HENDAKNYA MEMPUNYAI GARAM DI DALAM DIRIMU
Renungan Hari Kamis, 24 Februari 2022
Hai Biasa Pekan VII/Tahun C/2 (H)
Yak. 5:1-6; Mrk. 9:41-50
Nasihat Santu Yakobus hari ini berlaku untuk semua orang beriman. Yakobus mengingatkan kita untuk berhati-hati dan cermat dalam menggunakan kekayaan dan cara memperoleh kekayaan itu. Sering terjadi ketidakadilan hanya karena bermotifkan kekayaan. Orang bisa berbuat curang kepada sesamanya hanya karena mencari keuntungan yang berlipat ganda; bisa menumpuk kekayaan sampai tidak ingat akan jasa orang-orang yang bekerja baginya (menahan upah buruh); bisa mengorbankan nyawa sesama hanya karena ingin kaya mendadak (begal dan rampok), dan berbagai tindakan tidak wajar lainnya. Oleh sebab itu Yakobus seakan menyumpahi orang yang salah gunakan kekayaannya itu bahwa ngengat dan karat akan memakan mereka sendiri. Yakobus sedikit pun tidak bermaksud untuk melarang orang memiliki kekayaan, bukan itu yang dia maksudkan. Setiap orang diberi peluang untuk bekerja dengan benar, berpikir dengan serius untuk bisa memenuhi kebutuhannya dan memperoleh apa yang diinginkannya dengan cara yang baik dan pantas. Orang harus rajin bekerja dan berusaha sungguh-sungguh. Tidak mengorbankan sesama hanya demi kepentingan diri sendiri. Di sisi lain, Yakobus mengajak kita untuk bersolider dengan sesama. Jangan kita hidup berfoya-foya sementara ada sesama yang merana tidak ditolong sama sekali.
Apa yang diajak oleh Yakobus tentang solidaritas itu, ditegaskan oleh Yesus dengan mengatakan bahwa setiap orang yang berbuat kasih dan kebaikan akan memperoleh ganjaran yang pantas. "Barang siapa memberi kalian minum air secangkir oleh karena kalian pengikut Kristus, ia tak akan kehilangan ganjarannya." Sebaliknya setiap orang yang menyebabkan orang lain menderita (anak-anak kecil ditelantarkan, menahan upah buruh, ....) menurut Yesus, orang-orang semacam ini lebih baik dihukum mati dengan ditenggelamkan di dalam laut. "Barang siapa menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu dibuang ke dalam laut."
Batu kilangan bagi seorang penyebab dosa
Anggota tubuh merupakan kekayaan yang dimiliki manusia (tangan, kaki, mata, mulut, telinga....) yang harus dipergunakan untuk menyelamatkan diri dan orang lain. Semuanya harus dimanfaatkan dengan benar untuk mendatangkan keselamatan. Akan tetapi bila segala bentuk kekayaan itu tidak dipergunakan sebagaimana mestinya dan bahkan menyebabkan seseorang masuk neraka karena kekayaan itu, maka lebih baik dihilangkan (dipotong, dikudungkan, dicungkil, ...). Lagi-lagi sesungguhnya Yakobus dan Yesus mengajak kita untuk sungguh-sungguh memberi makna terhadap hidup kita sehingga menjadi berkat bagi sesama dan bagi keselamatan diri sendiri. Inilah sebuah kekayaan yang besar yang dimanfaatkan dengan benar. Bagi orang yang sudah memanfaatkan hidupnya dengan segala kelebihannya (baca: kekayaan), dia diibaratkan dengan garam yang membuat hidup dan dirinya enak, nikmat dirasakan oleh sesama, karena ia hidup dalam damai, rukun, sukacita, penghiburan dan mendatangkan kebahagiaan bagi dunia dan sesama.
Maka Sabda Tuhan hari ini mestinya kita tanggapi bahwa sejatinya kita dipanggil untuk saling memperkaya satu sama lain dengan rahmat cinta kasih, perhatian, damai dan rukun, dengan demikian hidup kita tidak menjadi hambar, melainkan senantiasa menjadi berkat dan sukacita bagi sesama. Jadilah kaya bukan hanya dalam hal-hal duniawi, tetapi lebih-lebih menjadi kaya dalam hal-hal rohani yang mendatangkan keselamatan dan kebahagiaan kekal.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar senantiasa menyadarkan kita untuk memaknai hidup kita yang sementara ini menjadi berkat bagi sesama menuju kehidupan kekal. Amin.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Amin,,,,makasih renunganya kk pater.
BalasHapus