AKU INI HAMBA TUHAN; TERJADILAH PADAKU MENURUT PERKATAAN-MU

 Renungan Hari Jumat, 25 Maret 2022

HARI RAYA KABAR SUKACITA

Yes. 7:10-14;8:10;  Ibr. 10:4-10;  Luk. 1:26-38

Menjadi orang yang rendah hati tidaklah mudah. Butuh iman yang teguh agar bisa menajdi orang yang rendah hati. Bunda Maria telah menjadi contoh nyata bagi kita semua anak-anaknya yang tergabung sebagai anggota Gereja Kristus. Bunda Maria adalah pribadi beriman yang rendah hati.

                        Maria diberi kabar gembira oleh malaekat Gabriel

Gereja merayakan Kabar Sukacita di mana Malaekat Gabriel membawa kabar kepada Maria bahwa dirinya dipilih oleh Tuhan untuk mengandung dan melahirkan Sang Juruselamat dunia, yakni Yesus Kristus. Wajar saja kalau Bunda Maria seorang gadis lugu asal Nazareth itu bingung mendengar pernyataan malaekat Gabriel. Setelah mendengar penjelasan Sang Pembawa kabar tersebut, Maria dengan pasti menyatakan fiatnya, "Aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Bukan hal mudah untuk menerima tugas berat itu. Maria sebagai seorang manusia merasa dirinya tidak layak untuk tugas sebesar dan semulia itu. Namun atas perlindungan Roh Allah sendiri maka Maria merasa yakin bahwa dirinya tidak berjalan sendirian. Lebih dari itu, segala sesuatu yang terjadi bukanlah atas kehendak dan keinginannya sebagai pribadi, melainkan seturut rencana dan kehendak Allah. Jika demikian, maka yakinlah Maria bahwa semua yang terjadi akan berlangsung di bawah bimbingan dan pernaungan Allah sendiri. 

Sekalipun demikian bukan berarti Maria melewati dengan mudah begitu saja. Akan tetapi tantangan demi tantangan dihadapinya, terutama ketika dia harus menyaksikan kisah-kisah pilu dan tragedi yang menimpah Puteranya. Sejak masa perkandungan dan saat melahirkan, Maria sudah mendapatkan tantangan. Tidak punya penginapan, harus melahirkan anaknya di kandang hewan. Kekejaman Herodes mengharuskan Maria bersama suaminya yang setia, Yoesf, menyingkir ke Mesir agar anaknya diselamatkan. Nabi Simeon pun telah meramalkan bahwa Maria sebagai seorang ibu, akan ditembusi jiwanya oleh sebilah pedang, karena anaknya itu yang menjadi "buah perbantahan" bagi Israel dan dunia. Sampai cerita kehidupan itu berakhir di bawah kaki salib di gunung Kalvari. Namun semuanya itu dihadapi oleh Maria dengan segala kerendahan hati dan penuh iman. Kitab suci mencatat, bahwa ketika menghadapi hal-hal yang tidak dipahaminya, Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya.

Dengan teladan iman dan kesetiaannya, pantaslah jikalau Maria telah dinobatkan oleh Puteranya sendiri dari atas salib untuk menjadi 'Bunda Gereja' dan 'Gereja menjadi anaknya'.

Apa pesan bagi kita anggota Gereja zaman ini, kita yang adalah putera-puteri Maria? Baiklah kita belajar dari Bunda kita ini mengenai "Kerendahan hati dan kesetiaan imannya". Maria tidak pernah menjadi angkuh karena terpilih menjadi Ibu Tuhan, kemudian disematkan sebagai Ibu Gereja oleh anaknya sendiri. Maria tetap menginjakkan kakinya di bumi sebagai pijakan, agar dapat berjalan bersama anaknya yang menderita demi menyelesaikan misi penebusan. Dalam ketidakpahamannya menerima tugas besar itu, Maria hanya mengandalkan rahmat dan kuasa Allah yang bekerja di dalam dirinya. Maka dengan segala kerendahan hati dia berkata, "Aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Hal ini hendak mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak berdaya berhadapan dengan kuasa Allah. Apalah artinya peran seorang hamba? Namun jika memang itu yang dikehendaki Tuhan, biarlah semuanya itu terjadi sesuai rencana-Nya. 

Kita perlu belajar menerima segala tugas dan pekerjaan kita di dalam hidup ini di dalam konteks kehendak dan rencana Allah. Melalui tugas dan pekerjaan yang kita embani, mungkin Allah mempunyai rencana terselubung bagi kita. Agar rencana dan kehendak Allah itu dapat disingkapkan dan dipahami, maka perlulah kita memiliki sikap rendah hati dan bersikap pasrah di dalam iman. 

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati pesan Sabda-Nya ini di dalam kehidupan kita sehari-hari. Bunda Maria, doakanlah kami!


Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD 

Komentar

  1. Amin....semoga Bunda Maria senantiasa mendoakan kita.

    BalasHapus
  2. Terimakasih renunganya kk pater. Bunda Maria doakanlah kami anakmu. Amin.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU