KUATKANLAH HATIMU DAN BERLAKULAH KSATRIA
Renungan Hari Kamis, 03 Februari 2022
Hari Biasa Pekan IV (H)
1Raj. 2:1-4.10-12; Mrk. 6:7-13
Cerita kehidupan Daud akan berakhir. Daud tahu dan sadar akan hal itu. Namun segala kebaikan dan prestasi yang sudah diukir oleh Daud bagi Bangsa Israel tidak boleh sirna begitu saja, tetapi harus dilanjutkan dengan baik oleh anak-anaknya. Maka Daud berpesan kepada anaknya Salomo untuk memperhatikan segalanya itu dengan baik dan meneruskan tahta kerajaan Israel selanjutnya.
Pesan Daud kepada anaknya Salomo, "Kuatkanlah hatimu dan berlakulah ksatria ..........". Kesatriaan dan kekuatan Salomo tidak terletak pada kemampuan fisiknya dan kekuatan orang-orang yang mengitarinya, melainkan semuanya itu diperoleh dari Tuhan karena kesetiaan untuk melakukan segala kehendak Tuhan. Melakukan segala petunjuk dan kehendak Tuhan itulah yang menjadi sumber kebijaksanaan Salomo di kemudian hari, sehingga kerajaannya menjadi besar dan bertahan selama-lamanya. Itulah wasiat Daud sebagai ayah kepada anaknya Salomo untuk tetap menampakkan wajah ayahnya yang setia, dan iman ayahnya yang teguh kepada penyelenggaraan ilahi. Karena kesetiaan Salomo terhadap wasiat ayahnya itu, maka ia berhasil mempertahankan kerajaan Israel di hadapan Allah dan manusia.
Tahta Daud diteruskan Salomo anaknyaApa yang telah diwasiatkan oleh Daud terhadap Salomo adalah untuk menimba kekuatan dari sentral (dalam) kerajaannya. Sedangkan di dalam injil Markus hari ini, Yesus memberikan kekuatan dan kuasa kepada para murid-Nya sebelum diutus. Misi para murid untuk mewartakan Kabar Sukacita Kerajaan Allah dengan pergi menjumpai yang sakit dan bersengsara, yang lapar dan haus, yang putus asa dan berdosa, yang sedang dibelenggu roh jahat dan kekuatan kegelapan lainnya. Kuasa yang diberi Yesus kepada para murid-Nya itu adalah Roh Allah yang menjadi kekuatan mereka yang tunggal. Jangan membawa apa-apa kecuali tongkat, karena tongkat adalah simbol kekuasaan Allah. Jadi yang menajdi andalan dalam karya misi pertama-tama adalah kekuatan Allah sendiri. Jika sudah memiliki tongkat (kekuatan Allah) maka yang lain-lain tidak perlu dibawa: roti, uang, baju ganti, bahkan kekuatan manusia yang dijumpai di dalam perjalanan. Semuanya itu hendak mengungkapkan bahwa kekuatan dan kuasa Allah harus menjadi andalan, sedangkan hal-hal lain dapat dipenuhi dalam perjalanan itu. Makanya Yesus berpesan kepada mereka untuk bisa dengan jeli melihat karakter orang yang baik dan orang yang jahat. Yang baik akan memberikan tumpangan, makan minum dan segala kebutuhan mereka; sedangkan orang jahat akan menolak mereka. Untuk orang baik, kamu tinggal bersama mereka; sedangkan dengan orang jahat, janganlah kamu bertahan di situ, tetapi pergilah dan kebaskanlah debu dari kaki sebagai peringatan bagi mereka. Semoga mereka bertobat........
Yesus mengutus para murid-NyaDalam perjalanan hidup orang beriman ibarat Salomo dan para murid Yesus itu. Dan memang kita adalah murid-murid Yesus. Seperti Salomo, kita dinasihati oleh "Daud-Daud" jaman ini: orangtua, para guru, pimpinan, saudara, pastor, biarawan-biarawati, dan sebgainya, untuk tetap setia pada iman akan Tuhan, menjalankan dan menghayati segala ketentuan serta perintah Tuhan di dalam hidup ini dengan sebaik-baiknya, agar hidup kita bahagia, sukses dan selamat. "Kuatkanlah hatimu dan berlakulah ksatria."
Begitu juga sebagai murid-murid Yesus, kita diutus oleh Yesus ke tengah dunia bagaikan anak domba ke tengah serigala. Namun jangan takut, karena Tuhan menyertai kita. Kuasa Tuhan (tongkat dan gada Tuhan) itulah kekuatan kita. Segala kecemasan dan ketakutan kita terhadap kekuatan dunia, cobaan dan godaan kenikmatan, hendaknya tidak menghambat karya perutusan kita.
Marilah kita memohon rahmat dan kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dengan baik di dalam hidup sehari-hari.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Makasih kk pater renunganya,sangat menyegarkan .
BalasHapusTerimakasih untuk supportnya
Hapus