BERAPA KALIKAH AKU HARUS MENGAMPUNI?

 Renungan Hari Selasa, 22 Maret 2022

Hari Biasa Pekan III Pra-Paskah

Dan. 3:25.34-43;  Mat. 18:21-35


Kisah injil hari ini tentang pertanyaan Petrus kepada Yesus mengenai pengampunan, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kali?"

Jawaban Yesus di luar dugaan Petrus, "Bukan! Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."

Selanjutnya Yesus memberikan wejangan bagi para murid-Nya tentang pengampunan itu dengan perumpamaan mengenai hamba-hamba yang berhutang kepada rajanya. Ada yang berhutang begitu banyak, namun tuan itu menghapuskannya.Sedangkan di antara para hamba itu ada hutang-piutang juga, namun tidak seberapa. Akan tetapi hamba yang telah dihapuskan hutangnya oleh raja, justru mencekik dan menghukum kawannya yang berhutang hanya sedikit kepadanya. Tuan raja itu sangat marah kepada hambanya yang tidak tahu bersyukur bahwa hutangnya yang banyak justru sudah dihapuskan; akan tetapi sekarang kepada kawannya yang berhutang sedikit malah dia sangat kejam menghukumnya. Maka raja itu pun membalas memenjarakan sepanjang hidup orang itu.

                            Berapa kalikah aku harus mengampuni?

Kisah injil ini memberi pesan yang sangat kuat kepada kita bahwa:

1. Tuhan itu sangat mencintai manusia berdosa dan rela mengampuni tanpa batas. Oleh sebab itu manusia seharusnya belajar untuk mengampuni tanpa batas sepanjang hidupnya. Pengampunan yang tidak bersyarat. Bukan hanya tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 

2. Manusia yang saling mengampuni adalah orang beriman yang meneladani Tuhan. Sumber cinta adalah Allah. Karena cinta maka Allah mengampuni manusia. Mengapa di antara manusia tidak ada cinta dan pengampunan? Kisah hamba yang mencekik kawannya sekalipun dia sendiri sudah diampuni, adalah bukti bahwa di dalam diri manusia masih ada kekurangan dan kemiskinan dalam hal mencintai dan mengampuni.

3. Orang yang tidak mampu mencintai dan mengampuni layak dihukum. Hamba yang bersikap tidak adil terhadap kawannya dan bertindak tanpa cinta kasih itu telah dibalas oleh Tuhan sendiri dengan menghukumnya secara sepantasnya. Maka hendaknya di antara manusia perlu ditumbuhkembangkan budaya kasih dan pengampunan.

Maka dalam masa pra-paskah ini hendaknya kita belajar untuk secara lebih mendalam mengasihi sesama dan rela mengampuni tanpa syarat dan batas. Sebab Tuhan sudah lebih dahulu mencintai dan mengampuni diriku, maka wajarlah saya pun harus mengasihi dan mengampuni sesamaku.

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita untuk mengashi dan mengampuni tanpa batas, sampai tujuh puluh kali tujuh kali.


Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD   


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU