DALAM SEGALA TINDAKANNYA DAUD MENGHORMATI TUHAN

 Renungan Hari Jumat, 04 Februari 2022

Hari Biasa Pekan IV (H)

Sir. 47:2-11;  Mrk. 6:14-29

Bacaan-bacaan suci hari ini menyoroti dua tokoh besar di dalam Kitab Suci. Tokoh pertama adalah Daud. Setelah kematiannya, barulah disadari oleh bangsa Israel bahwa ia sudah berbuat banyak bagi mereka. Apa yang dilakukan oleh Daud bukan semata-mata karena kemampuannya sendiri, melainkan karena kekuatan yang datang dari Allah, dan Daud mengormati kekuatan Allah itu. Sehingga dia tidak pernah menyombongkan dirinya di hadapan Allah dan di hadapan manusia. Oleh sebab itu penulis Kitab Putra Sirakh menggambarkan Daud seorang yang luar biasa. Dia dipungut dari orang-orang Israel. Sebuah pilihan Tuhan yang sangat istimewa. Sejak masa mudanya Daud diberi karisma untuk mendamaikan semua orang, yang digambarkan dengan situasi hidup binatang buas yang menjadi jinak dan bisa hidup berdampingan dengan binatang lain. Bisa dibayangkan betapa bahayanya: singa dipermainkan seperti kambing jantan, beruang-beruang seolah-olah anak domba. Karakter pembawa damai dan kerukunan.

Daud juga diberi kekuatan untuk membasmi musuh yang congkak hatinya. Tali pengumban dan batu merupakan simbol kesederhanaan senjata manusia yang takwa akan Tuhan mampu mengalahkan musuh besar, seperti raksasa Goliat. Sebab sesungguhnya Tuhan-lah yang berperang melawan musuh itu. Oleh sebab itu Daud tidak menjadi sombong akan kehebatannya itu sekalipun semua orang megagungkan dia.

Daud juga adalah seorang pemaaf/pengampun. Raja Saul yang membenci dan berikhtiar membunuhnya, diampuni. Demikian pula Absalom anaknya yang ingin merebut takhta kerajaannya dengan kekerasan, dihindarinya; dan pada saat Absalom mati terbunuh oleh Yoab pasukan tentara Daud, ia merasa sedih dan menangis.

Segala kehebatan Daud hanyalah karena dia tahu menghormati Tuhan yang menjadi gunung batunya. Tuhan-lah yang telah memenangkan dia dalam segala perkara hidup yang rumit.

                Kepala Yohanes Pembaptis dipenggal

Tokoh kedua yang diangkat oleh penginjil Markus hari ini adalah Yohanes Pembaptis.  Yohanes adalah pahlawan kebenaran, yang tidak membiarkan kejahatan hidup dan menjamur di atas dunia ini. Oleh sebab itu ketika Herodes dan Herodias melakukan perselingkuhan, Yohanes dengan berani menegur bahwa hal itu tidak pantas. "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!", begitu kata Yohanes kepada Herodes yang mengambil/merebut isteri Filipus saudaranya. Tindakan Yohanes tentu menimbulkan kebencian di dalam diri Herodes dan terutama Herodias yang merasa malu dengan kejadian itu. Akibat keberanian menyuarakan kebenaran moral inilah yang menyeret Yohanes ke penjara, dan pada akhirnya harus menjadi martir karena kebencian dan kebejatan moral manusia.

Kita orang-orang beriman dalam kehidupan sehari-hari tentu berhadapan dengan dunia kenyataan yang penuh tantangan ini. Ada permusuhan dan kebencian, kita harus membawa damai dan pengampunan; ada kekerasan dan peperangan, kita harus menunjukkan kasih dan persaudaraan; ada kejahatan dan balas dendam, kita harus membawa kebaikan dan cintakasih. Semuanya itu menuntut pengorbanan dan penyerahan diri. 

Tokoh di atas segala tokoh adalah Yesus sendiri. Kehadiran Yesus telah menggelisahkan Herodes dan bertanya-tanya, siapakah Dia? Apakah Elia? Apakah Yohanes yang telah dipenggal kepala itu bangkit lagi? Ya....benar...Elia sudah datang. Yohanes sudah bangkit lagi. Bahwa suara kenabian tentang moral dan kebenaran tidak pernah akan mati dan terkubur; tetapi dia akan selalu bangkit dan bersuara lagi...dan bersuara lagi. Orang-orang beriman dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dengan meneladani sikap hidup Daud dan Yohanes Pembaptis. Dengan cara ini kita menghormati Tuhan.

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya itu di dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.


Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU