BERJUMPA DENGAN TUHAN PADA SAAT YANG TEPAT
Renungan Hari Jumat, 10 Juni 2022
Hari Biasa Pekan X – Tahun C/II
1Raj. 19:9a.11-16; Mat. 5:27-32
BERJUMPA DENGAN TUHAN PADA SAAT YANG
TEPAT
Nabi Elia diperintahkan Tuhan di atas
gunung Horeb untuk berjumpa dengan Tuhan. Elia berdiri di atas gunung, di
hadapan Tuhan. Tetapi di mana Tuhan? Ketika terjadi angin kencang dan gempa
bumi hebat, mungkinkah di sana ada Tuhan? Tidak ada. Muncul api. Ada Tuhan? Juga
tidak ada Tuhan di dalam api. Ternyata Tuhan hadir dan ada Ketika bertiup angin
sepoi-sepoi basa. Perjumpaan dengan Tuhan itu sebuah kebahagiaan. Elia merasa
dirinya diselamatkan, sedangkan para nabi dan kawan-kawannya yang lain sudah
mati dibunuh oleh orang-orang Israel yang sudah membelot dari Tuhan, mereka
yang sudah menyembah kepada dewa-dewa, sedangkan Mesbah Tuhan diruntuhkan. “Aku
bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah
meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan
membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang. Hanya aku seorang dirilah yang masih
hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”
Kita sering kali beralibi Ketika ditanya,
“Kamu sudah misa di gereja?”
Jawaban sering diberikan begini, “Ah,
Tuhan ada di mana-mana, kenapa harus ke gereja?”
Elia berjupa dengan Tuhan di dalam angin sepoi-sepoi basa
Benar bahwa Tuhan mahakuasa dan bisa
dijumpai di segala tempat, karena Tuhan tidak bisa dikurung di dalam sebuah
tempat buatan manusia. Akan tetapi Tuhan justru dapat dijumpai di dalam situasi
yang tercipta dengan kesunyian, keheningan, _ di dalam angin sepoi-sepoi
basa _. TUhan dijumpai di dalam alam.
Namun seperti di dalam injil hari
ini, Yesus hendak menunjukkan kepada kita kaum beriman bahwa Tuhan itu dapat
dijumpai di dalam sebuah komunitas dan pribadi-pribadi manusia. Oleh sebab itu
segala sikap, pikiran, perkataan, Tindakan yang menentang rasa hormat terhadap
pribadi manusia dan Lembaga perkawinan yang telah diciptakan dan dibentuk oleh
Tuhan adalah dosa. Di dalam dosa kita tidak menemukan kehadiran Tuhan. Maka
Yesus mengatakan pikiran yang jahat terhadap
lawan jenis, itu sebuah perzinahan. Mata, tangan, dan panca indra yang
disalahgunakan, tidak membantu untuk berjumpa dengan Tuhan. Demikian juga
sebuah Lembaga perkawinan adalah suci, dan di sana orang bisa berjumpa dengan
Tuhan. Namun Ketika orang bercerai dan sesukanya kawin lagi gonta-ganti
pasangan, di sana terjadi perzinahan. Tuhan pun tidak dijumpai di dalam hidup
orang-orang semacam ini. Jadi Tuhan dapat dijumpai di dalam alam, di dalam peristiwa,
di dalam keluarga, di dalam pribadi-pribadi.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus
agar memampukan kita untuk berjumpah dengan-Nya di dalam setiap peristiwa hidup
kita dan di sesame yang dijumpai serta di dalam alam semesta.
Salam dan
berkat,
Pastor
Paroki EKUKARDO,
P. Kris
Sambu, SVD
Amin,trmksh Pater
BalasHapus