KEKAGUMAN DAN KESETIAAN DALAM IMAN

 

Renungan Minggu Biasa XXXIII, 13 Nopember 2022

Hari Orang Miskin Sedunia

Mal. 4: 1-2a; 2Tes. 3:7-12;  Luk. 21:5-19

KEKAGUMAN DAN KESETIAAN DALAM IMAN

Gereja merayakan hari Minggu Biasa XXXIII. Sabda Tuhan yang ditawarkan kepada kita untuk direnungkan sangat menantang, jika tidak dikatakan sangat menakutkan. Mengapa?

Yesus secara tegas mengatakan kepada orang-orang yang sedang memperbincangkan serta mengagumi keindahan Bait Allah bahwa waktunya akan tiba segala sesuatu yang dilihat dan dikagumi ini akan diruntuhkan, hancur berantakan, dan tidak ada lagi yang tersisa. Sebab Yesus melihat orang-orang ini mengagumi hanya mau mendewakan kehebatan manusia yang membangunnya, dan mereka tidak menyadari dan bahkan tidak mengakui bahwa Tuhan-lah seorang arsitek sejati yang dapat membangun dunia ini dengan kuat kuasa-Nya. Yesus hendak menepis pemahaman serta penghayatan hidup mereka yang sangat picik dan tidak didasari atas iman.

Atas pernyataan Yesus ini membuat para murid-Nya penasaran, sehingga mereka bertanya, “Guru, kapan itu akan terjadi? Apa tandanya, kalau itu akan terjadi?”

Pertanyaan para murid seolah-olah tidak diindahkan oleh Yesus. Jawaban Yesus bisa dibilang jauh dari pertanyaan mereka. Yesus justru mengingatkan mereka untuk “berwaspada” agar jangan mereka disesatkan. Yesus mengarahkan pikiran mereka akan suatu dunia masa depan yang penuh tantangan sebelum orang menggapainya. Itulah akhir zaman. Akan muncul nabi-nabi palsu dan anti-Kristus yang datang mengajar atas nama Allah. Yesus berpesan agar para murid jangan ikut mereka itu. Itu hanya sebuah penyesatan.

Yesus juga mengingatkan para murid bahwa untuk menghadapi situasi penyesatan itu tidak mudah. Sebagai murid-murid Yesus, kita bakal ditolak, dianiaya, bahkan dibunuh karena nama-Nya. Untuk situasi seperti ini Yesus berpesan, “Jangan takut! Ini kesempatan untuk kamu bersaksi”. “Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, agar kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. …… Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.”

Inilah jaminan kita. Yesus sendiri andalan dan jaminan itu. “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”

Sikap iman yang mengagumkan yang dijamin oleh Yesus itu dibutuhkan ‘kesetiaan’ untuk menghayatinya. Tidak mudah. Kesetiaan itu seringkali diuji dan ditantang oleh dunia dengan segala ajaran sesatnya itu. Nubuat Maleakhi dalam bacaan pertama hari ini, coba mengemukakan tentang ketahanan orang beriman. Bagi penulis nubuat Maleakhi, “orang yang takut akan nama Tuhan, bagi mereka akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.” Tetapi orang-orang yang tidak setia, mereka seperti Jerami dan ranting kering akan terbakar dalam api kemarahan Tuhan. Oleh sebab itu, kesetiaan terhadap iman akan Allah yang hidup mesti menjadi ‘harga mati’ bagi seorang pengikut Kristus.

Cobaan dan penyesatan itu datangnya atau terjadi dalam keseharian hidup kita dan berkaitan dengan kebutuan dasar hidup kita. Sehubungan dengan masalah makan mminum, pakaian, dan tempat tinggal. Hal-hal dasariah ini seringkali menjadi sumber pertikaian, permusuhan, kejahatan, dan kriminalitas. Lihatlah, ada banyak aksi ‘begal’ di jalanan hanya karena orang ingin hidup mewah tanpa bekerja, ingin makan enak tanpa usaha, ingin tinggal di tempat mewah tanpa keluarkan keringat membangun….. Paulus mengingatkan kita akan hal ini melalui suratny kepada jemaat Tesalonika hari ini, “Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” Mentalitas hidup semacam ini dapat mempengaruhi kehidupan iman juga. Banyak orang mengagumi keadaan dan kondisi orang lain yang dilabelkan sebagai orang kaya dan diberkati oleh Tuhan. Tetapi dia tidak pernah belajar dari orang-orang tersebut, bagaimana mereka berjuang untuk mencapai taraf hidup demikian. Banyak orang yang hanya hidup dalam keluhan dan rasa kecewa, merasa Tuhan tidak adil dan tidak memberkatinya. Menurut saya, semakin orang mengeluh tentang hidupnya yang susah dan tidak diberkati, sesungguhnya ia sedang menghina Tuhan yang mengasihi dia. Maka wajarlah jika hidupnya semakin susah dan terjepit sebab dia TIDAK TAHU BERSYUKUR. Orang yang tahu bersyukur adalah orang yang selalu hidup dalam optimism iman yang mengagumkan.

