SALIB ADALAH JALAN MENUJU KEMULIAAN

 

 Renungan Hari Minggu Paskah VII,  21 Mei 2023

Kis.1:12-14; 1Ptr. 4:13-16;  Yoh. 17:1-11a

SALIB ADALAH JALAN MENUJU KEMULIAAN

Hari ini Gereja merayakan Hari Minggu Paskah VII, di mana secara khusus dalam pekan ini Gereja sedang berkanjang dalam doa novena memohon kedatangan Roh Kudus, Roh yang dijanjikan Yesus sendiri. Dalam suasana persekutuan dan persaudaraan, para murid Bersama beberapa Wanita serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus berkumpul dan berdoa. Gereja sebagai sebuah persekutuan orang beriman melakukan hal yang sama saat ini. Kita berkanjang dalam doa dan novena. Kita saling meneguhkan untuk bertahan dalam kesulitan, dalam kecemasan dan ketakutan. Kita menjadi terang cahaya bagi sesame yang merasa hidup ini begitu gelap dan suram. Kita menjadi tanda pengharapan bagi saudara-saudari yang sedang dalam keputusasaan. Kristus adalah cahaya dunia, Ia bersinar dan terpancar melalui wajah Gereja-Nya. Maka Gereja pun menjadi terang bagi bangsa-bangsa (bdk. Lumen Gentium no. 1). Dengan demikian Gereja melaksanakan sebuah misi yang bergerak keluar mewartakan injil agar semakin banyak orang percaya dan diselamatkan.

Doa adalah sarana komunikasi iman yang efektif. Terjadi komunikasi antara umat beriman dengan Allah yang diimani. Ada komunikasi, ada dialog secara vertical dengan Allah, dan secara horizontal di antara manusia beriman. Gereja para rasul telah menunjukkan teladan saleh  kepada kita dewasa ini, “Mereka semua bertekun dalam doa Bersama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.”(Kis.1:14). Untuk apa mereka berdoa? Mereka berdoa menantikan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus, Roh yang akan memberikan mereka kuasa dan kemampuan untuk mewartakan Injil. Dalam persekutuan dan doa bersama ini, iman mereka saling diteguhkan dan diberanikan untuk mewartakan injil keluar dari lingkungannya.

Injil Yohanes mencatat wejangan Yesus terakhir hari ini sebagai perpisahan dengan doa kepada Bapa-Nya bagi para murid-Nya. Doa Yesus ini pun menunjukkan sebuah relasi akrab Bapa dan Anak dalam sebuah persekutuan. Maka seperti Yesus berdoa kepada Bapa, kita pun diajak untuk senantiasa berdoa dalam kebersamaan kepada Allah. Doa Yesus ini lebih menjelaskan bahwa misi-Nya di dunia sudah mencapai akhir, dan inilah saat yang tepat untuk mendapatkan kemuliaan. Bapa dimuliakan, Yesus, sebagai Anak pun dimuliakan. Bapa dan Anak adalah satu, sebuah persekutuan. Kemuliaan yang dicapai oleh Yesus adalah Ketika Dia ditahtakan di atas salib. Dalam dan melalui Diri Yesus yang tersalib, Bapa dimuliakan, dan Yesus pun mendapatkan kemuliaan yang sama. Yesus dimuliakan dan diberi kuasa atas segala yang hidup dan atas semua orang yang telah menerima dan percaya akan pewartaan-Nya. Di sinilah momentum berahmat terjadi, Yesus memberi kuasa dan daya hidup yang sama bagi para murid dan para pengikut-Nya. Mereka pun dipermuliakan dan mendapat hak ahliwaris yang sama sebagai anak-anak Allah.

Oleh sebab itu, para murid, kita semua anggota Gereja Kristus, janganlah takut menderita karena ajaran iman dan mempertahankannya. Sebab melalui jalan salib, jalan penderitaan itulah kita mendapatkan kemuliaan dan hidup di dalam Kerajaan Allah. Santu Petrus dalam suratnya hari ini berpesan kepada kita dengan sangat indah, “Berbahagialah kamu, jika dinista karena nama Kristus, sebab Roh Kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri, penjahat atau pengacau. Tetapi jika kamu harus menderita sebagai orang Kristen, janganlah malu karena hal itu. Malah kamu harus memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.”(1Ptr.4:14-16).

Dengan kuasa Roh Kudus yang telah kita terima, kita para murid, anggota Gereja Kristus, dipanggil keluar untuk bersaksi tentang iman akan Kristus kepada dunia semesta. Yesus sudah berkata, seorang murid tidaklah lebih dari sang Guru. Maka jika Yesus Sang Guru sudah menderita dan mengalami kematian tragis di salib, kita pun patut bersukacita karena ikut menderita karena iman kepada Dia.

Marilah kita tetap setia berkanjang dalam doa novena menantikan rahmat Roh Kudus agar kita mampu menderita dan bersaksi akan iman kita kepada Kristus.  Tuhan memberkati.

 

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU