JAUHKANLAH SIKAP DISKRIMINATIF

 Renungan Hari Kamis, 17 Februari 2022

Hari Biasa Pekan VI/Tahun C/2 (H)

Yak. 2:1-9;   Mrk. 8:27-33

Dalam beberapa dekade terakhir kita sering mendengar kasus 'rasisme' yang terjadi di dalam dunia sepak bola. Sering terjadi sikap dan tindakan tidak terpuji: penghinaan, ujaran kebencian, diskriminasi terhadap para atlet/pemain berkulit hitam. Hal itu menjadi isu pelanggaran HAM dan bisa membawa dampak negatif secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Sebetulnya intinya adalah 'keangkuhan' dan rasa superior  dari sekelompok orang yang menganggap diri terbaik, lalu mengabaikan orang lain dengan caa-cara yang tidak terpuji itu.

Santu Yakobus di dalam bacaan pertama hari ini, memberikan nasihat yang sangat menohok hati setiap orang beriman. "Janganlah iman kalian amalkan dengan memandang muka." Yakobus memberikan contoh konkrit bahwa sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari fenomena ini. Jika berhadapan dengan orang kaya, pejabat, terpandang, punya pengaruh (power), diperlakukan dengan sangat hormat, pelayanan terbaik. Akan tetapi ketika berhadapan dengan seorang yang berpenampilan dekil, kotor, masyarakat biasa, maka tidak dihargai dan diperlakukan sebagaimana seharusnya. Yakobus menyadarkan kita bahwa hal itu janganlah terjadi di antara kita sebagai murid-murid Yesus. Sebab Yesus sendiri sudah bersabda, "Kerajaan Allah adalah milik orang-orang miskin." Dan jika kita sungguh menghayati cintakasih yang diajarkan Tuhan maka kita akan berbahagia sebab telah berbuat baik. "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Untuk dapat menghayati cintakasih yang sempurna seringkali dituntut pengorbanan yang tidak sedikit dari seorang beriman. Yesus dalam injil hari ini telah mendapatkan pengakuan dari para murid yang disampaikan oleh Simon Petrus bahwa Dia adalah Mesias. Namun ketika Yesus mengajarkan mereka bahwa Anak Allah harus menderita, ditolak, diperlakukan secara tidak adil, bahkan dibunuh, Simoh Petrus tampil sebagai pahlawan yang melindungi Yesus. Akan tetapi Yesus tahu bahwa hal itu dilakukan Simon bukan atas penghayatan imannya, melainkan atas dorongan roh iblis yang berpura-pura membelanya. 

Jadi apa yang dikatakan oleh Yakobus dalam bacaan pertama tadi, sesungguhnya sudah dialami sendiri oleh Yesus, di mana Dia diperlakukan secara diskriminatif, tidak adil oleh bangsa-Nya sendiri. Setan sudah menguasai hati nurani mereka, seperti halnya Simon Petrus.

Kita sebagai para pengikut Yesus kiranya senantiasa bermawas diri apakah di dalam kehidupan sehari-hari saya (kita) sudah bersikap adil, menjauhkan sikap rasis/diskriminatif terhadap sesama dalam berbagai hal (suku, ras, agama, budaya, bahasa, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya).

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dengan baik di dalam hidup sehari-hari.


Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU