan berdiam dalam
hadirat-Nya. Kemuliaan Tuhan yang kita terima bukan hanya membuat kita bahagia
melainkan juga akan mengerjakan perubahan, membentuk karakter kita, menundukkan
kesombongan dan keangkuhan hati kita, membuang segala sampah dosa, menyatakan
kesalahan, kekeliruan, dan segala kekerasan hati kita, sehingga kita menjadi
makin serupa dengan gambar-Nya dan dianggap layak untuk bersama-sama masuk
dalam pengangkatan di hari yang mulia itu.
Marilah kita menanggapi ajakan Tuhan untuk naik ke
gunung yang tinggi itu karena ada kemuliaan Allah yang menanti di sana,
kemuliaan yang akan menjawab segala kebutuhan kita, bahkan kemuliaan yang akan
mengubahkan rupa wajah dan hati kita. Dan semoga saudara-saudari sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah Yang Mahakuasa : Bapa ➕ dan Putera dan Roh Kudus. AMIN.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Komentar
Posting Komentar