PENTINGNYA PERSATUAN
Renungan Hari Rabu, 01 Juni 2022
PW St. Yustinus, Martir
Kis. 20:28-38; Yoh. 17:11b-19
Seorang guru tua di sebuah sekolah dasar mengajar tentang Pancasila. Sebelum ia menjelaskan tentang sila "Persatuan Indonesia", ia meminta sepuluh orang murid maju ke depan kelas sambil membawa masing-masing satu batang lidi. Di depan teman-teman sekelas, guru itu menyuruh murid-muridnya menyapu beberapa sampa kertas yang sengaja sudah ditaburkan sebelum pelajaran mulai. Tidak ada satu pun yang bisa menyapunya dengan sebatang lidi itu. Kemudian guru itu menyuruh anak-anak muridnya mematahkan lidinya. Semuanya dengan gampang mematahkannya. Kemudian guru itu menyuruh lagi sepuluh murid yang lain maju ke depan kelas sambil membawa seikat lidi, kira-kira dalam satu ikat ada tiga puluh batang lidi. Kemudian ia menyuruh para muridnya menyapu sampah yang sama tadi. Dan semuanya dengan mudah disapu. Kemudian ia menyuruh mereka mematahkan sapu lidi itu sekaligus dalam satu ikatan. Tidak ada satu pun yang bisa mematahkannya.
Kemudian bapak guru itu menjelaskan makna ilustrasi itu kepada murid-muridnya tentang nilai persatuan bangsa, masyarakat dan keluarga.
- Jika kita bekerja sendiri, seorang diri, banyak hal mudah pun sulit diselesaikan (ibarat menyapu sampah dengan sebatang lidi). Sulit dilakukan. Akan tetapi bila kita bersama-sama, bergotong royong dan kompak, segala pekerjaan, sekalipun berat akan mudah dilaksanakan (ibarat menyapu sampah dengan seikat sapu lidi).
- Jika kita seorang diri, akan mudah dikalahkan, dipatahkan, dipengaruhi, mudah frustrasi dan putus asa (ibarat sebatang lidi yang gampang dipatahkan). Akan tetapi jika dalam kebersamaan, dalam kesatuan, kita menjadi kuat, sulit dikalahkan, dipatahkan, kita menjadi kuat dan optimis sekalipun harus menghadapi berbagai persoalan hidup yang rumit (ibarat seikat sapu lidi, sulit dipatahkan sekaligus dalam ikatanya).
Injil hari ini menceritakan tentang Yesus yang berdoa untuk persatuan para murid-Nya. Seperti Yesus sendiri yang selalu berada dalam kesatuan dengan Bapa-Nya, dan Bapa di dalam Dia; demikian Yesus mengingatkan untuk senantiasa menjaga kesatuan dan persatuan itu di antara kita manusia, dan terutama kesatuan dan persekutuan kita dengan Allah sendiri. Yang bersatu dengan Tuhan, akan kuat bertahan; sedangkan yang merasa mampu dan mau berjuang sendiri, maka kehancuran dan kekalahan yang akan dialami.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar menyanggupkan kita untuk selalu menjalin relasi persekutuan dengan sesama dan dengan Tuhan sendiri. Santu Yustinus, Martir, yang pestanya kita peringati hari ini sudah menghayati persatuan hidup dengan Tuhan yang dia imani dan dia pertahankan imannya itu sampai menyerahkan nyawa.
Santu Yustinus, doakanlah kami!
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Komentar
Posting Komentar