KAMI INI TELAH MENINGGALKAN SEGALA SESUATU DAN MENGIKUTI ENGKAU
Renungan Hari Selasa, 01 Maret 2022
Hari Biasa Pekan VIII/Tahun C/2
1Ptr. 1:10-16; Mrk. 10:28-31
Ada kegusaran dalam diri Simon Petrus ketika mendengar pernyataan Yesus bahwa 'lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum, daripada seorang kaya memasuki Kerajaan Surga.' Wajar saja Petrus merasa kuatir dan bisa saja berpikir dirinya akan sia-sia mengikuti Yesus kalau begitu sulit untuk meraih Kerajaan Surga yang dijanjikan itu. Kegusaran Petrus langsung dijawab oleh Yesus dengan suatu kepastian bahwa barangsiapa yang berani dan rela meninggalkan saudara-saudari, ibu, bapa, anak-anak, rumah, ladang, dan segala kekayaan duniawi, maka pada masa ini juga akan menerima seratus kali ganda barang-barang dan hal-hal yang sudah dtinggalkan itu, sekalipun harus menanggung berbagai penganiayaan. Dan pada masa yang akan datang akan diterima hidup yang kekal oleh orang yang berani melaksanakan sabda Yesus itu. Karena resiko yang besar, dan membutuhkan keberanian iman, banyak orang yang dulu bersemangat dan menggebu-gebu, akan mengalami kelesuan sehingga mereka nanti pada giliran yang terakhir, sedangkan orang yang datang terakhir akan menjadi yang terdahulu dalam menikmati kebahagiaan kekal itu. Sebab mereka datang dengan sebuah keyakinan penuh, yang sudah siap lahir batin, yang sudah dikuduskan dari segala kekuarangan dan dosa. Inilah yang dikatakan oleh Petrus di dalam suratnya yang pertama pada hari ini. "Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus."
Sebagai pengikut dan murid Tuhan, hendaknya kita berusaha untuk belajar memahami dan percaya akan janji Yesus itu bagi kita. Pengorbanan dan pengabdian kita tidak akan sia-sia, pasti akan membawa hasil tertentu di masa yang akan datang. Jaminan iman itulah yang menentukan hidup kita. Kesaksian dan penghayatan iman yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari akan memperlihatkan buah-buah kebaikan yang dijanjikan Allah itu.
Seorang misionaris di sebuah negeri yang jauh di benua seberang, saat cutinya pertama ke kampung halamannya, disambut hangat oleh orang-orang sekampung bahkan separoki asalnya. Sanak keluarganya juga mengambil kesempatan untuk bisa bercerita dan mendengarkan pengalaman misi darinya. Pertanyaan yang paling banyak diajukan adalah "apakah di sana 'engkau' bahagia seperti di sini: ada keluarga dekat, ada yang memberikan semangat saat lesu, beri pakaian, makanan kesukaan...." Sang misionaris dengan tenang menyampaikan pengalamannya bahwa di sana dia mendapatkan segala-galanya seperti yang diharapkan oleh keluarga semua. "Bahkan di sana saya mendapat lebih banyak keluarga baru, dan segala kebutuhan yang saya perlukan dapat dipenuhi dengan sukacita...." Singkatnya, misionaris itu katakan bahwa yang pernah dijanjikan Yesus itu terpenuhi di dalam hidupnya. itu sebabnya dia sangat bersemangat untuk cepat kembali ke tanah misi setelah liburannya berakhir.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini di dalam hidup sehari-hari, terlebih jika kita mendapatkan tantangan dan kesulitan, serta penganiayaan karena hendak setia pada panggilan Yesus.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Komentar
Posting Komentar