BERJAGA-JAGALAH! TUHAN SEDANG DATANG.

 

HARI MINGGU PEKAN I ADVEN, 27 Nopember 2022

Yes. 2:1-5; Rom. 13:11-14a; Mat. 24:37-44

 

BERJAGA-JAGALAH! TUHAN SEDANG DATANG.

Masa Adventus dimulai. Gereja diajak untuk berziarah menuju Rumah Tuhan. Kata ‘Ádventus’ berasal dari kata Bahasa Latin, artinya ‘kedatangan’. Siapakah yang datang? Yang datang atau yang dinantikan kedatangannya adalah Tuhan. Tuhan yang kita Imani adalah Dia yang selalu  datang untuk menjumpai kita umat-Nya yang dikasihi-Nya. Allah selalu datang dalam sepanjang ziarah hidup manusia. Sejak awal penciptaan, Tuhan datang. Dia menciptakan langit dan bumi, dunia dan segala isinya. Namun secara istimewa Tuhan datang ketika Dia menciptakan manusia menurut citra-Nya sendiri. Luar biasa, manusia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, lalu menempatkan mereka di taman Firdaus.

Tuhan datang dalam sejarah bangsa Israel dan sejarah umat manusia. Tatkala Allah datang memanggil Abraham dan menjadikan dia sebagai bapa banyak bangsa, dia dijadikan sebagai saluran rahmat dan berkat bagi dunia. Tuhan memanggil Musa dan nabi-nabi untuk terus menghadirkan Allah secara nyata di tengah dunia manusia, sampai Dia datang dalam rupa Anak-Nya yang Tunggal, yang lahir sebagai manusia, menderita dan wafat, namun dibangkitkan kembali untuk membawa manusia kepada keselamatan.

Tuhan selalu datang dalam keseharian hidup kita dan berjalan bersama kita. Namun seringkali kita tidak menyadarinya lantaran kita terlalu sibuk dengan diri sendiri dan dunia kita yang fana. Untuk itu Tuhan mengingatkan kita untuk “Berjaga-jagalah senantiasa”. Saat yang tidak diduga-duga dan tidak disangka-sangka Anak Manusia datang, akan terjadi, maka haruslah bersiaga selalu. Celakalah kita jika Dia datang, kita tidak siap siaga.

Contoh yang Yesus angkat dalam injil hari Minggu Pertama Advent ini adalah kisah banjir bandang pada zaman Nuh. Bahwa sebelum banjir bandang itu (air bah itu) orang hidup dalam suasana euphoria, pesta pora, dan sungguh menikmati hidup ini tidak ada yang lebih indah dari kenikmatan yang dirasakan saat ini. “Orang-orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera”(Mat.24:38).Mereka sibuk dengan segala keasyikannya sebagai manusia normal. Terkesan mereka tidak bersalah sama sekali. Akan tetapi letak persoalannya pada “kesibukan over dosis”. Mereka sibuk, sibuk, sibuk dan sibuk…..terus. Efek sibuk yang over dosis itulah, mereka pun mengabaikan peringatan dari Nuh bahwa akan terjadi bencana dalam waktu yang tidak lama lagi. Mungkin ada yang mencibir Nuh, ‘kau tahu tahu saja’. Pantas dia kerja seperti orang gila, buat kapal besar di atas gunung. Untuk apa? Begitu kira-kira cara berpikir manusia zaman Nuh yang tidak peduli dengan segala bentuk nasihat, teguran dan peringatan.

Apakah manusia zaman now juga sibuk seperti masa Nuh? Betul. Tetap sibuk dan selalu sibuk, hanya mungkin berbeda dalam cara dan bentuk. Manusia zaman kini juga sibuk dengan segala macam urusan duniawi dan terobsesi untuk menggapainya segera, sampai-sampai menghalalkan segala cara. Tuhan sudah mengingatkan kita berulang kali tentang bahaya sibuk over dosis itu. Kita lebih tenggelam dengan urusan pribadi sampai tidak peduli dengan Tuhan dan sesama. Saking sibuknya kita sampai gagal fokus dan gagal tujuan. Untuk apa kita sibuk? Lupa. Lupa juga akan tujuan hidup yang hendak dicapai yakni surga dan kebahagiaan abadi.

Dampak dari kesibukan yang over dosis, kita jadi lelah sendiri dan tertidur. Memang begitu. Sopir yang siang malam mengemudi tanpa henti agar segera sampai tujuan, toh pada suatu titik, dia harus berhenti dan pejamkan mata. Lelah dan tertidur. Begitu realitas hidup manusia ‘sibuk’ dia akan Lelah, ngantuk dan tertidur. Celakanya, kalau sedang Lelah, ngantuk dan tertidur itu  persis menjadi waktu Tuhan datang!

Masa adventus ini menjadi saat kita dibangunkan dari tidur dan disadarkan Kkmbali dari kesibukan kita yang berlebihan/over dosis itu. Yesus minta kita bangun dan bersiap-siaga. “Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia, karena Putera Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” Begitu juga Santu Paulus melalui suratnya kepada umat Roma mengingatkan kita dan membangunkan kita untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang terbatas ini. “Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan; jangan dalam percabulan dan hawa nafsu; jangan dalam perselisihan dan iri hati!” Paulus mengajak kita  untuk bersekutu dengan Tuhan dan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. (bdk. Rom.13:12-14).

Namun dalam kenyataan, peringatan-peringatan ini tidak dihiraukan sehingga tidak didengar juga oleh banyak orang. Lihat saja, Ketika diundang untuk datang ke gereja, menghadiri pembinaan, katekese dan doa bersama di lingkungan atau kelompok basis, ada-ada saja penolakan dengan alasan “saya sibuk e”. Sesungguhnya letak persoalan yang mendasar adalah ‘tidak bijak dalam menentukan prioritas nilai hidup’. Kalau menghadiri pesta nikah di kemah-kemah, biar hujan angin, biar malam dingin menusuk sum-sum, harus hadir. Rasanya rugi, karena tidak terulang lagi. Sepanjang malam bisa begadang menonton bola “Qatar seru” saat ini, lalu pagi tidak bisa bangun ke gereja. Bisa duduk berjam-jam mengelilingi botol-botol ‘tuak’ sambil berjudi-ria, tetapi waktu untuk berdoa rosario di rumah tetangga, ‘tidak ada waktu’. Lebih sadis lagi, ketika doa giliran di rumahnya, dia titipkan pesan pada sang isteri dan anak, ‘bapak ada urusan di sana….’. bro…..ingat waktu kita singkat, jangan terlalu tenggelam dalam ‘sibuk over dosis’.

Nabi Yesaya mengundang kita hari ini juga, “Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang  jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu.”

Saat ini kita memasuki masa advent, kita hendak mempersiapkan diri merayakan Pesta Natal. Kita mempersiapkan diri, bukan karena kita mempunyai agenda kegiatan yang padat dan terkesan sangat sibuk; melainkan kita memanfaatkan momentum ini untuk mengheningkan diri, menenangkan hati, masuk ke dalam inti diri kita, membuat hati dan budi kita, pikiran dan jiwa kita kembali focus pada jalan-jalan Tuhan itu. Tuhan datang kepada kita. Kita pun perlu siapkan hati untuk menyambut kedatangan Tuhan itu. Hati kita yang jorok dengan dosa, ibarat kotoran hewan di kandang Betlehem itu, ditata kembali menjadi ruang sejuk perjumpaan dengan Tuhan dan sesama. Itulah cara kita berwaspada dan berjaga-jaga, sebab Tuhan datang pada waktu yang tidak disangka-sangka. Jika Tuhan telah mengetuk pintu hati kita, maka hanya diri kita yang dapat membukanya, sebab kuncinya ada di tangan kita. Berwaspadalah, agar jangan sampai Tuhan lewat begitu saja karena kita belum siap membuka pintu hati kita bagi-Nya.

Selamat memasuki masa berahmat ini. Kita berjalan melewati jalan pertobatan dan kerendahan hati. Maranatha! Datanglah ya Tuhan Yesus!

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU