ORANG KUDUS YANG EMPUNYA KERAJAAN SURGA

 Renungan Hari Selasa, 01-11-2022

HR Semua Orang Kudus

Why.7:2-4.9-14; 1Yoh.3:1-3;Mat.5:1-12a

Hari Gereja merayakan Pesta Semua Orang Kudus. Tentu pikiran kita orang beriman tertuju kepada suatu situasi dan suasana yang damai, rukun, suci, hening, dan bahagia. Dalam dunia kosmologi kuno melihat kesucian dan kekudusan itu terpisah dari hal-hal lahiriah ragawi, yang dapat disentuh (tercemar?). Dia terpisah jauh di atas sana dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal material duniawi. 

Langit dianggap sebagai suatu yang suci, para penganut percaya bahwa Wujud Tertinggi berdiam di sana. Dalam kepercayaan MARAPU (kepercayaan asli Sumba), mereka percaya bahwa Wujud Tertinggi berada jauh di atas sana, Dia memiliki Mata yang besar, sehingga mampu melihat segala sesuatu, sekalipun tersembunyi. Dia memiliki telinga yang lebar, Sehingga mampu mendengar segala sesuatu sekalipun disampaikan dengan bisikan. Itulah sebabnya konstruksi rumah tradisional orang Sumba dengan tingkatan tingkatan kosmologis ini. Tingkat terendah (bawah) adalah tempat material duniawi : hewan, bahan makanan, dam sebagainya. Tingkatan kedua, tempat berdiam manusia dengan segala aktifitasnya. Tingkat ketiga, menuju langit-langit, di sana disimpan benda-benda penyembahan (religi). Tempat ini sakral, maka hanya boleh didatangi oleh pemimpin rohaninya (imam MARAPU) pada saat membawakan sesajian sebagai bentuk penghormatan terhadap Yang Tertinggi itu. 

Langit itu suci, sebab berada di atas segala sesuatu di bumi, langit tidak tersentuh, tidak tercemar, tidak terlangkahi oleh manusia. Manusia hanya menatap kagum ke sana. Langit menaungi segala makhluk di bumi, termasuk semua manusia entah orang baik pun jahat, dari berbagai asal suku bangsa, bahasa dan warna kulit serta budaya. Langit menaunginya semua. Kesucian langit menjadi gambaran kesucian Allah. Yang kudus itu adalah ilahi, sebab di sana berkumpullah semua manusia apapun latar belakangnya. Orang kudus berada dalam sebuah kerajaan dan berada bersama dengan Allah yang kudus. Dia menjadikan mereka kudus adanya. 

Bacaan injil hari ini hendak mengangkat martabat manusia sebagai orang-orang kudus Karena mereka berbahagia setelah melewati kehidupan duniawi-manusiawi : ada realitas miskin, dukacita, lapar dan haus, dianiaya dan dibunuh,.... Namun selalu ada suasana sebaliknya: lemah lembut, murah hati, suka membawa damai dan hati yang suci. 

Kekudusan mesti menjadi realitas yang imanen, dekat dan bersanding dengan kisah hidup manusia. Paus Benediktus XVI bilang "Kekudusan adalah cinta kasih yang secara penuh kelihatan." Allah adalah kasih menurut Santu Yohanes, maka orang yang tinggal di dalam kasih, ia tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Maka bisa diterima bahwa setiap orang yang mejalankan hukum kasih, dia dikategorikan dalam keluarga para kudus. Untuk merekalah sabda ini berlaku, "Berbahagialah kamu!" Inilah suatu martabat yang disematkan kepada manusia, anak-anak Allah. Santu Yohanes mengatakan bahwa mereka akan menjadi sama seperti Kristus, yakni tinggal bersama Allah dan memandang wajah Allah, dan menyucikan diri seperti Kristus. 

Maka pada hari raya semua orang kudus ini baiklah kita pengikut Tuhan berdoa memohon rahmat ketekunan untuk bertahan di dalam iman sekalipun melewati berbagai cobaan dan tantangan, agar kelak kita menjadi orang yang berbahagia, dan juga dikuduskan.

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan aura kesucian dan kekudusan ilahi. 


Salam dan berkat, 

Pastor Paroki EKUKARDO, 

P. Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU