ROH TUHAN ADA PADA-KU, OLEH SEBAB IA TELAH MENGURAPI AKU
Renungan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2022
Neh. 8:3-5a.6-7.9-11; 1Kor. 12:12-30; Luk. 1:1-4; 4:14-21
Bacaan-bacaan pada hari Minggu Biasa ketiga ini membentangkan dua kenyataan hidup yang biasa dihadapi oleh manusia. Ada penderitaan, ada sukacita. Ada masa pembuangan, ada masa pembebasan. Ada saat-saat sedih, ada pula saat-saat bergembira.
Kitab nabi Nehemia dalam bacaan pertama hari ini menceritakan kisah sesudah umat Israel dibebaskan dari tanah pembuangan. Tampillah Imam Ezra, seorang ahli kitab dan membacakan serta menjelaskan isi Kitab Taurat Allah yang menjadi sumber hidup bagi bangsa Israel. Mereka (umat Israel) diajak untuk bersuka cita dan jangan menangis sebab Tuhan adalah pelindungnya. Imam Ezra berkata, "Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis; dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa! Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita. Jangan kamu bersusah hati sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!"
Sabda Tuhan mengajak kita untuk segera bangkit dari keterpurukan, dari penindasan, dari penderitaan, dari kemalasan, dari kejahatan.... dan berbaliklah kepada sukacita dan kegembiraan sebagai anak-anak Allah yang tertebus. Seringkali kita minder karena melakukan kesalahan atau kekeliruan, lalu menjauhkan diri dari Gereja. Kemudian kita menjadi lupa bahwa Gereja sesungguhnya hadir untuk membawa sukacita bagi semua orang, sebagaimana Tuhan datang untuk membawa suka cita bagi semua manusia.
Penginjil Lukas menceritakan tentang kisah Yesus yang sudah mulai tampil di hadapan umum dan mewartakan karya keselamatan Allah. Sebelum secara intens Yesus bekerja di hadapan umum, Dia sempat pulang kampung, kembali ke Nazaret. Di sana Yesus memberikan wejangan dari Kitab Suci kepada orang-orang di kampung itu. Tentu ada yang merasa heran, kagum, namun tidak sedikit juga yang meragukan serta mempertanyakan keahlian Yesus di bidang Kitab Suci ini. Apakah benar pengetahuan-Nya tentang Kitab Suci? sehingga Dia berani mengajarkan kita demikian? Namun terhadap segala bentuk keraguan mereka dijawab oleh Yesus bahwa nubuat nabi Yesaya yang dibacakan-Nya itu merupakan pemenuhan nubuat atas Diri Yesus sendiri. "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia tellah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan pengelihatan bagi orang-orang buta; untuk membebaskan orang-orang tertindas untuk memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang." Pada saat mereka keheranan akan Sabda Tuhan itu, berkatalah Yesus bahwa inilah saat pemenuhann akan Diri-Nya sebagai Mesias, "Pada hari ini genaplah nas tadi sewaktu kamu mendengarnya."
Karunia Roh yang dicurahkan kepada Yesus telah meneguhkan seluruh karya-Nya untuk menyelamatkan manusia. Akan tetapi Yesus tahu bahwa suatu saat nanti Dia harus kembali kepada Bapa di surga. Oleh sebab itu Yesus membentuk komunitas para murid yang akan melanjutkan karya-Nya itu di dunia. Komunitas para murid itulah cikal bakal Gereja sampai dewasa ini. Kita semua yang telah dibaptis dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus itulah anggota Gereja Kristus dengan segala keunikannya.
Anggota Gereja yang memiliki hati yang sama dalam tampilan wajah berbeda itu (One Heart Many Faces) disebut oleh Santu Paulus dalam bacaan kedua melalui surat pertama kepada umat Korintus itu dengan Satu Tubuh. Ibarat satu tubuh yang sama dengan anggota yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan itu menghantar manusia untuk semakin mengasihi dan menghormati sesamanya sebagai saudara yang saling melengkapi satu sama lain. Gereja Kristus berada di dalam kesatuan yang utuh karena telah ditebus oleh Kristus yang sama. "Sebab kita semua, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh dan juga diberi minum dari satu Roh." Itulah wajah Gereja Katolik (Umum), tidak ada paham orang luar dan orang dalam, orang asli dan orang pendatang, tetapi kita selalu mengedepankan prinsip kesatuan dan persekutuan yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Sebagai anggota Gereja Kristus kita masing-masing memiliki karunia-karunia yang bervariasi dan berbeda-beda. Ada yang lebih, ada yang kurang; namun janganlah kelebihan itu menjadi alasan kita untuk bermegah dan merendahkan yang lain, dan janganlah kekurangan itu menjadi dasar kita merasa minder dan tidak berarti. Melainkan masing-masing kita slaing menaruh rasa hormat dan kepedulian untuk saling membahagiakan satu sama lain. Sebab memang kita memiliki karunia yang tidak sama. Perebdaan-perbedaan karunia itu sesungguhnya sudah ditetapkan oleh Allah. "Dan Allah telah menetapkan beberapa dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya Ia menetapkan juga: mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh."
Dalam kehidupan sebagai jemaat di dalam paroki, komunitas, dan kelompok masyarakat, hendaklah kita bergembira dan bersukacita dalam persekutuan ini, sebab kita hadir untuk saling membebaskan dan menyelamatkan satu sama lain. Kita menghargai perbedaan-perbedaan di antara kita, kita mempersembahkan kelebihan diri kita untuk melengkapi yang kurang pada sesama, sebab diapun akan melengkapi apa yang kurang pada diri kita. Kita dipanggil dalam keterbatasan kita, namun kita disempurnakan di dalam kebersamaan dan persekutuan kita.
Marilah kita senantiasa memohon Roh Kudus agar memampukan kita menghayati pesan Sabda-Nya ini di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Maksh byk ptr...mat mlm
BalasHapusTrmksh renungan yang memberi sukacita ini Pater
BalasHapusSelamt bhri minggu mksh banyak unk renungannya..Tuhan memberkati
BalasHapus