Bagaimana dengan kita?

Menutup permenungan ini, saya ingin mengutip sebuah kisah yang pernah ditulis oleh seseorang, berikut ini:

KISAH PERJUANGAN AZIE TAYLOR

Azie Taylor Morton adalah orang kulit hitam yang tanda tangannya tertera pada mata uang US Dollar hingga saat ini. Ia mengisahkan perjalanan hidupnya, sebagai berikut:

“Saya adalah anak HARAM”, ibuku bisu tuli dan sangat miskin. Suatu hari, ibuku diperkosa hingga hamil. Saya lahir tanpa pernah kenal siapa ayah saya. Karena menanggung rasa malu, ibu saya melahirkan  saya di kebun yanag sepi tanpa bidan. Yang menolong ibu saya melahirkanku adlah seorang ibu tua pemilik kebun itu. Kami hidup sangat miskin, hingga dalam umur yang masih sangat  muda (anak-anak), saya terpaksa bekerja, untuk mencari sesuap nasi untuk saya dan ibuku karena ibuku sakit stroke. Saya bekerja sebagai buruh kasar di perkembunan kapas. Saya BENCI keadaan saat itu. Saya KECEWA PADA TUHAN saat itu. Karena TUHAN TIDAK ADIL atas hidup saya. Di saat anak-anak kebanyakan seusiaku menikmati hidup layak, saya harus bergumul dengan penderitaan. Sungguh, saya tidak paham kenapa dilahirkan dan tidak melihat kehidupan yan bagi di MASA DEPAN? Teman-teman seusiaku sering mencemoohku. Mereka memanggil saya ‘si anak haram’ dan mereka tidak mau berteman denganku.

Suatu hari saya ketemu dengan seorang pendeta. Beliau berkata kepadaku, “Azie…(namaku) tahukah kamu…bahwa hidup ini adlaah ANUGERAH nak? TUHAN memberi kamu untuk bebasmemilih, mau tetap mengeluh seperti ini atau bangkit dari kemiskinan, PILIHAN itu ada di TANGANMU nak!” Perlu kamu tahu, RENCANA TUHAN atasmu bukan rencana KECELAKAAN, melainkan hari depan yang penuh HARAPAN. Selama bisa memilih, pilihlah yang TERBAIK!”

Nadanya lirih penuh makna. Kata-kata pendeta itu membangkitkan semangatku untuk berdiri tegak, dan DOA ibu membuatku kuat menghadapi tantangan hidup. Akhirnya saya pilih KELUAR dari rasa kecewa dan tak berguna ini. Singkat cerita, saya mulai bekerja dengan giat untuk biayai sekolah dan kehidupanku Bersama ibuku. Berkat doa ibuku serta bekerja keras dan ulet, hingga akhirnya Tuhan memberkatiku dengan limpahnya, saya meraih KESUKSESAN.

TAHUKAH anda siapa saya…..?

Saya adlaah Azie Taylor Morton, Menteri Keuangan Amerika Serikat pada zaman Presiden Jimmy Carter.

AZIE adalah satu-satunya warga kulit hitam yang menjabat posisi tersebut sampai saat ini, dan tanda tangannya ada di uang Dollar Amerika Serikat.

Pesan untuk kita:

Jangan bandingkan diri anda degan orang lain, tetapi lepaskan dan merdekakan diri anda dari rasa iri, dengki dan benci kepada orang lain.

Ampunilah orang yang membencimu.

Jangan dendam dan abaikan orang yang mencibirmu.

Buatlah itu jadi motivasi untuk maju pesat.

Siapapun anda saat ini: berdoalah, Bangkitlah dan berjuanglah dari keterpurukan.

JANGAN ADA KATA MENYERAH!

Selamat  merayakan hari HARI ORANG MISKIN SEDUNIA!  

Tuhan memberkati kita semua orang beriman!      

 

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD      

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU