DALAM IMAN TIDAK ADA KETAKUTAN
Hari Minggu Biasa XIX, 07-08-2022
Keb. 18:6-9; Ibr. 11:1-2.8-19;
Luk. 12:35-40
DALAM IMAN TIDAK ADA KETAKUTAN
Pernahkah kita merasa takut dalam hidup ini? Kapan? Mengapa?
"Tentu saya dan anda pernah merasa takut, sebab kita adalah manusia biasa." Rasa takut gagal, takut berjalan sendirian, takut melewati kuburan, bahkan takut mati....
RASA TAKUT itu manusiawi. Rasa takut itu menerpa semua orang tanpa tebang pilih: orang tua dan dewasa, anak dan remaja; berprofesi guru, petani, nelayan, bupati, polisi tentara, politisi, aktivis LSM, iya semuanya saja pasti pernah rasa takut. Bahkan ada orang yang takut karena sering lari dari ketakutannya sendiri, itu yang disebut takut bayangan.
Kitab Kebijaksanaan dalam bacaan pertama hari ini mengingatkan kita untuk menjauhi rasa takut karena Tuhan sendiri menyertai kita umat-Nya. Ia menyertai kita dengan Kasih setia-Nya yang tidak berubah sepanjang zaman. Oleh sebab itu muncul rasa optimis dan harapan besar dari umat Tuhan, dan berkata, "Keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh" (Keb. 18:7).
Pengharapan bukan sekedar wacana, melainkan kesiapan hati manusia untuk menerima kehadiran Allah di dalam hidupnya. Orang yang punya harapan akan selalu siap bertarung dalam situasi baik maupun buruk, untung maupun malang. "Orang-orang suci akan sama-sama ambil bagian baik dalam hal-hal baik maupun dalam bahaya." (Keb. 18:9).
Bacaan kedua dari surat Ibrani menggarisbawahi peranan IMAN. Bagi penulis surat Ibrani, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita." (Ibr. 11:1-2).
Iman sungguh membantu kita untuk tidak berpikir secara manusiawi; iman mendorong kita untuk berpikir dengan pola pikir Allah, bukan pola pikir manusia. Dengan pola pikir Allah barulah kita merasakan keselamatan abadi, sebab kita telah berserah diri kepada Allah.
Lebih jauh Yesus dalam injil hari ini mengingatkan para murid-Nya dan Gereja-Nya untuk selalu siaga mempertahankan iman kepada Tuhan. "Jangan takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberimu Kerajaan-Nya" (Luk. 12:32). Pernyataan Yesus ini telah menguatkan kita.
Dalam kenyataan sosial sehari-hari, secara statistik Gereja (kita semua) hanyalah kawanan kecil. Oleh sebab itu dibutuhkan kesaksian iman yang outentik. Kecil-kecil cabe rawit, kata orang. Sebab kesaksian iman itu mutlak perlu. Jika kesaksian yang kita berikan itu benar, maka Tuhan memberikan kita Kerajaan-Nya sebagai kawanan kecil, yakni kedamaian, cintakasih, keadilan, penghiburan, rasa persaudaraan.
Biar jumlah kita kecil, asal jangan sampai mental iman kita jadi kerdil dan kecil-kecilan.
Kecil tetapi berani - iman kita jangan sampai seperti kerupuk yang mengembang namun gampang remuk.
Kita perlu berani dan konsisten untuk mempertahankan serta memperjuangkan kebenaran dan keadilan, kejujruan dan perdamaian.
Maka di bawah bimbingan Roh Kudus kita diberanikan untuk mempertahankan iman dan kebenaran. Kita jangan takut untuk berbagi harta dengan ssaama yang menderita, miskin dan berkekurangan. Sebab Yesus berkata, "Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, harta yang tidak habis dimakan ngengat. Sebab di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Luk. 12:33-34).
Di hadapan terang Sabda Allah dan Roh pemberi karunia, lenyaplah kegelapan dosa dan kebutaan manusia tak beriman, dan semoga hati Yesus hidup dalam hati semua manusia. Amin.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu SVD
Komentar
Posting Komentar