JANGAN MENGUTUK SESAMAMU. KASIHILAH SATU SAMA LAIN
Renungan Hari Minggu Biasa XIII/Tahun C (H), 26
Juni 2022
1Raj. 19:16b.19-21; Gal. 5:1.13-18; Luk.
9:51-62
JANGAN MENGUTUK SESAMAMU. KASIHILAH SATU SAMA LAIN
Bersama Gereja
sejagat kita merayakan Hari Minggu Biasa XIII, hari ini. Kita hendak mensyukuri
atas segala karunia Allah yang mahakasih
kepada kita. Kita sudah dipanggil untuk saling mengasihi dan mewartakan
kasih itu kepada sesame. Namun kita sering kali tidak menjalanan hukum kasih
itu dengan baik, bahkan kita cukup suka untuk slaing berantem satu sama lain
karena terdorong oleh nafsu egoisme kita dan keserakahan diri kita. Hal-hal itu
seringkali memndorong diri kita menjadi angkuh dan menganggap remeh sesame;
merasa diri paling baik dan menghina sesame; suka mempersalahkan orang lain
hanya untuk menutupi kekurangan diri sendiri atau sebagai aksi pembenaran diri.
Yesus di dalam
injil hari ini menegur dua murid-Nya, Yakobus dan Yohanes yang mengancam untuk
menurunkan api kepada orang Samaria karena mereka menolak Yesus masuk atau
melewati wilayah mereka. Alasannya karena tujuan perjalanan Yesus dan rombongan
adalah ke Yerusalem. Yesus tidak merestui permintaan mereka, sebab misi Yesus dating
ke dunia bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.
Yesus melarang dan menegur mereka, bahwa tidak diperbolehkan perbuatan semacam
itu. Tidak boleh mengutuk dan menghakimi sesame.
Santu Paulus
dalam surat kepada umat di Galatia membenarkan apa yang disabdakan Yesus itu, “Memang
kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan
kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah
seorang akan yang lain karena kasih.” Dari kutipan ini sesungguhnya
menyatakan kepada kita inti ajaran Yesus bagi kita para murid-Nya adalah untuk
melayani seorang akan yang lain dengan kasih.
Dalam kehidupan
sehari-hari seringkali kita jumpai di dalam keluarga, komunitas, di tempat
kerja, di tempat bermain, di dalam masyarakat luas….ada hal-hal yang membuat
kita Bahagia dan kecewa; ada keberhasilan dan kegagalan; ada saat kita diterima
tetapi juga ditolak; ada ancaman dan perlindungan; ada jatuh dan bangun….semuanya
melingkupi sekitar hidup kita.
Dengan pengalaman
ini kita dapat belajar untuk kehidupan kita bahwa janganlah kita membalas
dendam, kejahatan harus dibalas dengan kebaikan dan pengampunan, kita mesti
mampu mengasihi dengan tulus hati bahkan sampai rasa sakit karena kasih itu,
seperti dikatakan oleh Santa Theresa dari Calculta. Memang hal ini tidak mudah,
namun bukan berarti tidak bisa. Tuhan tetap menyertai dan memampukan kita untuk
mengasihi.
Marilah kita
memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita untuk menghayati pesan Tuhan ini
dengan baik di dalam hidup sehari-hari.
Salam dan
berkat,
Pastor Proki
EKUKARDO,
P. Kris Sambu,
SVD
Terima kasih Opa Pater🙏
BalasHapus