JALAN SEMPIT, JALAN KESELAMATAN
Renungan Hari Selasa, 21 Juni 2022
PW Santo Aoisius Gonzaga, Biarawan
2Raj. 19:9b-11.14-21.31-35a.36; Mat.7:6.12-14
Adalah almarhum Adam Malik, salah seorang wakil presiden RI masa presiden Soeharto yang pernah berujar, "Kalau ada hal yang mudah mengapa harus dipersulit?"
Untuk memahami pernyataan di atas, sangat tergantung dari perspektif mana seseorang menanggapinya. Mungkin masa itu ada semacam mafia birokrasi, sehingga segala sesuatu yang mestinya mudah diurus, namun dibuat sedemikian rupa sehingga begitu rumit dan sulit. Atau mungkin juga ada yang tidak memanfaatkan peluang-peluang yang terbuka dan menguntungkan, hanya karena ada rasa bersalah jika melakukan hal itu. Sekali lagi, sangat tergantung dari perspektif dan terlebih sikap batin (disposisi batin) seseorang.
Yesus di dalam injil hari ini mengajak para murid-Nya serta para pengikut-Nya, tentu saja bagi kita zaman ini, untuk jangan hanya cari yang enak-enak untuk memperoleh suatu tujuan dan hasil yang membahagiakan hati kita. Perlu ada sebuah pengorbanan dan perjuangan untuk mencapainya. Yesus menggunakan perumpamaan tentang pintu yang sempit dan pintu yang lebar serta luas. Pintu yang sempit hampir selalu dihindari banyak orang karena terlalu sulit melewatinya. Sedangkan pintu yang lebar dan luas tentu mudah orang melewatinya. Tetapi apakah dengan melewati pintu lebar dan luas itu akan membawa kebahagiaan dan keselamatan? Bisa saja! Tapi ada banyak yang menyesal di kemudian hari. Ambil contoh saja, seorang pejabat dan stafnya yang kurang berhati-hati dan selalu memanfaatkan 'pintu lebar' itu (korupsi), pada akhirnya mendekam di balik jeruji. Sedangkan orang yang dianggap 'bodoh' memanfaatkan peluang karena bekerja dengan hati jujur dan lurus, benar dan adil, sekalipun hanya mendapatkan apa yang seharusnya diterima, dia merasa bahagia, tenteram di dalam hidupnya, karena dia melewati 'pintu yang sempit'.
Raja Hizkia membuktikan perjuangan imannya seperti melewati pintu sempit itu, ketika mendapat teror dari raja Asyur, Sanherib. Bagi Hizkia hanya Tuhan yang dia imani itu yang menjadi penguasa segala-galanya, Dia yang telah menciptakan langit dan bumi. Sedangkan raja-raja dunia hanyalah jabatan dan kuasa yang diperebutkan oleh orang-orang yang suka melewati 'pintu lebar'. Jika disalahgunakan maka kesengsaraan, penderitaan dan kematianlah yang dialaminya. Tuhan akan berperang melawan kejahatan orang-orang ini, sebab Tuhan melindungi setiap orang yang berjuang dan mempertahankan imannya.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar mampu melewati 'pintu sempit iman' yang mengarahkan kita kepada keselamatan; daripada banyak tawaran 'pintu lebar duniawi' yang membawa kematian dan penderitaan.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Aminnn,Trmksh renungannya Pater
BalasHapus