BERANI MENJADI PEWARTA KEBENARAN
BERANI
MENJADI PEWARTA KEBENARAN
Renungan Hari Minggu, 25 Juni 2023 Masa Biasa Pekan XII
Yer. 20:10-13; Rom. 5:12-15; Mat.10:26-33
Cerita kecil: Sekelompok bapak-bapak, terdiri dari 4 orang. Mereka sedang bermain
kartu. Sebagai penyemangat mereka taruhan uang dalam jumlah kecil-kecil. Menurut mereka
jumlah seperti ini bukan dalam kategori ‘judi’. Lalu ada beberapa teman asyik
menonton mereka bermain. Ada yang nyeletuk, ‘eii… hati-hati. Polisi biasanya
mengintai situasi seperti ini.’
‘Ah siapa takut. Saya hanya takut kepada Tuhan Allah. Selain dari itu,
tidak ada yang saya takut.’ Mendengar pernyataan itu, ketiga teman lainnya,
sepakat, bahwa mereka tidak takut siapapun.
Beberapa menit kemudian, handphone salah seorang dari antara mereka berdering,
“Halo sayang…kamu di mana? Rupanya penyakitmu sudah kumat lagi yeee?... Saya
sudah amati dari tadi, dengan teman-teman tetapmu.”
“Iya..iya…sayang, saya akan segera pulang. Saya lupa ternyata kita ada
rencana hmmmm….”
Langsung kabur tanpa pamit. Dan ketiga teman lainnya juga kabur. Ternyata,
sang isteri yang menelpon tadi hanya sekedar ‘gertak dalam dugaan’, sebab dia
sendiri tidak tahu persis bahwa suaminya sedang main judi.
Teman yang guyon tadi bahwa polisi seringkali mengintai, tertawa
terbahak-bahak menyaksikan teman-temannya yang ketakutan pada para isteri
mereka. Lalu dia menamakan mereka ini sebagai “HPSTI” (Himpunan Para Suami
Takut Istri).
Hari ini bacaan injil secara khusus menggarisbawahi tentang “sikap
jangan takut”. Yesus menasihati para murid-Nya untuk jangan takut. Sebanyak
tiga kali Yesus mengulangi pernyataan “jangan takut”.
· 1). Jangan takut
terhadap mereka yang memusuhimu. Di sini Yesus memberanikan mental para
murid-Nya untuk tidak takut mewartakan dan bersaksi tentang kebenaran. Sebab
tidak ada Sesuatu pun yang tertutup yang
tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan
diketahui. Segala sesuatu akan terang benderang, sebab Tuhan akan memakai
segala macam cara untuk mengungkapkan suatu fakta kebenaran. Oleh sebab itu,
Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk berani menyampaikan segala
kebenaran yang datang dari Allah. “Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap,
katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah
itu dari atas rumah.”
· 2). Janganlah
kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa
membunuh jiwa. Tetapi takutlah
kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh. Bukan hanya
membinasakan tetapi memasukkannya ke dalam neraka. Betapa mengerikan. Pantas untuk
ditakuti. Para kudus martir adalah contoh mereka yang tidak takut jenis ini.
· 3). Janganlah kamu
takut akan kehilangan hal-hal duniawi. Jaminan bagi para murid adalah Tuhan sendiri yang melindungi, sebab jiwa
manusia beriman lebih berharga dari pada burung pipit. Bahkan Tuhan melindungi
sedetail-detailnya hidup seorang beriman, sama seperti rambut kepala tidak
sehelai pun gugur atau diputihkan di luar rencana Tuhan.
Sebagai tanda keberanian seorang murid Tuhan dan
sebagai seorang beriman, hendaklah kita berani mengakui Tuhan di depan
dunia/manusia, sebab jika demikian Yesus pun akan mengakui kita di depan Bapa
surgawi. Sebaliknya jika kita menyangkal, kita “takut” mengakui Tuhan di depan
manusia, maka Yesus pun menyangkal kita di hadapan Bapa-Nya di surga. Kita
dihadapkan dengan pilihan, “berani atau takut?” Semuanya ada resiko pilihan
itu.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memberanikan kita untuk TIDAK
TAKUT terhadap segala kekuatan dunia dan manusia. Kita bukan termasuk dalam HPSTI
(Himpunan Para Suami Takut Istri), tetapi kita digolongkan dalam HPLK (Himpunan
Para Laskar Kristus). Tuhan memberkati!
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu SVD
Komentar
Posting Komentar