MEMBAWA MANUSIA DUNIAWI KEPADA MANUSIA ROHANI

 Renungan Hari Rabu, 31-08-2022

Hari Biasa Pekan XXII - Tahun C/II

1Kor. 3:1-9; Luk. 4:38-44

Kecenderungan manusia adalah membentuk kelompok kelompok dalam hidup bersama. Pada dasarnya kelompok kelompok itu baik. Untuk sebuah kebersamaan, memudahkan koordinasi dalam kegiatan, memudahkan pelayanan, dan sebagainya. 

Namun tidak jarang kelompok-kelompok itu disalahgunakan untuk kepentingan kepentingan pribadi atau segelintir orang saja, sehingga kelompok seakan menjadi batu loncatan bagi pihak tertentu untuk mencapai ambisinya. 

Rupanya gejala kurang bagus terjadi di umat Korintus di mana mereka mengelompokkan diri sebagai golongan Paulus, ada juga dari golongan Apolos. Tentu akibat logis, kalau sudah ada golongan dan kelompok semacam ini, sering terjadi benturan-benturan dan gesekan-gesekan yang menyebabkan perselisihan, permusuhan, peperangan, ada iri hati, suka balas dendam, dan sebagainya. 

Santu Paulus menasihati agar hal itu tidak boleh terjadi. Kalau masih terjadi berarti umat masih menganut cara hidup manusia duniawi. Kita harus beralih dari manusia duniawi kepada mahusia rohani. Jika menjadi manusia rohani, orang tidak lagi terpisah-pisah dengan kelompok dan golongan. Semua sama sebagai orang orang beriman yang dipanggil Tuhan untuk membawa sesamanya kepada manusia rohani. Jenis pekerjaan yang berbeda-beda diarahkan kepada tujuan yang sama yakni kebahagiaan sejati yang disediakan Tuhan sendiri. Itu sebabnya Paulus katakan bahwa dirinya yang menanam, sedangkan Apolos yang menyiram. Tetapi semuanya tidak ada gunanya jika Tuhan tidak memberi daya tumbuh. Jadi baik yang menanam maupun yang menyiram, semuanya bermanfaat karena Tuhan memberi daya tumbuh yang menghidupkan. Inilah manusia rohani. 

Paulus sendiri menyadari bahwa dirinya  pernah hidup sebagai manusia duniawi. Setelah pertobatan ia menjadi manusia rohani. Menjadi manusia rohani adalah sebuah panggilan. Maka Paulus berjuang untuk membawa orang lain kepada manusia rohani seperti dirinya. 

Panggilan kekristenan kita sama sebagaimana panggilan Paulus itu. Ia melayani dan membawa banyak orang kepada manusia rohani.

Dalam injil Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon. Setelah disembuhkan, ibu mertua Simon melayani Yesus dan rombongan-Nya. 

Sakit merupakan ungkapan bentuk lain dari manusia duniawi. Penyembuhan merupakan bentuk pertobatan. Jadilah manusia rohani melalui pertobatan. 

Pesan terakhir dari Yesus buat kita orang beriman, supaya kita menjadi manusia rohani dengan pelayanan kasih untuk semua orang. Yesus tidak mau ditahan untuk tinggal di satu tempat, sekali pun banyak orang suka dan memuji segala Kebaikan-Nya. "Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah."

Passing over - beralih itulah kata yang tepat bagi seorang pelayan rohani, manusia rohani, misionaris, semua orang beriman agar perbuatan baik dan amal kasih harus diberikan kepada siapa saja yang membutuhkannya; bukan untuk kelompok tertentu atau orang tertentu. 

Marilah kita memohon rahmat pertobatan dan kekuatan rohani dari Roh Kudus agar mampu menghayati Sabda-Nya ini dengan baik dalam hidup sehari hari. Ssmoga terang Sabda Allah menghalau kegelapan dosa dan kebutaan manusia tak beriman. 

Salam dan berkat, 

Pastor Paroki EKUKARDO, 

P. Kris Sambu SVD 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU