BERAPA ROTI YANG ADA PADAMU?

 Renungan Hari Sabtu, 12 Februari 2022

Hari Biasa Pekan V (H)

1Raj. 12:26-32; 13:33-34;  Mrk. 8:1-10


Tuhan Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk berbela rasa dan peduli dengan nasib sesama yang kurang beruntung. Sebuah kenyataan yang menjadi contoh adalah memberikan makan kepada orang yang kelaparan. Ada banyak orang yang mengikuti Yesus sudah berhari-hari, tentu mereka kehabisan bekalnya. Yesus menaruh belaskasihan dan rumah mereka masih jauh. Tentu mereka akan rebah di jalan karena kelaparan. Namun momentum ini digunakan Yesus untuk mengajarkan sesuatu kepada para murid-Nya, yakni perlu memiliki kepekaan dan solidaritas dengan sesama. Hal yang lumrah biasa dikeluhkan oleh manusia adalah "kesulitan" yang dihadapi: masalah di manakah orang menjual makanan/roti? Apakah masih ada persediaan yang cukup buat mereka dan untuk kami? Siapakah mereka itu? dan masih banyak hal lain lagi yang sering dijadikan alasan dan persyaratan untuk membantu. 

Pertanyaan Yesus "Berapa roti yang ada padamu?" hendak menyadarkan para murid-Nya bahwa yang dibutuhkan pertama-tama bukan soal jumlah materi (roti) yang dimiliki, melainkan seberapa terbuka hati untuk menolong. Jika ada hati untuk menolong, maka kebutuhan yang diperlukan akan dipenuhi dengan banyak cara. Cara terampuh adalah meminta berkat dari Tuhan untuk menggandakan apa yang sudah ada pada kita. Tujuh roti merupakan simbol kekayaan hati kita yang bertalenta untuk menolong sesama. Jika dengan hati yang penuh rela membantu sesama, maka berkat melimpah atas kita dengan berbagai cara Tuhan berikan. 

Seringkali di dalam hidup ini banyak orang yang 'cemas' dengan dirinya sendiri: apa yang akan saya makan dan minum, apa yang akan dipakai, di mana tempat saya tinggal, dan banyak hal lain lagi. Ketika sudah dipenuhi dengan berbagai kecemasan itu, maka sikap hati untuk menolong menjadi tertutup dan jauh dari sikap solider itu. Sebab selalu merasa 'belum cukup' untuk diri sendiri.

Mari kita meminta Roh Kudus untuk mengasah kepekaan hati kita untuk menaruh belasaksihan dan solider dengan sesama yang berkekurangan, sebab dengan demikian kita sudah berpartisipasi dengan Tuhan untuk menyelamatkan banyak orang.

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU