JIKA MAKSUD DAN PERBUATAN MEREKA BERASAL DARI ALLAH.....

 Renungan Hari Jumat, 29 April 2022

Hari Biasa II Paskah

Kis. 5:34-42;  Yoh. 6:1-15

Santu Arnoldus Janssen, Pendiri Tarekat Sabda Allah (SVD) dan SSpS serta SSpSAP, ketika beliau memulai rumah misi di Steyl, Belanda, dan berbagai pekerjaan besar, selalu dikatakannya, "Jika semuanya ini berhasil, maka terpujilah nama Tuhan; akan tetapi bila gagal, kita harus mengelus dada dan berkata bahwa yang dilakukan ini belum layak bagi Tuhan." 

Kisah para rasul dalam bacaan pertama hari ini diperdebatkan oleh para pemuka Yahudi, orang farisi dan pihak Mahkamah Agama Yahudi mengenai perbuatan dan sikap para rasul yang terus mewartakan kabar keselamatan melalui Yesus yang bangkit. Sebetulnya inilah cikal bakal pertumbuhan Gereja Kristus yang masih muda itu (Gereja Perdana). Dalam kebingungan pengadilan agama Yahudi untuk menghukum dan melarang para murid, namun mereka tidak menemukan alasan yang cukup, tampillah Gamaliel, seorang Farisi yang snagat berwibawa dan dihormati. Dia memberikan pernyataan yang sangat bijaksana agar tidak boleh melarang dan menghukum para rasul itu. Sebab bagi dia, sejarah sudah membuktikan bahwa suatu ajaran atau aliran yang dirancang oleh pikiran manusia, maka akan berakhir dengan kehancuran. Tetapi jika hal itu tumbuh dan berkembang atas kehendak Allah, maka apapun yang dilakukan untuk melarangnya, tidak akan berhasil. Allah selalu menang. "Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, pasti akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kalian takkan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kalian melawan Allah."

Pikiran dan pernyataan Gamaliel ini diterima. Maka Gereja Perdana pun mulai bertumbuh dan berkembang sampai dewasa ini. Bertumbuh dan berkembang dari iman yang mendalam beberapa orang. Mereka yang sudah berani menyerahkan hati, budi, pikiran, nyawa, dan iman mereka untuk diberkati dan digandakan oleh Tuhan sehingga jumlahnya tidak terhingga sampai saat ini. Jadi butuh kerelaan untuk memberikan, menyerahkan apa yang ada pada diri setiap orang beriman untuk digandakan oleh Tuhan sendiri.

            Yesus menggandakan lima roti dan dua ekor ikan

Yesus di dalam injil hari ini melakukan mukjizat penggandaan roti bagi banyak orang. Roti yang diperbanyak itu adalah hasil dari kerelaan seorang anak yang menyerahkan bekalnya kepada Yesus. Buah cinta kaish dan kerelaan akan membawa kepuasan dan kehidupan bagi banyak orang. 

Itulah mukjizat yang selalu terjadi di dalam hidup kita yakni jika kita berani merelakan apa yang ada pada kita untuk digandakan dan diberkati oleh Tuhan, maka akan menghasilkan kelimpahan rahmat dan berkat itu bagi kita. "Roti dan ikan" kita bisa saja berupa pikiran, waktu, tenaga, materi (uang dan barang), dan hati kita rela dikorbankan bagi sesama, bagi kepentingan bersama/umum, maka kita pun memperoleh banyak 'sisa-sisa roti berkat' itu di dalam hidup kita.

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar membuka hati kita guna menyadari bahwa yang kita miliki adalah berkat dari Tuhan, termasuk diri kita; dan juga menyadarkan kita untuk bersikap rendah hati, bahwa jika kita melakukan segala sesuatu dengan iman dan ketulusan hati maka akan bertahan, tetapi jika hanya atas ambisi dan kepentingan diri sendiri, tidak akan bertahan, apalagi membuahkan hasil.


Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU