HATIKU TERARAH KEPADA KEBIJAKSANAAN
Renungan Hari Sabtu, 03 Juni 2023 PW St Karolus Lwanga, dkk, Martir Sir. 51:12-20a; Mrk. 11:27-33
Raja Salomo ketika ditanyai Tuhan, apakah yang ia minta dari Tuhan: umur panjang? Kekayaan? Kesehatan?.... Semuanya tidak penting bagi Salomo. Justru yang dia minta adalah "Kebijaksanaan" untuk memimpin bangsa pilihan-Nya.
Kitab Putra Sirakh dalam bacaan pertama hari ini berbicara tentang Kebijaksanaan. Kebijaksanaan begitu penting dalam hidup manusia. Sebab jika orang memiliki kebijaksanaan berarti dia bisa mendapatkan segala sesuatu yang diharapkan dan diperjuangkan. Sumber kebijaksanaan itu adalah Kitab Suci, Hukum Taurat, Kitab Para Nabi, Ajaran Gereja,.... Dan semuanya mengarahkan manusia untuk mencapai sumber kebijaksanaan sejati yakni Allah sendiri. "Hatiku telah kuarahkan kepada kebijaksanaan, dan dalam kemurnian hati aku menemukannya."
Penginjil Markus hari ini mengisahkan perdebatan Yesus dengan imam-imam kepala, ahli-ahli taurat dan kaum tua-tua Yahudi. Kaum elite Yahudi ini sudah merasa dirinya hebat dan tahu segala-galanya, bahkan merasa berkuasa atas segala sesuatu. Maka mereka mencobai Yesus dan bertanya tentang kuasa yang telah memberikan kemampuan luar biasa kepada Yesus dalam melakukan segala sesuatu. Sesungguhnya pertanyaan mereka bukan bertolak dari kebutuhan mereka mau belajar dari kelebihan Yesus, tetapi mereka justru mau membandingkan kemampuan mereka dengan kemampuan Yesus. Motivasi mereka jelek dan menyesatkan diri sendiri. Oleh sebab itu ketika Yesus balik bertanya kepada mereka tentang "pembaptisan Yohanes, berasal dari surga atau dari manusia"? Mereka pun bingung dan hanya bisa berkata "kami tidak tahu".
Sikap apatis yang ditampilkan oleh kaum elite Yahudi itu menunjukkan sikap orang yang tidak mau percaya akan tanda-tanda, pengajaran dan segala bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh Allah di dalam diri Yesus. Ini adalah sikap yang tidak bijaksana. Belajar dari orang lain, apalagi dari Firman dan Pekerjaan Allah adalah sikap yang bijaksana dan menghantar orang kepada keselamatan dan kebahagiaan abadi.
Santu Karolus Lwanga, dan kawan-kawan telah bersikap bijaksana dalam hidup mereka. Mereka memilih untuk hidup di dalam Allah sekalipun harus mengorbankan nyawa, daripada bersenang-senang dalam kubangan dosa di dunia. Sikap inilah yang diagungkan oleh Putra Sirakh, "Hatiku telah kuarahkan kepada kebijaksanaan, dan dalam kemurnian hati aku menemukannya."
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus, Roh Kebijaksanaan agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik dan benar.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu SVD
Komentar
Posting Komentar