HAK ALLAH DAN HAK MANUSIA
Renungan Hari Selasa, 06 Juni 2023 Pekan IX Masa Biasa
Tob. 2:9-14; Mrk. 12:13-17
Tuhan berkenan kepada orang yang jujur. Orang jujur hatinya teguh, tidak mudah tergoda akan tawaran duniawi. Orang jujur akan selalu percaya penuh terhadap penyelengaan Allah.
Tobit adalah pribadi orang yang jujur itu. Sekalipun demikian, bukan berarti Tobit luput dari penderitaan, sakit penyakit. Dia mengalami pula kekurangan akan hal-hal yang menjadi kebutuhan sehari-hari. Ketika Tobit jadi buta, ia dirawat oleh sanak keluarga. Istrinya harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Tobit tetap utamakan kejujuran. Sehingga ketika istrinya mendapat upah tambahan dari pelanggan kainnya berupa seekor anak kambing, Tobit tidak mudah percaya. Dia berpikir, jangan-jangan istrinya mencuri kambing orang hanya karena mereka kekurangan.
Pesan indah kisah Tobit dan istrinya adalah jika di rumah tangga kita, entah suami atau isteri, atau anak-anak membawa sesuatu yang kita tidak tahu persis asal usul perolehannya, haruslah ditanyakan. Jangan sampai dia memperolehnya dengan cara tidak wajar.
Kisah injil memberikan gambaran serupa, tentang mengakui hak orang lain. Pertanyaan jebakan orang farisi dan kelompok herodian terhadap Yesus, terdorong oleh motivasi yang tidak jujur. Cara demikian sama halnya dengan merampas hak-hak orang lain dan menyangkal pula apa yang menjadi hak orang lain. Maka jawaban Yesus sangat tepat, "Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!"
Menyangkal dan merampas hak orang lain itu adalah bagian dari ketidakjujuran. Umat beriman mesti hindari sikap ini. Tentu Tuhan tidak menyukai sikap dan perilaku manusia model ini.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar menyanggupkan kita untuk selalu bersikap jujur dan mengakui hak sesama, hak saya dan hak Allah serta hak umum/negara.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu SVD
Komentar
Posting Komentar