YANG MENDAKWA KAMU ADALAH MUSA

 Renungan Kamis, 31 Maret 2022

Hari Biasa Pekan IV Pra-Paskah

Kel. 32:7-14;  Yoh. 5:31-47


Bacaan-bacaan suci hari ini berfokus pada pribadi Musa dan Yesus. Musa di dalam bacaan pertama berperan untuk mengantarai Allah dan bangsa Israel. Allah menjadi sangat kecewa lantaran bangsa Israel murtad dan menyembah dewa-dewa buatan tangan mereka. Allah sudah merancang mala petaka yang akan menghancurkan bangsa pilihan-Nya itu. Namun berkat ketekunan dan kerendahan hati Musa, ia berdoa agar Allah membatalkan segala rencana mala petaka itu. Musa berdoa dan memohon ampun yang melunakkan hati Allah. Atas doa dan permohonan Musa maka Allah pun membatalkan kutukan dan mala petaka, serta mengampuni segala dosa bangsa Israel. Israel tetap menjadi bangsa yang dicintai Allah dan dituntun terus sampai memasuki tanah terjanji. Mereka selamat.

Yesus di dalam injil berbicara kepada orang Yahudi mengenai Bapa-Nya yang telah mengutus Dia untuk menjadi pengantara dan penyelemat umat manusia. Yesus menggarisbawahi hal ini agar mereka percaya. Jika mereka tidak percaya maka mereka tidak akan selamat, mereka akan dihakimi. Dan yang akan menghakimi mereka adalah Musa sebab Musa telah menulis tentang Yesus sebagai Juruselamat bagi bangsanya. Jika mereka tidak percaya tulisan Musa maka mereka tidak percaya akan Yesus. Jika mereka tidak percaya akan Yesus maka jelaslah mereka tidak percaya akan Allah Bapa yang telah mengutus anak-Nya itu. Itu sebabnya Yesus mengatakan bahwa yang akan menghakimi mereka adalah Musa.

Dalam masa prapaskah ini sesungguhnya kita para beriman diajak untuk koreksi diri kita, apakah kita sungguh percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Penebus kita? Banyak sarana dan cara yang menghnatar kita untuk percaya akan Yesus itu. Sabda yang tertuang di dalam Kitab Suci, Ajara-ajaran iman dalam dokumen-dokumen Gereja, contoh dan teladan hidup orang kudus, para pemimpin iman di dalam Gereja, juga melalui sesama di dalam masyarakat, para pemimpin masyarakat, teman-teman yang berusaha membawa kita kepada kebaikan, semuanya itu adalah cara Allah tampil untuk menyelamatkan kita. Apakah kita cukup rendah hati untuk menerima dan percaya? 

Kita juga diajak untuk belajar dari Musa yang selalu dengan rendah hati berdoa dan memohon ampun kepada Tuhan, baik bagi diri sendiri maupun bagi sesama. Kita setia berdoa bagi sesama dan bagi pribadi. Juga melalui Sabda Tuhan hari ini, kita diberi pelajaran untuk tahu mengampuni sesama. Seperti Allah yang telah membatalkan mala petaka terhadap kita yang berdosa, kita pun harus mampu memgampuni sesama yang bersalah. Itulah tindakan kasih Allah yang menyata di dalam diri kita orang beriman.  

Maka marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita untuk menghayati Sabda-Nya itu di dalam kehidupan kita sehari-hari.


Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD    

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU