DIBERKATILAH ENGKAU DAN BUAH RAHIMMU

 Renungan Hari Minggu, 14-08-2022

HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA 

Why. 11:19a; 12:1-6a.10ab; 

1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56

Maria adalah wanita yang terberkati, wanita yang berbahagia dari segala wanita. Ini bukan tanpa alasan.

 Alasan pertama, pada hemat saya adalah Maria sungguh sungguh beriman. Iman Maria teruji dan melewati sebuah proses panjang dan penuh perjuangan sampai pada akhirnya ia menyatakan fiatnya "Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu itu." Maria adalah seorang beriman. Karena imannya ia bisa melaksanakan kehendak Tuhan, maka dia disebut berbahagia. 

Alasan kedua, Maria adalah seorang yang terbuka hati terhadap kehendak Tuhan. Tidak dapat dipikirkan rencana keselamatan Allah tanpa keterbukaan hati Maria untuk menerima tawaran Tuhan untuk menjadi Bunda Sang Sabda. Kesediaan dan keterbukaan hati Maria inilah yang memungkinkan rencana Allah itu dapat terlaksana. Ada kerja sama antara Allah yang menawarkan permintaan, dan kesediaan Maria untuk menerimanya. Begitu adanya setiap orang beriman hendaknya bekerja sama dengan Allah agar rencana Allah terhadap dirinya dapat terwujud. 

Alasan ketiga, Maria adalah pribadi yang murah hati. Kemurahan hati Maria terbukti ketika ia dengan penuh sukacita mau membagi kabar sukacita yang diterima dari Makaekat itu kepada saudaranya, Elisabeth. Maria tidak mendiamkan dan menyimpan kegembiraan itu hanya untuk dirinya. Tetai dia dengan sangat antusias segera menyampaikan hal itu kepada Elisabeth. Sebagai respon terhadap sukacita dan kemurahan hati Maria, saudaranya Elisabeth justru dipenuhi dengan Roh Kudus memuji Maria sebagai wanita yang berbahagia. Terberkatilah engkau di antara segala wanita, dan juga terberkatilah pula buah rahimmu. Sebuah sukacita perjumpaan orang-orang beriman, bukan hanya sekedar sebagai saudara biologis-duniawi. Semoga perjumpaan kita sehari-hari selalu mendatangkan sukacita, kebahagiaan; bukan perselisihan dan permusuhan. 

Alasan keempat, Maria selalu memuji dan memuliakan Tuhan. Terhadap sambutan Elisabeth saudaranya, Maria justru menyampaikan pujiannya (magnificat) terhadap Allah yang telah berkenan memilihnya, dan mengangkutnya dari segala kerendahan manusiawinya untuk menjadi Bunda Allah. Dengan predikat sebagai Bunda Allah, Maria tidak bermegah dan menjadi lupa diri, tetapi Maria semakin bertekun untuk menghayati setiap pesan yang datang dari Tuhan sekalipun dia tidak memahaminya. Dia hanya menyimpan di dalam hatinya. 

Karena imannya, Maria selalu berpikir selaras pikiran Allah. Misalnya saja, ketika Yesus sedang mengajar, dan seorang wanita memuji Maria sebagai ibu-Nya yang telah melahirkan dan menyusui Yesus (bdk. Luk. 1:27). Akan tetapi jawaban Yesus seakan-akan mengabaikan Maria sebagai ibu-Nya. "Yang berbahagia adalah mereka yang  mendengarkan dan melakukan firman Allah" (Lik. 1:28).

Kita sebagai putera-puteri Maria kiranya belajar memperdalam iman kjta seperti Maria. Kita belajar untuk terbuka hati terhadap kehendak Tuhan atas diri kita. Kita pun menjadi orang yang murah hati dalam hidup ini. Dengan cara ini sesungguhnya kita telah menjadi pendengar dan pelaksana Firman Tuhan. Jika kita setia mendengarkan dan melaksanakan Firman Tuhan maka kita pun telah turut mengandung dan melahirkan Sang Sabda dalam kehidupan kita sehari hari. 

Atas dasar iman Maria yang luar biasa ini maka Maria dihormati sebagai orang kudus yang telah dibebaskan dari noda dosa dan diangkat masuk ke surga dengan jiwa dan raga. Lumen Gentium no. 59 mencatat, "Akhirnya perawan yang tidak bernoda yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebgai ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tian, yang telah mengalahkan dosa dan maut."

Kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita untuk meneladani sikap iman Maria dan menghayatinya dalam kehidupan sehari hari. Di hadapan terang Sabda Allah dan Roh pemberi karunia, lenyaplah kegelapan dosa dan kebutaan manusia tak beriman. Dan semoga hati Yesus hidup dalam hati semua manusia. Amin. 

Salam dan berkat, 

Pastor Paroki EKUKARDO, 

P. Kris Sambu SVD 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU