BUATLAH PILIHAN YANG TEPAT DI DALAM HIDUPMU!

 HARI MINGGU BIASA VI/TAHUN C/II,  13 Februari 2022

Yer. 17:5-8;  1Kor. 15:12.16-20;  Luk. 6:17.20-26


BUATLAH PILIHAN YANG TEPAT DI DALAM HIDUPMU!

Bacaan-bacaan yang ditampilkan pada hari Minggu Biasa VI hari ini mengajak kita para beriman untuk membuat sebuah keputusan yang tepat di dalam hidup ini, kita mesti memiliki suatu sikap yang menunjukkan integritas diri sebagai seorang beriman. Di hadapan kita ditawarkan pilihan: kutuk atau berkat (bacaan pertama); Kematian atau hidup (bacaan kedua); penderitaan atau kematian (bacaan injil)? Kenyataan ini di satu sisi, kita diberi kebebasan oleh Tuhan untuk secara pribadi melakukan keputusan dan melakukan pilihan dengan kehendak bebas, tanpa paksaan dari pihak mana pun. dan di sisi lain, kita harus dengan sadar dan bertanggung jawab untuk menanggung segala resiko dari sikap dan keputusan yang dilakukan itu. 

(Di era tahun 90-an tenar sebuah lagu dengan judul "Madu dan Racun: Madu di tangan kananmu, racun di tangan kirimu...aku tak tahu mana yang akan kau berikan padaku...)

Nabi Yeremia dengan sangat jelas memberikan pesan kenabiannya kepada bangsa Israel, tentu saja masih relevan bagi kita pada zaman ini. Jika orang merasa dirinya mampu dan kuat untuk melakukan apa saja di dalam hidupnya dan menjauhkan diri dari Tuhan bahkan tidak percaya akan kuasa Allah yang menyelimuti dirinya, maka dia sedang menuai KUTUK bagi dirinya dan seluruh perjalanan hidupnya. Ia akan mengalami hari-hari kekeringan, kemalangan dan kesepian, sebab hatinya telah menjauh dari Tuhan. Sedangkan orang-orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan kepada-Nya, hidupnya akan berbahagia, dia menuai BERKAT melimpah di dalam hidupnya, ibarat pohon yang ditanam di tepi air, akar-akarnya merambat ke mana-mana dengan segar dan subur, dan memberikan hasil buah tanpa hentinya. Hidupnya selalu dilimpahi rasa bahagia dan sukacita. Maka buatlah pilihan dan keputusan secara tepat (discerment) di dalam hidup ini.

Santu Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus mengedepankan dua kenyataan yang pasti dihadapi oleh semua manusia. Paulus sebagai seorang rasul, dia sudah berusaha untuk mewartakan kebenaran ini, bahwa Kristus yang telah menjelma menjadi manusia itu (inkarnasi), telah mengalami kematian seperti manusia, akan tetapi Dia sudah dibangkitkan dari kematian-Nya itu. Dengan demikian ada jaminan bahwa sesudah kematian, bagi seorang beriman, akan menerima kehidupan baru sebab ia turut dibangkitkan bersama Kristus itu. Rupanya umat di Korintus adalah manusia-manusia apatis dan tidak mau percaya, sehingga di antara mereka ada yang tidak percaya warta kebangkitan yang disampaikan oleh Paulus. Dasar pewartaan Paulus adalah Kristus sendiri. Jika Kristus yang telah mati demi manusia berdosa sudah dibangkitkan, maka semua orang yang percaya kepada-Nya pun turut dibangkitkan. Jika dia dibangkitkan maka kehidupan baru akan segera dimiliki. Sedangkan andaikata Kristus yang sudah wafat dan tidak dibangkitkan, maka orang-orang percaya pun tetap hidup di dalam dosa, sebab tidak dibangkitkan bersama Kristus. Nah, sekarang tinggal buat keputusan dan pilihan, 'percaya akan kebangkitan, atau menolaknya sehingga menerima kematian di dalam dosa?

                Berbahagialah kamu, jika demi Anak Manusia kamu dibenci......

