TUHAN, TINGGALLAH BERSAMA KAMI
Renungan Hari Rabu Pekan I Paskah, 20 April 2022
Kis. 3:1-10; Luk.24:13-35
Pengalaman kehilangan orang yang dikasihi, diandalkan, yang menjadi tumpuan hidup dan harapan masa depan pasti sangat menggoncangkan diri kita. Pengalaman serupa telah dialami oleh para murid Yesus yang kembali dengan kecewa ke Emaus, ke kampung halaman mereka. Dalam situasi seperti itu kita menjadi galau, tidak merasa nyaman dan damai, sesama yang dijumpai seperti 'orang asing' saja, mungkin juga kita mudah tersulut emosi, alam sekitar tidak lagi membawa kesejukan.
Tuhan, tinggallah bersama kamiPengalaman para murid itu dan juga pengalaman kita menjadi ekspresi wajah Gereja yang tidak selalu cerah ceria. Ada suka duka, ada saat-saat kelam dan gelap gulita, namun juga ada saat terang kemilau, hangat dan menentramkan. Inilah pengalaman kita dalam usaha melihat Tuhan yang hadir di tengah Gereja, di tengah kehidupan kita. Sebab Dia-lah sukacita kita, Dia-lah sumber gembira dan semangat hidup kita.
Memang keprihatinan dan kesedihan serta wajah suram seringkali menjadi penghambat bagi kita untuk melihat Tuhan yang hadir, menjadi pembatas dan penghalang bagi kita untuk mengenali Dia yang senantiasa berjalan bersama kita. Dia berjalan dan berada di tengah kehidupan kita, terutama ketika kita sedang dalam suasana "membagi-bagi roti Ekaristi" dan "mendengarkan Sabda". Dalam situasi itulah kita pun didesak untuk selalu meminta, "Ya Tuhan, tinggallah bersama kami."
Jika kita sudah mengenal Tuhan dan mendapat kekuatan dari makan roti Ekaristi yang dibagi-bagi itu, kita diutus untuk mewartakan dan membagi pengalaman perjumpaan itu dengan sesama: sahabat kita, sesama murid Tuhan, sesama yang sakit, mereka yang disingkirkan, orang asing, dan siapa saja.
Petrus dan Yohanes melakukan itu. Mereka membagi pengalaman iman yang hidup kepada orang lumpuh sejak lahir itu. "Emas dan perak aku tidak punya. Tetapi yang kumiliki, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus dari Nazareth berjalanlah!" Ada banyak orang yang "lumpuh dan dilumpuhkan" di sekitar kita. Mereka butuh uluran tangan penghiburan, peneguhan, bimbingan agar mereka dapat bangun dan berjalan lagi. Hanya dengan dorongan iman, harapn dan kasih saja kita dapat melakukan semuanya itu.
Maka marilah kita memohon Roh Kudus untuk selalu menyertai kita dalam menghayati Sabda Tuhan ini di tengah kehidupan kita sehari-hari. Tanpa iman dan gerakan Roh Kristus yang bangkit, kita tidak mampu berbuat apa-apa.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Mksi pater🙏
BalasHapusYo...ptr...maksh
BalasHapus