MENYAMBUT SESAMA = MENYAMBUT YESUS
Renungan Hari Senin, 11 Juli 2022
Peringatan Wajib St Benediktus, Abas
Yes. 1:11-17; Mat. 10:34-11:1)
Bacaan-bacaan suci hari ini menasihati kita semua orang beriman untuk berlaku adil dan , suka membela orang yang lemah, berpihak kepada orang 'kecil' dan terpinggirkan; daripada hanya bereforia dengan persembahan dan kurban. Tindakan keadilan dan kepedulian dengan orang yang menderita, orang asing, orang sakit, orang yang tidak diperhitungkan di dalam kehidupan sosial masyarakat, jauh lebih bermakna atau merupakan persembahan kepada Tuhan.
Tindakan-tindakan kasih ini membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Tidak mudah. Butuh proses untuk belajar dan menjadi sebuah habit. Yesus di dalam injil dengan berterus terang bahwa untuk tindakan kasih ini bahkan menimbulkan perbantahan, permusuhan di dalam keluarga, sahabat, orang-orang dekat. Bahasa Yesus seolah-olah hendak memisahkan hubungan biologis seorang manusia: orangtua dengan anaknya, menantu dengan mertuanya..... Bukan itu yang dimaksudkan Yesus. Yesus hanya mau menegaskan bahwa dalam masalah iman, Tuhan yang diimani itu jauh di atas segala-galanya. Sebab Tuhan-lah yang menjamin kehidupan kekal manusia. Inilah bentuk salib yang harus dipikul oleh setiap orang beriman. Berani berkorban nyawa demi iman, supaya memperoleh hidup kekal. Jika seorang ingin mempertahankan nyawanya sendiri dan mengabaikan Tuhan maka ia justru akan kehilangan nyawanya atau hidup kekal itu.
Praktek iman itu, perbuatan nyata di tengah kehidupan ini adalah jaminannya. Rela menolong orang yang menderita, sakit dan tak berdaya. Memberi air secangkir kepada yang tengah kehausan, itulah perbuatan kasih, pernyataan iman yang tulus.
Segala sesuatu yang dilakukan dengan penuh iman, hati yang tulus, maka semuanya itu dilakukan seolah-olah terhadap Tuhan Yesus sendiri. "Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."
Memang demikianlah adanya. Tuhan yang tidak kelihatan justru menjadi nyata dan kelihatan di dalam diri sesama dengan siapa kita berinteraksi setiap hari. Maka marilah kita selalu membina kehidupan yang rukun dan damai, adil dan tulus dengan sesama. Sebab di sanalah kita berjumpa dengan Tuhan yang menjadi sumber keadilan itu sendiri.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus yang memampukan kita untuk menghayati Sabda-Nya ini dengan baik di dalam hidup sehari-hari.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Terima kasih Opa Pater 🙏
BalasHapus