Yesus dalam injil hari ini berbicara secara paradoksal mengenai kehidupan kekal. Momen Yesus menyampaikan ajaran ini setelah Dia bersama para rasul-Nya turun dari gunung dan sampai di tanah dataran ada banyak murid dan orang banyak sudah menunggu Dia. Yesus menyampaikan hal yang menantang mereka, agar mereka memiliki motivasi yang benar dalam hal mengikuti Dia. Yesus rupanya tahu isi hati mereka, datang mengerumuni Dia hanya sekedar untuk mengagumi segala keajaiban yang dikerjakan Yesus; ada juga yang datang dengan rasa nyaman bahwa kalau ikut Yesus tidak mungkin lapar sebab Yesus pasti akan kasih makan yang cukup, sehingga dia berpikir, daripada harus kerja, mendingan ikut Yesus dapat makan dengan mudah. Atau juga di antara mereka yang mengerumuni Yesus ini ada orang-orang yang 'berwajah ganda', muka belakang, hanya mau mencari kelemahan dan kesalahan Yesus. Oleh sebab itu Yesus tanpa tedeng aling-aling langsung membuat pernyataan-pernyataan yang menghentak hati para murid dan orang banyak itu. Bahwa orang miskin justru yang empunya Kerajaan Allah; itu sebuah kebahagiaan. Orang lapar, akan dipuaskan; itu membuat mereka berbahagia. Orang yang kini menangis akan tertawa, itu membahagiakan. Dan semakin menantang para pendengar ketika Yesus mengatakan bahwa barangsiapa yang karena Nama-Nya, ia dibenci, ditolak, dianiaya, dikucilkan, dicela...justru akan mengalami sukacita dan kegembiraan sebagai ganjaran di dalam surga. 

Yesus menyampaikan hal ini dengan penuh kesadaran bahwa para nabi dulu sebelum Dia sudah diperlakukan secara keji dan jahat; maka Yesus pun tahu bahwa pengalaman ini akan dialami-Nya juga: Dia dibenci, dicemooh, dihina, malah disiksa dan dianiaya dengan kejam. Kenapa itu terjadi? Sebab kata-kata Yesus sudah kena tepat sasar yakni kekerasan dosa dalam hati manusia. Akan tetapi Yesus tidak takut dan tidak berdiam diri. Sebab Yesus tahu sungguh akan besarnya kasih Allah kepada umat-Nya sehingga Dia harus berbicara tentang kebenaran. Pesan bagi para murid dan pendengar adalah Jangan takut bersaksi demi Yesus dan Kerajaan Allah jika ingin berbahagia.

Yesus tidak datang ke dunia untuk menjadi miskin, dibenci, bersedih hati dan menangis. Ia datang untuk menyatakan Kerajaan Allah kepada manusia yang telah jatuh ke dalam jurang dosa. Yesus juga tidak menyerukan agar orang-orang menjadi miskin, dibenci, ditolak, dianiaya, dan dihina. Sama sekali tidak. Bukan begitu! Yesus menawarkan kepada kita suatu pengalaman akan kasih Allah Bapa yang begitu besar sehingga tawaran-tawaran lainnya "yang menggiurkan" tidak akan melunturkan iman kita. Yesus menawarkan sebuah Kerajaan yang begitu agung dan indah sehingga kita akan dengan segala senang hati bersedia untuk bekerja keras demi kerajaan ini dan menyebarkan pesan tentang kerajaan ini kepada siapa saja yang kita jumpai dalam kehidupan di dunia ini. Dengan janji-janji sedemikian, mengapa kita masih ragu dan takut kepada panggilan Allah? Kini saatnya kita harus membuat keputusan dan pilihan yang tepat.

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita untuk membuat keputusan dan pilihan yang tepat sesuai dengan Sabda Tuhan sendiri dan menghayatinya di dalam hidup ini dengan baik dan benar.


Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

Komentar

  1. Mantap Pater. Menarik sekali..menjadi refleksi penting bagi saya untuk selalu diserment sebelum mengambil suatu keputusan atau tindakan. Thanks Pater

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU