RAJA BERSUSAH HATI KARENA ANAKNYA
Renungan Hari Selasa, 01 Ferbuari 2022
Hari Biasa Pekan IV (Tahun Baru China: IMLEK)
2Sam.18:9-10.14b.24-25a.30-19:3; Mrk. 5:21-43
Hati seorang bapak selalu menunjukkan Kasih yang tiada taranya. Di dalam hatinya hanya belaskasihan dan pengampunan yang ada. Tidak ada balas dendam dan sukacita karena anaknya celaka bahkan mati. Itulah yang terjadi dengan Daud, sang raja. Adalah Absalom anak kandungnya yang dengan penuh ambisi mendurhakai ayahnya demi merebut kekuasaan untuk menjadi raja. Bagi Daud, tahta kerajaan adalah kehendak Tuhan, maka baginya tidak ada alasan untuk mempertahankannya dengan berperang atau harus berhadap-hadapan dengan anaknya secara frontal. Namun karena ambisi yang tidak terkontrol, justru Absalom menemui ajalnya dengan cara yang mengenaskan. Ia tersangkut pada dahan pohon tarbantin. Ini menjadi kesempatan emas bagi Yoab untuk membunuhnya. Yoab berpikir bahwa raja akan bersukacita karena kematian Absalom yang telah memusuhinya; sebaliknya raja bersedih dan menangis karena menyayangi anaknya, sekalipun dia sudah mendurhakainya. hati Daud sebagai ayah, begitu kaya dengan kasih dan pengampunan. "Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom."
Kasih Allah secara sempurna diwujudkan dalam diri Yesus, Putera Tunggal-Nya. Sekalipun Yesus didurhakai, ditolak, dianiaya dan dibunuh, Kasih dan pengampunan tetap diusung-Nya sebagai misi dasar ilahi. Selain Daud yang berhati mulia itu, ada pula Yairus, seorang kepala rumah ibadat, yang begitu menyayangi anaknya, sehingga ia bersedia bertekuk lutut kepada Yesus, ia meminta agar Yesus datang ke rumahnya guna menyembuhkan anak perempuannya yang sakit itu. Yairus adalah seorang pejabat, namun ia rela merendahkan dirinya demi keselamatan anaknya. Ia tidak peduli akan jabatan dan statusnya, yang ada di dalam hati dan pikirannya adalah keselamatan bagi anaknya.
Yesus sendiri menunjukkan kasih itu secara luar biasa. Wanita yang sakit pendarahan dibiarkan mengalami kuasa kasih dan pengampunan-Nya. "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah penyakitmu!" Sedangkan kepada kepala rumah ibadat itu, Yesus memberikan peneguhan agar dia tidak berubah pikiran untuk membatalkan Yesus ke rumahnya sebab ada berita bahwa anaknya sudah mati. "Jangan takut! Percaya saja!" Percaya adalah sikap penyerahan diri yang total kepada kuasa dan kekuatan yang ada pada pihak lain. Orang beriman mesti percaya kepada Tuhan yang diimaninya.Yairus seorang beriman. Berkat buah imannya itu maka anaknya pun disembuhkan dan dihidupkan oleh Yesus. "Talita kum! = Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"
Yesus membangkitkan anak Yairus, "Talita kum!"Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk membawa damai, sukacita dan pengampunan. Kita diajak untuk menjauhkan sikap benci dan balas dendam. Kita diajak utuk bersikap rendah hati agar dapat menyelamatkan sesama. Janganlah kita tergila-gila dengan jabatan dan status sosial kita (gila hormat), tetapi bersikaplah rendah hati supaya semaki banyak orang yang dibawa ke jalan keselamatan.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya dengan baik di dalam kehidupan sehari-hari.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Trmksh Pater
BalasHapusYo ptr ....maksh byk ut renunganx. Mat berlibur
BalasHapusAmin,,,makasih renunganya kk pater
BalasHapus