AKSI PEMBENARAN DIRI
Renungan Hari Sabtu, 05 Agust 2023 Masa Biasa Pekan XVII
Im. 25:1.8-17; Mat. 14:1-12
Setiap manusia dikaruniai Tuhan dengan apa yang disebut Hati Nurani. Hati Nurani menjadi semacam alarm yang selalu mengingatkan manusia akan suatu hal di dalam hidupnya. Itulah yang disebut dengan "Suara Hati".
Dengan Suara Hati itulah manusia dimampukan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, benar dan salah. Biasanya ada tiga tahap Suara Hati itu bekerja di dalam diri manusia sekaligus melawan suara yang datang dari godaan setan atau si jahat.
Tahap pertama, merupakan peringatan. Suara Hati menegur manusia yang hendak melakukan sesuatu yang baik dan benar atau buruk dan salah. Bisa saja ada pergulatan batin, mau atau tidak, boleh atau tidak. Contoh: di kebun tetangga ada buah mangga ranum. Keinginan untuk petik dan ambil. Ada dorongan untuk minta ijin sama pemilik (suara Roh baik); tetapi ada pula dorongan yang mengatakan, 'ah ambil saja. Tuannya tidak tahu dan tidak ada orang yang lihat'(suara si jahat). Roh baik menang jika orang itu tahan diri sampai ia mendapat ijin atau diberi oleh tuan mangga; tetapi jika si jahat menang dengan mengabaikan ijinan dari si empunya mangga.
Tahap kedua, tindakan atau aksi. Aksi terjadi bisa baik, iya bisa buruk. Suara Roh Baik menang maka tindakan atau aksi baik yang dilakukan. Seperti minta ijin sama tuan mangga tadi. Tetapi aksi jahat adalah ambil mangga tanpa ijin sehingga dikategorikan sebagai pencurian.
Tahap ketiga, Suara Hati mengadili. Jika tindakan baik dan benar maka Suara Hati akan memperlihatkan sukacita dan kegembiraan dari pelaku. Ia bahagia. Sebaliknya, Suara Hati akan menghakimi pelaku jika pelanggaran sudah terjadi. Biasanya pada tahap ini jika salah, manusia baru tersadar, menyesal dan rasa bersalah.
Ketajaman Suara Hati akan teruji dalam setiap tahap di atas. Biasanya hal itu akan terjadi ketika manusia berhadapan dengan taruhan : kuasa dan jabatan, uang dan kekayaan, status sosial dan kedudukan, prestise dan martabat harga diri. Keliru mendengar Suara Hati yang baik dan mengikuti bisikan si jahat akan menyeret orang kepada keangkuhan, kesombongan, ambisi dan sikap brutal yang dapat membahayakan nasib orang lain.
Kisah kematian Yohanes Pembaptis dalam injil hari ini adalah bukti kesalahan Herodes mengambil keputusan dengan mengikuti bujukan si jahat dan menolak Suara Hati yang baik yang datang melalui Yohanes Pembaptis. Fatal akibatnya.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar mempertajam Suara Hati kita untuk mengikuti bisikan Roh kebenaran dalam mengambil keputusan dalam hidup ini. Semoga Suara Hati kita sungguh menjadi pedoman hidup kita sehari hari menuju keselamatan kekal.
Semoga kita semua dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah Yang Mahakuasa : Bapa ➕ dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu SVD
Komentar
Posting Komentar