“… MAKA PULANGLAH MEREKA KE NEGERINYA MELALUI JALAN LAIN” (Mat. 2:12)
“…
MAKA PULANGLAH MEREKA KE NEGERINYA MELALUI JALAN LAIN” (Mat. 2:12)
Renungan
Malam Natal, 24 Desember 2022
Yes.
9:1-6; Tit. 2:11-14; Luk. 2:1-14
N ……………
Selamat merayakan Natal. Perayaan Natal selalu membawa sukacita an
damai sejahtera bagi hidup kita. Sebab Yesus yang lahir pada malam ini untuk
membebaskan kita dari belenggu dosa. Oleh Dia yang lahir di kendang hewan, mati
di kayu salib, dan kemudian bangkita dari antara orang mati, kita dilahirkan
Kembali secara bbaru dan memperoleh peluang untuk kehidupan kekal.
Tema natal kita tahun 2022 ini adalah “…. Maka pulanglah mereka
ke negerinya melalui jalan lain” (Mat. 2:12) mengajak kita untuk
merefleksikan makna Natal sebagai sebuah momentum pertobatan, momentum
pembaharuan diri, dan momentum untuk berlangkah lagi dalam semangat iman yang
baru. Tema ini merujuk pada kisah orang-orang majus yang datang mencari dan
menyembah Yesus Sang Raja Semesta Alam. Mereka melewati berbagai rintangan dan
tantangan sampai menjumpai Yesus, Raja baru itu dan menyembah mereka. Setelah
perjumpaan dengan Sang Raja baru itu mereka diminta untuk pulang ke negerinya
melalui jalan lain.
“Jalan lain” dapat dimaknai dari berbagai
perspektif:
1. Jalan pertobatan (Perspektif
rohani):
Sesudah berjumpa dengan Yesus, orang tidak lagi menjalani cara hidup lama,
tetapi dengan cara baru, menjadi manusia baru. Peristiwa Natal mengajak kita
untuk menemukan jalan baru dan dengan semangat baru mewartakan Kasih-Nya kepada
sesame, dunia dan alam semesta. Jalan lama : ada permusuhan, perselisihan, iri
hati dan dendam, kemalasan dan mental enak; kini dalam aura Natal kita pulang
melalui jalan lain: ada damai dan kerukunan, ada solidaritas dan pengampunan,
ada semangat kerja keras dan perjuangan…..
2. Jalan Bersama (perspektif
social): seperti
para majus dari timur yang secara Bersama-sama berjalan mencari Yesus, kita
diajak untuk melakukan hal serupa. Natal mendesak kita untuk semakin
memperdalam semangat persekutuan kita, semakin mempererat kebersamaan dan kerja
sama kita. Hanya dalam semangat kebersamaan itu kita dapat bangkit Bersama dari
kejatuhan dan keterpurukan kita, kita bangkit Bersama untuk Kembali memulihkan
keadaan kita yang sudah diporakporandakan oleh bencana alam covid-19, dan juga
suasana social yang sudah dirusakkan oleh berbagai pengaruh dunia yang
menghancurkan. Inilah makna Natal, kita Bersama-sama mencari kehendak Allah
untuk berjumpa dengan “Dia yang tinggal di antara kita”. Kita perlu bersyukur
atas segala sesuatu yang sudah kita bangun Bersama: persekutuan dan kerjama, solidaritas
dan Gerakan syukur Bersama kita. Mari, dalam semangat natal ini kita bangkit
dan mempertahankan, merawat dan menjaga serta memperbaiki sisi-sisi rawan yang
masih mengganggu persekutuan kita. Dalam iman Gereja Katolik (umum –
universalitas) kita menemukan kekuatan Bersama. Segala bentuk perbedaan
bukanlah hal yang memecah-belahkan, melainkan menjadi kekayaan yang dirajut
dalam bingkai persekutuan yang kokoh, persekutuan kasih. Oleh sebab itu, dengan
semangat natal, kita jauhkan segala diksi yang memecah-belahkan kita: ata
one – ata pe’ang; kaya dan miskin, pejabat dan rakyat jelata. Dalam
semangat natal, mari kita semakin mempererat rasa persaudaraan dan persekutuan
kita sebagai umat beriman yang satu dan sama.
3. Menjaga dunia dan alam semesta
secara integral: Manusia hidup dalam satu lingkungan kosmis, dunia dan alam semesta
dalam satu kesatuan. Umat beriman turut bertanggung jawab untuk menjaga
keutuhan alam ciptaan serta kesejahteraan manusia. Tidak dapat dipikirkan
manusia hidup tanpa ada ruang alam yang menjamin pergerakan hidupnya. Oleh
sebab itu, momentum natal menjadi sebuah kesempatan untuk melahirkan kesadaran
baru dalam merawat dan menjaga keutuhan alam ciptaan Tuhan ini. Memilih jalan
lain untuk tidak merusak, membabat, membakar hutan dan merusakan kandungan bumi
dengan pertambangan dan penggalian kekayaan isi bumi secara serampangan.
4.
Menggunakan sarana
pewartaan digital secara tepat dan bertanggungjawab: Tidak dapat dipungkiri saat ini
bahwa sarana dan media social digital sudah mengambil peran penting dalam dunia
pewartaan. Secara bertanggung jawab kita umat beriman untuk ‘mengambil
jalan lain’ dalam karya pewartaan dengan menggunakan sarana teknologi
dan social media. Sebagai orang beriman, kita hendak menyebarluaskan karya
kasih Allah bagi dunia melalui media
social dengan benar. Kita mewartakan kebaikan, kebenaran, saling menghibur dan
berbagi pengetahuan secara jujur dan benar. Kita hindari dan jauhi segala
bentuk pelecehan, berita bohong (hoaks), saling fitnah dan aksi kejahatan
lainnya melalui media social. Tidak sedikit dewasa ini yang menjadi korban
penggunaan alat-alat media komunikasi digital yang tidak bertanggung jawab.
Kita orang beriman, melalui natal kita hendak lahir secara baru, memiliki hati
yang berbudi baru dalam usaha mewartakan kebenaran dan kebaikan kasih Allah.
N
……………
Jika hidup kita sudah diliputi dengan suasana
persaudaraan yang sejati, maka terpenuhilah nubuat Yesaya bahwa kita kini
sudah melihat TERANG yang besar yang tengah bersinar menghalau segala kekelaman
hidup kita yang diliputi dosa. Maka pantaslah kita bersorak-sorai dan
merayakannya dengan sukacita. Sukacita itu semakin berlimpah-limpah dan
bertambah-tambah karena kita merayakannya dalam suasana persaudaraan dan
solidaritas yang tulus ikhlas. Kita hendak Kembali ke dalam rutinitas hidup
kita dengan mengamil jalan lain.
Marilah kita senantiasa memohon rahmat Tuhan dalam Roh
Kudus, agar semangat solidaritas dan persaudaraan itu terus dan tetap menjiwai
kita dalam hari-hari hidup kita selanjutnya, sehingga wajah bumi kita yang
berselisih dan penuh percekcokan diubah menjadi bumi yang damai, rukun dan
penuh cinta kasih.
Selamat
Natal!
Pastor
Paroki EKUKARDO,
P. Kris
Sambu, SVD
Komentar
Posting Komentar